Part 21

7.8K 770 18
                                    

Selamat membaca 👀







































"Shan, apa yang buat kamu bawa gracia kabur dari kami?" Tanya bu melody

Saat ini gracia sedang berada dipelukan shani bersama bu melody dan anin di ruang tamu. Keempatnya sedang membicarakan shani yang membawa kabur gracia dari Melody, kinan dan ve.

"Bukan onty yang ajak aku kabur. Tapi aku sendiri yang minta onty buat ajak aku pergi dari kalian. Karena aku gak mau ikut sama kalian. Aku gak mau jauh dari onty shani!" Jawab gracia yang mengambil alih jawaban dari pertanyaan melody

"Gracia, dengar saya baik-baik ya. Saya, om kinan dan bubi ve hanya ingin mengetahui kebenarannya saja. Kami tidak akan menjauhkan kamu dari onty shani. Tidak akan gracia" Ucap melody lembut dan mencoba meyakinkan gracia

Gracia pun langsung mendongak untuk menatap shani. Dan shani mengerti dengan tatapan gracia padanya.

"Bagaimana saya dan gracia bisa mempercayai ucapan ibu barusan?"

Bu melody tersenyum ke arah shani, karena tebakannya benar kalau shani pasti akan bertanya seperti itu.

"Shan, apa selama ini saya pernah mengingkari janji saya ke kamu?"

Shani yang paham langsung menggelengkan kepala.

"Kalau begitu, percayalah. Saya tidak akan menjauhkan kamu dari gracia setelah kebenaran itu terungkap"

"Lalu, bagaiamana dengan pak kinan dan bubi ve? Apa mereka akan berjanji seperti ibu?"

Bu melody pun mengangguk tanpa ragu ke arah shani.

"Sebelumnya, saya, kinan dan ve sudah sepakat mengenai hal ini. Kalau kami bertiga tidak akan memisahkan kamu dari gracia"

Mendengar hal itu, gracia langsung 🔍 ke shani.

"Kamu mau ya ikut bu melody ke rumah sakit?"

"Iya, aku mau. Asalkan onty dan kak anin juga ikut. Gpp kan bu melody kalo onty shani dan kak anin ikut ke rumah sakit?"

Karena demi kelancaran test DNA antara gracia dan kinan. Melody pun menyetujui permintaan gracia.

Setelahnya mereka segera bergegas ke rumah sakit. Kinan dan ve yang sudah dihubungi oleh melody juga langsung menyusul.

Di rumah sakit

Kinan dan gracia sudah melakukan test DNA. Dan mereka hanya tinggal menunggu hasilnya sekitar 2 minggu lagi.

"Karena hasilnya masih 2 minggu lagi. Saya mau gracia tinggal bersama dengan saya" Ucap Kinan, tapi langsung ditolak mentah-mentah oleh gracia

"Enggak. Aku gak mau. Aku maunya sama onty shani!" Gracia menatap kinan takut seperti seorang penjahat

"Gracia, kamu itu anak papa. Sudah seharusnya kamu tinggal sama papa" Kinan mencoba memaksa gracia yang berujung membuat gracia semakin takut dan menangis

Melody yang melihat sikap sang adik seperti itu pun langsung turun tangan.

"Kinan, kamu gak perlu memaksa gracia seperti itu. Lihat, dia sampai ketakutan" Omel Melody

"Maaf kak, tapi aku... "

"Please Kinan, biarkan gracia bersama dengan shani. Atau kamu sama sekali tidak akan pernah bertemu dengannya" Ancam Melody yang membuat Kinan langsung bungkam

Gracia yang berada dipelukan shani langsung dibawanya pergi oleh Melody bersama yang lain kecuali Kinan.

Kinan yang tak bisa melawan sang kakak pun akhirnya menuruti apa yang Melody katakan tadi.

Kini mereka sudah berada diparkiran rumah sakit.

"Ve, kamu tolong antar mereka pulang ya. Saya dan Kinan masih ada urusan yang lain" Perintah Melody yang diangguki oleh Ve

"Iya kak, Hati-hati di jalan ya"

Melody mengangguk dan segera menyusul Kinan yang masih berada di dalam rumah sakit.

Setelah kepergian Melody, Ve juga mengajak ketiga gadis itu untuk diantarkan pulang ke rumah masing-masing.

"Bubi" Panggil gracia yang berada di jok belakang bersama dengan shani

"Ya sayang??" Jawab Ve sambil melihat gracia dari kaca mobil yang ada di tengah

Mata gracia yang bertemu dengan mata Ve pun tersenyum.

Cup!

Tanpa Ve duga ternyata gracia mencium pipinya.

"Makasih ya Bubi udah mau anter gege, onty dan kak anin pulang. Gege sayang Bubi" Di peluknya veranda oleh gracia dari belakang. Membuat Ve tidak bisa berkata apa-apa selain merasa senang dan haru karena sikap gracia

"I-iya sayang, Sama-sama" Balas Ve

Shani dan anin yang hanya diam dan memandang pemandangan di depan mereka pun ikut senang dan tersenyum.

Ge, kalau benar kamu anak kak Ve. Itu artinya kamu benar-benar sangat beruntung memiliki ibu seperti dia. Batin shani

***

Malam ini gracia tidur lebih awal karena gadis itu merasa lelah. Sementara shani masih terjaga sambil memandangi wajah cantik gracia dan sibuk dengan pikiran-pikiran yang membuatnya overthinking.

Entah kenapa aku tidak yakin dengan hubungan ini. Hubungan yang jelas-jelas tidak akan bisa diterima oleh siapapun.

Apa sebaiknya aku mengakhiri hubungan ini sebelum semuanya semakin jauh?

Huft... Maafkan aku, gracia. Maaf jika suatu saat nanti aku membuat mu kecewa dan sampai membenciku.

Setelah sibuk dengan overthinking nya. Shani mencoba memejamkan mata untuk menyusul gracia ke alam mimpi.

Keesokan paginya...

Gracia bangun lebih dulu dari pada shani, dan kali ini ganti gracia yang memandangi wajah cantik shani yang masih tertidur pulas.

Onty, aku sayang banget sama onty shani. Aku juga cinta sama onty shani. Onty adalah cinta pertamaku. Aku ingin selalu bersama onty shani. Bahkan aku juga ingin menikah dengan onty. I love you, onty!

Cup!

Satu kecupan manis mendarat sempurna di bibir shani dari gracia. Tanpa membuat sang empunya bibir terusik dari tidurnya.

Gracia tersenyum dan kembali memandangi wajah cantik shani tanpa ada rasa bosan. Bahkan gracia rela memandangi nya sampai shani benar-benar terbangun.

Onty, I love you! Where stories live. Discover now