Bagian 8

1.9K 133 10
                                    





































"Kenapa gak bilang-bilang sama mas? Mas kelimpungan nyari kamu dek." Jeongwoo mengelus lembut punggung pemuda yang ada di dekapannya sekarang.

Tadi, waktu jeongwoo sampai di kamar rupanya haruto gak ada disana, jeongwoo mutar arah lagi keluar dari kamar buat nanya sama minji. Tapi sebelum sampai di pintu utama penginapan, jeongwoo di buat kaget sama haruto yang jalan lesu sambil megangin perut ke arah penginapan.

"Tadi aku mau manggil mas tapi mas nya lagi bicara sama Jake, aku gak mau ganggu." Haruto mengusak pelan kepalanya di dada jeongwoo, mencari kehangatan.

"Gak papa, ganggu aja. Dari pada kamu kaya gini, mas khawatir haru." Jeongwoo semakin erat mendekap tubuh kurus si manis.

"hm.. maafin aku ya mas jeo, janji gak ulangin lagi." Haruto menyodorkan jari kelingkingnya ke arah jeongwoo. Jeongwoo senyum gemas dan menautakan jarinya pada jari haruto.

"Tidur ya? Mas peluk sini." Jeongwoo merebahkan diri mereka di atas kasur, menarik selimut untuk menutupi tubuh ke duanya.

"Gimana perutnya masih masih?." Jeongwoo mengelus lembut perut haruto.

Haruto menggeleng, mengambil tangan jeongwoo yang mengelus perutnya tadi lantas ia taruh tangan pemuda Tan itu untuk memeluk pinggang rampingnya.

"Peluk aja..."

"Iya peluk aja, tidur ya sayang."

Cup!

Kecupan manis di kening untuk orang manis pula sebagai pengantar tidur.

Jeongwoo mengamati wajah damai haruto saat si manis memejamkan mata cantiknya. Dan matanya turun ke arah leher pemuda putih itu, ada kalung yang melingkar disana.

Jeongwoo tidak suka melihat bentuk kalungnya yang seperti kalung kuno. Tangannya dengan pelan bergerak melepas ikatan kalung itu dari leher jenjang haruto.

Saat kalung itu terlepas, jeongwoo di buat sedikit bingung dengan bekas di leher Haruto. Bukan, bukan tanda-tanda cinta yang biasa ia buat di sana, tapi seperti bekas lilitan tali. Bahkan jika di ingat-ingat lagi kalung tadi tidak melingkar dengan erat, lalu kenapa bekasnya seolah kalung itu ketat?

Jeongwoo mengusap bekas itu pelan, tanpa tau kegiatannya mengganggu tidur si manis.

"eung.. mas pengen gigit? Gigit sini.." dengan setengah sadar haruto menarik kepala jeongwoo ke arah lehernya hingga bibir tipis si dokter menempel pada permukaan halus itu.

Jeongwoo tidak berniat begitu sih, tapi di kasih jalan kenapa nolak?

Merengkuh pelan pinggang haruto, bibirnya bekerja menyesap kulit halus itu. Di gigit sedikit, dia emut, lalu di jilat. Ini bukan Oreo, ini lebih enak dari itu.

Jeongwoo menjauhkan wajahnya guna melihat bekas itu, bekasnya cantik. Jeongwoo tergoda ingin berkarya lagi. Tapi di urungkan, ingin membiarkan si manis beristirahat dengan tenang.

Karna posisi yang sangat nyaman ini jeongwoo jadi tergoda ingin terlelap juga, padahal masih jam 11. Tapi tak apalah, hantam saja.























"Kasian mereka, kita cari yang lain aja ya?."

"Mereka? Siapa bilang mereka? Kita cuman butuh satu."














































Have Fun  - JeongharuWhere stories live. Discover now