Bagian 15

1.8K 141 12
                                    


































Satu tahun yang lalu.

Haruto duduk dengan kaku, pria dengan tatapan tajam di depannya ini berhasil membuat si manis terus-menerus menunduk.

Kedua tangan putih si manis mengepal di atas pahanya, dirinya sangat gugup.

Bagaimana tidak, bayangkan kau di lamar seseorang saat tengah asik bermain seluncuran di taman depan rumah mu.

Haruto sedang bermain seluncuran di taman kecil yang terletak di halaman panti nya. Lalu tiba-tiba datang pria dewasa menghampirinya, mengeluarkan cincin dari saku celana lalu melamar Haruto.

Haruto like- what?

"Maaf ya, cara saya tadi bodoh sekali." Sesal pria itu, dirinya menggaruk tengkuk yang tak gatal.

Haruto hanya diam menunduk, saat ini mereka di ruang tamu yang terletak di dalam panti asuhan.

Lalu seorang wanita datang dengan dua gelas, yang satu berisi susu coklat Milo yang satu lagi teh.

"Haru, kamu jangan nunduk terus gak sopan sayang."

Mendengar titah ibu pantinya, haruto kemudian mengangkat kepalanya dengan pelan, namun dirinya masih tidak berani menatap pria didepannya.

Rose tersenyum hangat, kemudian mengambil duduk disamping haruto.

Tangan wanita cantik itu tergerak mengelus lembut Surai haruto.

"Kamu gak ingat kakak ini? Dia baik banget loh."

Haruto menoleh pada rose dengan dahi berkerut yang sialnya sangat lucu di mata park Jeongwoo.

"Siapa bun?."

"Coba liat dulu gih siapa tau langsung inget."

Dengan ragu, haruto mendongak menaruh pandangan pada pemuda di depannya dan-

"eoh, pak dokter baik!." Girang haruto.

Dia sangat ingat bahwa pemuda berbahu lebar di depannya ini pernah menyelamatkan nyawa bunda pantinya yang sekarat.

Jeongwoo menggigit bibir dalamnya saat melihat air muka terkejut haruto yang sialnya lagi begitu manis.

"Halo Watanabe haruto, saya Park Jeongwoo." Sapa jeongwoo sambil tersenyum tampan.

Haruto tertegun melihat senyum si pria didepannya, kenapa sangat- Tampan?.

Haruto dengan cepat menggeleng, merasa bahwa pikirannya tak sopan.

Kemudian dia teringat lagi,

Orang ini melamar dirinya tadi.

Melamar berarti menikahi.

Dirinya akan menikah?

Menikah?

Wah dia saja masih tak bisa lepas dari minum susu Milo dan bermain seluncuran, lalu kenapa bapak-bapak ini berpikir untuk menikahinya?

Di luar dugaan.

"Apa kamu serius ingin mengambil haruto sepenuhnya? Sudah di bicarakan dengan orang tua mu?." Suara rose memecah keheningan.

Haruto diam-diam mengangguk membenarkan.

Jeongwoo dengan tegap menjawab, "sudah buk, mereka akan-

"Permisi..."

Semua menoleh ke sumber suara, ada sepasang suami istri di depan pintu.

"Itu mereka sudah datang."

Haruto tambah khawatir sekarang, suasana ini sangat asing baginya.

Have Fun  - JeongharuWhere stories live. Discover now