Chapter 7 : The Truth

112 21 1
                                    

Kelopak mata itu mulai bergerak secara perlahan-lahan, sebelum beberapa detik kemudian terbuka dengan sangat pelan. Tapi mata itu langsung menutup kembali saat merasakan cahaya yang masuk ke mata itu benar-benar sangat amat menyilaukan. Bahkan kini, matanya mulai berair begitu saja.

Bau rumah sakit, batin gadis itu saat indra penciumannya menangkap aroma obat-obatan yang sudah ia hafal betul.

Gadis ituㅡNebula menghirup udara dengan berat sebelum mencoba membuka matanya kembali saat dirinya sudah merasa jika matanya dapat beradaptasi dengan cahaya yang menyilaukan ini.

Manik mata hitam sekelam malam itu kemudian bergerak ke berbagai arah, berusaha untuk memindai setiap sudut ruangan, hingga netra itu terhenti tepat pada satu titik dimana terdapat seorang pria yang tengah tertidur di sofa panjang yang berada di bawah jendela.

Nebula tau betul siapa pria itu.

Dia Orion.

Tapi apa yang di lakukan pria itu disini? Menjaganya? Yang benar saja. Memangnya Nebula siapanya Orion sampai pria itu harus menjaganya di rumah sakit seperti ini. Lagipula, Nebula tau jika pria itu sangat sibuk dengan pekerjaanya. Seharusnya Orion tidak perlu peduli dengannya sampai seperti ini. Mereka juga tidak ada hubungan apa-apa.

Tapi ngomong-ngomong. Diruangan ini, kenapa pasiennya hanya ada ia sendiri? Nebula juga baru sadar jika ruangan ini lebih luas dan mewah daripada ruang pasien yang biasanya Nebula lihat saat mengunjungi Mama-nya di rumah sakit. Jika begini, Nebula bisa menebak kalau ruangan ini adalah ruang VIP.

Benar-benar buang-buang uang saja. Padahal Nebula juga tak masalah jika harus berada di ruang perawatan biasa.

Mata Nebula lalu tanpa sengaja menatap kearah luar jendela yang menunjukan warna gelap pertanda jika malam hari telah tiba.

Jam dua dini hari, batinnya ketika mata itu melihat jam berwarna putih yang tertempel di dinding tepat di atas jendela itu.

Dan untuk beberapa detik. Nebula berusaha untuk mengerakan tubuhnya. Tapi kemudian ia merasa aneh saat tidak merasakan lemas sama sekali. Jika ia dirumah sakit, seharusnya tubuhnya lemas dan tidak bertenaga. Tapi kenapa ia merasa jika dirinya hanya terbangun dari tidur kesehariannya, sehingga Nebula dapat mengerakan tubuhnya kapanpun ia mau.

Ini sangat aneh.

Dengan perlahan, Nebula berusaha untuk bangun dari tidurnya menjadi posisi duduk. Berusaha selembut mungkin agar selang infus yang berada di tangan kirinya tidak berubah menjadi warna merah karena pergerakannya.

Dengan posisi yang sudah terduduk dengan tegak, Nebula mengusap wajahnya dengan kasar. Rasa sakit dileher serta kepalanya sudah menghilang dengan sempurna. Dan Nebula sekarang yakin seratus persen jika tubuhnya sudah dalam keadaan yang baik-baik saja

"Haus." Nebula berguman pelan sambil melirik kesana kemari guna mencari air. Hingga matanya tertuju pada gelas kaca yang berada di nakas sebelah kanannya. Tapi sialnya, letak gelas itu berada di ujung meja.

Gadis itu menghela nafas berat karena harus mencoba meraih gelas itu dengan hati-hati agar tangan kirinya yang diinfus tak bergerak terlalu banyak. Dengan sedikit kesusahan. Jari-jari itu berusaha mengapai gelas itu. Ia juga berusaha untuk tidak membuat suara agar Orion tidak terbangun dari tidurnya.

Dan dirinya berhasil. Tangan kanannya berhasil mendapatkan gelas itu dengan sempurna. Dan tanpa menunggu lebih lama lagi, Nebula langsung saja meminum air putih tersebut sebanyak yang ia bisa.

Tapi baru beberapa tegukan, Nebula langsung saja tersedak dengan hebat karena matanya tanpa sengaja melihat bayangan hitam itu. Lagi.

Bayangan hitam yang kini tengah berdiri di pintu yang tengahnya memiliki jendela transparan.

IT WAS JUST A DREAMWhere stories live. Discover now