Chapter 10 : The Red String

98 17 2
                                    

Nebula terus saja berusaha untuk mengabaikan benang merah itu. Bahkan saat Kenzo menjenguk dirinya hari ini. Pikirannya masih saja dipenuhi tentang benang merah itu. Sial, ini membuatnya merasa sangat canggung. Apalagi Nebula tau betul tentang dongeng benang merah ini.

Dongeng yang mengatakan jika ada dua orang yang saling terhubung oleh benang merah. Maka mereka akan ditakdirkan menjadi sepasang kekasih. Benang merah ini bisa melar atau kusut, tetapi tidak pernah putus. Hanya saja, benang merah yang berada di jari kelinking Nebula ini memiliki warna yang sedikit transparann. Tapi warna ini sedikit terlihat jelas daripada kemarin. Karena Nebula ingat betul, warna benang ini memang awalnya merah tapi terkesan transparan. Ia bahkan harus menfokuskan diri agar bisa menangkap kehadiran benang itu

Tapi sekarang. Nebula bahkan tak perlu menajamkan matanya lagi. Karena warna benang merah itu sudah lumayan terlihat jelas walaupun hanya dengan sekali lihat. Ia tak tau bagaimana bisa warna dari benang merah ini dapat berubah. Ini sungguh aneh

Tapi, apakah Orion juga bisa melihat benang merah ini seperti dirinya? Atau hanya dia saja?

Iya. Pasti hanya dia saja yang bisa melihat. Lagipula, Nebula sudah sangat terbiasa dengan hal yang diluar nalar ini semenjak ia kecil.

"Cal, nanti kamu pulang jam berapa?"

Nebula mengalihkan pandangannya dari jari kelingkingnya. Menatap wajah sahabat kecilnya ini dengan bingung "Nggak tau."

"Sama siapa pulangnya?" Tanya Kenzo hanya untuk berbasa-basi.

"Sam-"

"Dia akan pulang bersamaku nanti. Jadi kau tidak perlu khawatir."

Nebula serta Kenzo secara bersamaan menatap kearah seseorang yang baru saja memasuki ruang inap ini. Itu Orion, dengan badan pria itu yang berbalut setelan jas hitam. Pakaian itu jelas terlihat sangat amat mahal.

Orion melangkah pelan menghampiri kedua orang yang masih berada di posisi. Tapi pria itu tak dapat menyembunyikan raut wajah terkejut serta bahagia saat melihat benang merah yang menghubungkan antara ia dan Nebula kini memiliki warna merah yang semakin terlihat jelas. Ini adalah hal yang sangat membahagiakan bagi Orion.

Ikatan takdir ini memang tidak pernah salah. Mau sebaik apapun gadis itu menolak. Perasaan cinta pasti akan tubuh tanpa gadis itu sadari.

"Kenapa tiba-tiba kau tersenyum seperti orang gila?" Itu suara Kenzo. Laki-laki itu memandangi Orion dengan raut wajah super duper heran. Pria blesteran didepannya ini sangat aneh.

Orion terdiam. Pria dewasa itu tidak peduli dengan pertanyaan Kenzo barusan dan hanya menfokuskan diri kepada Nebula yang kini juga tengah menatapnya. Sekali lagi, Orion tersenyum dengan bahagia

Sires eyes milik Nebula masih sama seperti dulu. Hanya saja, mata itu sudah tidak memandanginya dengan emosi, kesal maupun benci. Siren eyes itu kini terlihat begitu damai dan menenangkan di hazel eyes milik Orion.

Ia tak tau apa yang terjadi dengan Nebula. Tapi ia bahagia karena gadisnya itu sepertinya sudah mulai membuka hati untuk dirinya.

"Merasa lebih baik?"

Nebula mengangguk pelan dengan mata yang masih menatap Orion. Hingga pria itu terduduk di sebelah kaki Nebula yang terbungkus oleh selimut rumah sakit. Sungguh, Nebula sangat tau betul jika pria blesteran bermata hazel itu memiliki rupa yang sangat tampan bak Malaikat. Tapi entah kenapa semenjak Nebula dapat melihat benang merah ini. Ia merasa jika pesona Orion bertambah berkali-kali lipat. Ini sangat amat tidak aman bagi dirinya.

Sial, ini sangat bahaya bagi jantungnya

"Aku ikut buat nganterin kamu boleh nggak Cal?" Tanya Kenzo begitu saja.

IT WAS JUST A DREAMOnde histórias criam vida. Descubra agora