Bagian 10

1.8K 127 28
                                    

Bold is Thailand language.








































"Jaketmu pakenya yang bener." Jeongwoo mengeratkan jaket yang membaluti tubuh ramping haruto.

Mereka akan naik mobil milik Jake untuk ke pasar tradisional yang lumayan jauh dari sini.

"Nanti disana aku boleh makan jajanan tradisional kan mas?." Tanya haruto semangat, dia tak sabar ingin mencoba berbagai macam jajanan Thailand disana.

Jeongwoo berdehem, "tapi ingat, apapun itu kamu harus ada izin sama mas dulu." Tekan jeongwoo. Haruto memberi gestur hormat lalu mengecup kilat pipi suaminya.

"Udah siap?." Minji datang bersamaan dengan Jake.

"Hm! Ayyo!!." Haruto menarik lengan minji untuk jalan lebih dulu menuju mobil.

Sementara Jeongwoo menyusul dari belakang bersama Jake,

"Pagi bang." Sapa Jake.

"Pagi juga, cupu?." Canda jeongwoo.

Jake mendecak,

"Ck! Jangan gitu lah bang, gua lagi nyiapin niat nih buat ngutarain kaya yang Lo bilang." Kesal Jake.

Jeongwoo terkekeh, menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Jake. "Ayo semangat, kamu bisa." Katanya, lalu berjalan lebih dulu mengejar kucingnya.

Jake termangu sebentar, "maaf bang." Cicitnya.

Lokasi pasar tradisional itu seperti berada diantara satu pulau dan pulau lainnya, bisa di bilang di apit dua daerah. Karna kadang desa tetangga juga melakukan interaksi jual-beli di pasar ini, menyebabkan pasar begitu ramai.

Namun, bukan berarti pasar tersebut akan sesak karna ramainya. Tidak terlalu, setidaknya mereka masih bisa bergerak leluasa disana.

"Mas! Rame banget whoa!." Haruto begitu turun mobil langsung excited melihat suasana pasar yang ramai juga berbagai macam makanan disana.

"Haruto tunggu mas, sayang." Jeongwoo menyandang tas selempang milik Haruto lalu menutup mobil Jake tersebut.

Merengkuh pinggang si manis yang membuat haruto merengut kesal,

Haruto menatap jeongwoo memohon, ia tidak mau di rengkuh, nanti kegiatannya terbatasi.

"No.. nanti kamu larinya kemana-mana." Tegas jeongwoo.

Pria berkaos hitam itu kekeuh tetap menyangga satu lengannya pada pinggang ramping si manis.

" Gak mas.. adek gak akan nakal serius~ tapi jangan di giniin." Melas Haruto menunjuk lengan jeongwoo di pinggang nya.

"Oh, gak suka mas peluk?."

"No no! Tapi.. ish! Mas jeo pwiss.."

Mata haruto berkaca-kaca akan menangis. Jeongwoo paham sebenarnya, haruto itu jarang keluar rumah, masa muda ia habiskan di panti asuhan, lalu saat sudah menikah pun ia habiskan waktu dirumah untuk mengurusi jeongwoo dan rumah mereka.

Sebab itu, liburan saat ini begitu berarti bagi haruto apalagi saat tau dirinya mengandung, kebahagiaan anak itu jadi berkali-kali lipat.

"Fine! Tapi jangan lepas genggaman tangan saya." Peringat jeongwoo, tangannya kini beralih menggenggam erat tangan mulus si manis.

Haruto seketika cerah kembali, "ayyo!!." Dirinya menarik jeongwoo memasuki pasar tersebut.

Sementara minji dan Jake barusaja keluar dari mobil,

Have Fun  - JeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang