"Bagaimana keadaan Nebula? Apakah dia sudah sembuh?" Tanya Orion sesaat setelah pria dewasa itu melangkahkan kakinya memasuki rumah dua lantai tersebut. Di berikannya satu keranjang penuh buah-buahan kepada Lena yang tentu saja wanita itu terima dengan sangat bahagia.
"Panasnya sudah hilang, anak itu juga sudah mulai banyak tingkah. Jadi sepertinya besok senin dia bisa mulai berangkat sekolah."
Orion mengangguk paham. Manik mata hazel itu tanpa sadar melirik kearah lantai dua, tepat dimana kamar milik gadisnya itu berada.
"Kau boleh mengeceknya jika kau ingin." Ucapan itu seketika membuat Orion menatap Lena yang kini juga tengah menatapnya dengan senyuman manis "Putriku sejak pagi berada di kamar. Jika kau penasaran dengan keadaanya. Kau dapat melihatnya sendiri."
Merasa sudah mendapatkan lampu hijau. Pria itu segera undur diri dan dengan begitu semangat melangkahkan kakinya menuju ke kamar dimana gadisnya ini berada. Kaki panjangnya itu melangkah dengan begitu lebar nan penuh semangat, bahkan Orion langsung menaiki dua atau tiga anak tangga sekaligus agar cepat sampai tujuan.
Tok... Tok.... Tok...
"Nebula?"
Tok... Tok.... Tok....
"Nebula, bolehkah aku masuk?" Tanya Orion dengan suara yang sedikit keras. Untuk kali ini ia memang sengaja mengentuk pintu, tidak seperti kemarin-kemarin. Bukannya Orion tidak sopan, tapi kali ini dirinya yakin jika Nebula sudah sembuh total. Jadi ia tak ingin ambil resiko untuk masuk kedalam kamar milik gadisnya.
"Nebula?"
Tok... Tok.. Tok...
Masih tidak ada jawaban sama sekali. Dan karena sudah benar-benar tidak sabaran. Orion dengan pelan membuka pintu tersebut yang untungnya tidak terkunci. Tapi baru dua langkah kedalam, alis pria itu bertaut tajam saat tidak menemukan gadisnya di dalam ruangan ini.
"Nebula?"
Orion bingung setengah mati, padahal tadi Lena berkata jika Nebula berada di dalam kamar. Tapi kenapa kamar ini malah kosong seakan penghuni kamar ini sudah tidak ada di kamar sejak beberapa jam yang lalu. Hingga beberapa detik kemudian, manik mata hazel itu tanpa sengaja terfokus pada benang merah yang berada di jari kelingkingnya. Ia dengan begitu teliti menatap benang merah itu yang kini mengarah pada sebuah rak buku yang berada di langit-langit kamar. Rak buku tersebut menyatu dengan tembok bagian atas sehingga di kamar ini terdapat sebuah tangga kayu sederhana yang di gunakan untuk mengambil buku-buku tersebut.
Mungkin selama ini Orion berpikirkan jika kamar ini sudah penuh sehingga gadisnya memutuskan untuk membuat rak buku berada di atas dengan sebuah tangga kayu yang bisa digerakan kesana kemari—itu berguna agar semua jenis buku dapat di ambil dengan begitu mudah dari atas sana— Tapi sekarang berbeda. Lagipula, bagaimana mungkin benang merah ini mengarah kesana jika tidak tidak ada sesuatu di baliknya. Saat melihat hal ini, Orion langsung sadar akan sesuatu hingga membuat pria itu tersenyum dengan begitu lebarnya. Karena kamar ini ternyata memiliki sebuah ruang rahasia.
Dengan langkah yang pelan, Orion berjalan menuju ke tangga kayu minimalis itu dan bergerak untuk menaiki anak tangga itu satu persatu. Lalu, pada saat sampai di atas, Orion mencoba mendorong salah satu sisi kayu pada rak buku tersebut. Dan benar saja, sebuah pintu yang berkamuflase menjadi rak buku itu terbuka sedikit hingga Orion dapat melihat gadisnya yang ini tengah terduduk di dekat jendela dengan tangan yang tengah mencoret-coret sesuatu di buku. Gadis itu juga memakai sebuah headphone bluetooth di telinganya sehingga Orion paham kenapa gadis itu tak mendengarnya sama sekali.
Tangan besar itu mengeser pintu tersebut agar terbuka lebar sebelum masuk ke dalam loteng yang sudah di sulap sedemikian rupa sehingga berubah menjadi ruangan rahasia. Ruangan ini sungguh mengagumkan, jika saja Orion tidak melihat benang merah ini. Mungkin ia sudah beranggapan jika gadisnya sudah menghilang entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
IT WAS JUST A DREAM
FantasyMempunyai kemampuan untuk melihat masa depan bukan sesuatu yang Nebula inginkan. Kemampuan aneh ini terus saja muncul untuk menghantui dirinya di setiap malam Mungkin ia akan bahagia jika kemampuanya hanya menunjukan tentang kebahagiaan dan bukan ke...