Chapter 4 : He Knows?

113 24 1
                                    

Nebula mendengus kesal dengan tangan yang mengetuk-ngetuk meja berkali-kali

Di hari minggu yang lagi-lagi bernuansa mendung ini. Nebula pada awalnya memutuskan untuk me time di sebuah restoran sekaligus melihat live action dari mimpinya dua minggu yang lalu.

Dirinya dengan sengaja datang empat puluh lima menit lebih awal agar bisa menikmati makanan yang tersaji dihadapannya terlebih dahulu. Tapi baru suapan ke lima, mood Nebula langsung hilang seketika.

Dan itu semua karena satu orang. Seseorang yang seharusnya Nebula hindari karena mimpi sialan itu.

Orion.

Pria itu dengan seenak jidat duduk di hadapannya, lalu memesan makanan dengan sangat santai tanpa peduli bahwa Nebula yang sudah memasang tatapan pembunuh yang super mematikan. Tatapan siren eyes yang dingin nan tajam milik Nebula itu tak pernah sedetikpun berpaling dari wajah blesteran pria dihadapannya ini.

"Jika kau memiliki kekuatan seperti Superman, pasti sekarang kepala ku sudah berlubang" Pada akhirnya Orion membuka suara setelah makanan pesanannya tersaji dengan rapi di meja kayu itu.

Nebula mendengus kesal "Aku juga berharap punya kekuatan seperti itu agar bisa membunuh orang sepertimu"

Orion dengan gampangnya mengabaikan ucapan Nebula, lalu mulai memakan steak tepat dihadapannya. Sedangkan Nebula sekarang malah menelantarkan spaghetti miliknya, matanya kini memandangi Orion yang lagi-lagi menggunakan setelan jas yang Nebula yakini berharga puluhan juta. Wajah tampan yang sangat tidak realistis, ditambah dengan tubuh kekar berbalut setelan mahal itu benar-benar membuat penampilan Orion sangat amat mencolok.

Manik hitam sekelam langit malam itu melirik ke arah penjuru restoran. Dan benar saja, hampir semua kaum hawa disini memandangi Orion dengan tatapan kagum serta memuja. Gadis itu bahkan dapat mendengar dengan jelas suara bisik-bisik yang ditunjukan kepada Orion. Tapi pria itu seakan tak mempedulikan dunia sekitar dan hanya fokus pada makanan dimeja saja.

Nebula lalu menyilangkan tangannya di depan dada. Mata hitam itu kembali menatap Orion yang masih saja memakan makanannya dengan gaya seperti seorang bangsawan. Cara duduk, memotong steak, menyuapkan daging itu ke mulut, bahkan meminum kopi dari cangkir. Semua itu terlihat sangat ber-etquette. Persis seperti seorang bangsawan yang sering Nebula lihat di film atau acara televisi lainnya. Semua gerakan pria dihadapannya ini terlihat sangat elegan dan kharismatik secara bersamaan.

Lagipula juga, untuk apa pria itu menggunakan table manner di restoran minimalis ini, kecuali jika pria itu sudah terbiasa melakukannya sedari kecil. Orion benar-benar sangat misterius dan aneh secara bersamaan.

"Aku tau aku tampan. Jadi berhentilah menatapku." Orion berucap sama persis dengan perkataan Nebula beberapa hari yang lalu tepat diatas rooftop sekolah

"Aku tidak menatapmu. Aku hanya sedang berpikir bagaimana caranya untuk mengusirmu dari hidupku. Karena itu benar-benar menganggu hari-hariku" ucapan Nebula kini berhasil membuat Orion terfokus kepadanya. Manik mata hazel itu memandangi Nebula dengan sangat dalam. Yang mana entah kenapa membuat Nebula sedikit merasa tak nyaman

"Itu tidak mungkin, karena dalam takdir, sangat jelas tertulis jika aku akan terus berada didalam hidup mu. Selamanya"

"Pesetan dengan takdir, disini akㅡ" Perkataan Nebula terhenti begitu saja karena sebuah suara hantaman super keras mengalihkan fokus gadis itu.

Sialan, gue kan jadi ketinggalan live actionnya. Nebula membatin sambil menatap ke arah luar jendela. Tepat ketengah jalan raya yang baru saja terjadi kecelakaan beruntun itu

IT WAS JUST A DREAMWhere stories live. Discover now