ENAM

731 85 3
                                    

Ada sesuatu yang berubah belakangan ini. Sedikit banyak mampu membuat beberapa orang penasaran.

Lan Wangji.

Pagi hari, ia akan datang mengantar Wei Wuxian pergi bekerja. Dan sore hari datang menjemputnya. Ini sudah berlangsung empat minggu!

Saat Wen Ning bertanya apakah keduanya berkencan, dengan tegas pria Wei itu menjawab tidak.

Mungkin hanya Wei Wuxian yang beranggapan demikian. Berbeda dengan Lan Wangji.

Ini adalah cara Tuan Muda Lan meruntuhkan tembok yang disebut 'pertemanan' diantara mereka.

Berteman?

Yang benar saja!

"Wangji, kau mendengarkanku?"

Lamunannya buyar kala mendapat tepukan ringan dipundak yang dilakukan oleh Wei Wuxian.

"Maaf,bisa kau ulangi?"

"Aku tadi bilang akan mampir ke minimarket untuk berbelanja dan menyuruhmu menurunkanku di perempatan jalan nanti"

"Tidak perlu, aku akan mengantarkanmu sampai tujuan. Ayo masuk"

Lan Wangji membukakan pintu mobil untuk Wei Wuxian. Setelah itu baru dirinya mengikuti dan duduk dikursi kemudi.

Sepuluh menit kemudian mereka tiba ditempat yang Wei Wuxian maksud.
Pria Wei itu memintanya untuk menunggunya didalam mobil sementara dia hanya pergi sebentar.

Tak berselang lama, Wei Wuxian datang dengan seplastik kecil belanjaan.

Itu hanya berisi tiga mie instan dan dua bungkus roti.

"Hanya itu?"

"Ah, iya"

Sebenarnya Wei Wuxian tidak ingin Lan Wangji melihat ini. Ia takut terlihat menyedihkan dihadapannya.

"Kita makan malam dimana kali ini?"

"Ya? Tidak perlu. Kita bisa langsung pulang"

"Lagi?"

"Apa?"

"Kau menolakku ajakanku lagi. Ini sudah ketiga kalinya"

"Jujur saja Wangji. Aku merasa tidak nyaman. Bukan denganmu. Tapi dengan tatapan orang-orang yang melihat kita tiap kali datang ke berbagai restoran. Jadi tidak perlu repot-repot mengajakku makan malam apalagi hanya berdua"

"Kalau begitu kita ketempatku. Tidak ada orang lain disana"

"Apa?"

Tanpa menunggu persetujuan Wei Wuxian, Lan Wangji segera memutar arah ke apartemennya.




Bangunan itu menjulang tinggi. Wei Wuxian terus melirik angka di samping pintu lift yang terus merangkak naik. Sampai tiba dilantai limabelas saat bunyi 'ting' terdengar.

Sesampainya disana, Lan Wangji segera berjalan kedapur dan menggeledah isi kulkas. Menyiapkan beberapa bahan makanan untuk diolah.

"Kau mau mandi?"tanya Lan Wangji saat melihat Wei Wuxian terus berdiri mematung tak jauh darinya.

"Ah. Aku tidak punya baju ganti. Nanti saja dirumah"

"Kau bisa meminjam milikku. Sebentar"

Seketika Lan Wangji menghilang dari balik pintu yang Wei Wuxian duga sebagai kamar pria itu. Tak butuh waktu lama Lan Wangji kembali dan menyerahkan sebuah kemeja putih.

"Kurasa celanaku terlalu besar untuk kau pakai, apa kau tidak apa-apa menggunakan celana milikmu sendiri?"

"Tidak apa-apa. Dimana kamar mandinya?"

Between UsWhere stories live. Discover now