Bagian 13

1.6K 131 10
                                    



































Sunyi, hampa, dan minim penerangan.

Seperti itulah penampakan desa ini sekarang,

Jeongwoo tidak tau Jake membawanya ke sudut mana hingga dirinya sedikit kejauhan menuju tempat itu.

Ya, tempat itu. Kuil itu,

Manusia-manusia gila itu pasti berkumpul disana, bersama istri dan anaknya.

Strategisnya, kuil itu berdiri kokoh di tengah-tengah desa ini.

Sekelilingnya gelap gulita membuat jeongwoo hampir frustasi mencari istrinya, tapi kemudian dari kejauhan jeongwoo bisa melihat sebuah api unggun yang besar. Api unggun di tengah-tengah desa ini, di sekitaran kuil itu.

Jeongwoo berlari kearah sana, dirinya harus kuat walau memar-memar menghiasi wajah dan tubuhnya.

Srak


Srak



Srak



Langkah kaki jeongwoo begitu terdengar karna keadaanya yang sangat sunyi,

Jeongwoo terus berlari, walau bisikan bisikan aneh berlalu lalang melewati telinga pemuda serigala itu.





























Haruto di buat posisi berbaring diatas meja kayu yang panjang, tubuh bagian atas pemuda itu di ikat dengan kain putih.

Pemuda manis itu masih belum sadar dari pingsannya,

Kemudian, datang wanita tua tadi, mari, sebut saja Sourin.

Wanita cantik itu berdiri di samping kepala haruto, tangannya terangkat guna mengelus kulit lembut pipi haruto.

Kemudian senyum lebar merekah dari bibir tipisnya.

"Dia cantik, tetua pasti lebih suka."

Kemudian wanita itu undur diri dari sana dan selanjutnya memberi kode melalui mata pada minji untuk menggantikan tempatnya.

Minji, gadis cantik itu mengangguk, gadis dengan balutan dress se-lutut berwarna putih polos itu kemudian mengambil tegak di samping tubuh haruto.

Dirinya yang sejak awal memang memegang sebuah buku itu-

Ingatkah kalian tentang buku yang haruto lihat saat pertama kali datang ke kuil ini? Ya, itu buku yang minji pegang sekarang.

Kemakmuran.


Begitu tulisan di depan buku itu, namun dengan bahasa Thailand.



ความเจริญรุ่งเรือง

Begitulah lebih spesifiknya, dirinya membuka buku itu di bagian tengah, terdapat gambar bintang dengan bulan penuh di tengahnya.

Berwarna merah darah, atau sepertinya warna itu dari darah sungguhan.

"Lepas celananya, kita harus mengganti warna gambar itu dengan pewarna yang baru."

Beberapa wanita di sana maju dan melepas bawahan haruto, lelaki itu kini hanya mengenakan kemeja panjang yang menutupi hingga paha pemuda itu.

Setelahnya, terdengar suara-suara nyanyian dari warga-warga disana,

Suara-suara Geraman yang entah darimana yang tiba-tiba terdengar memenuhi area kuil itu,

Angin berhembus dengan kencang membuat kobaran api unggun itu menjadi lebih besar.

Have Fun  - JeongharuWhere stories live. Discover now