TUJUH

688 77 2
                                    

Wei Wuxian membuka mata dengan perasaan berkecamuk dihatinya. Ia tidak ingat berapa sesi percintaan yang telah mereka lewati semalam. Tapi kini dirinya mengerti maksud Jiang Cheng yang mengatakan bahwa seorang Lan begitu luar biasa dari segi manapun.

Terbukti, hanya untuk sekedar mengubah posisinya menjadi setengah duduk saja ia sangat kesulitan. Tubuhnya terasa remuk redam.

Sisi tempat tidurnya kosong. Lan Wangji mungkin sudah berangkat ke kantornya.

Saat berusaha bangun, Wei Wuxian seolah tidak bisa merasakan kedua kakinya. Ia hampir saja terjerembab ke karpet sebelum sebuah lengan kekar menangkapnya.

"Wei Ying!"

Lan Wangji terlihat tampan menggunakan setelan baju santai babyblue yang melekat ditubuhnya.

Tunggu dulu!

"Kau..kau tadi memanggilku apa?"

"Hm? Wei Ying ? Ada yang salah?"

"Da-dari mana kau tahu nama itu!"

"Bukankah semalam kau yang memberitahukannya padaku?"

"Kenapa kau begitu bodoh!" Ucapnya lirih

"Kau mengatakan sesuatu?"

"Ah tidak Lan Zhan. Aku..apa? Siapa Lan Zhan?"

Lan Wangji berjongkok didepan Wei Wuxian sembari mengelus kedua pipinya.

"Itu namaku. Nama yang diberikan ibukku saat aku lahir"

"Wangji, aku-"

"Panggil namaku dengan benar"

"Hah. Baiklah-baiklah. Lan Zhan..apa..apakah kita..kita.."

"Mn"

"Ka-kau meng-menggunakan pengaman?"

"Tidak"

'Habislah sudah kau Wei Wuxian! Ia berharap jika benih Lan Wangji tidak tumbuh-'

"Kemungkinan terjadinya kehamilan sangat besar. Kita harus bersiap untuk itu"

"Ap-apa maksudmu Lan Zhan! Haha.. aku ini seorang Beta. Tidak mungkin bisa menggandung! Aku hanya ingin mengatakan seks bebas sangat beresiko menjadi penyakit jika tidak menggunakan kondom!"

Terkutuklah ucapan vulgar Wei Wuxian.

"Berhentilah berbohong Wei Ying. Aku tahu kau seorang Omega. Pheromone mu menguar begitu kuat disela percintaan kita"

Lan Wangji sudah tahu. Mau tidak mau di harus mengatakan yang sebenarnya.

"Hah...baik. Aku akan jujur padamu. Ya benar! Aku adalah seorang  Omega. Tapi dengan tipe resesif. Itu artinya kecil kemungkinan untuk mendapatkan anak. Ditambah masa Heat-ku yang berantakan. Aku tidak ingin kau kecewa Lan Zhan"

"Aku bersedia menerima semua kekurangan yang kau miliki. Apapun itu. Aku tahu kau juga menyukaiku"

Skak Mat!

Perasaan Wei Wuxian berhasil terbaca Lan Wangji.

"Ya. Ya! Aku mengaku! Aku sangat menyukaimu! Mencintaimu! Begitu mendambamu! Dan ingin menghabiskan seluruh hidupku bersamamu! Aku sudah seperti orang gila Lan Zhan!"

Lan Wangji memeluknya erat. Seakan tidak ingin melepaskan. Dirinya begitu bahagia mendengar jawaban Wei Wuxian.

"Kita harus segera mempersiapkan acara pernikahan. Sebelum anak kita mulai tumbuh diperutmu"

"Lan Zhan. Jangan terlalu berharap.. Kemungkinan itu sangat tipis"

"Maka aku akan berusaha keras untuk mewujudkannya"

"Hentikan. Karena ulahmu, aku jadi tidak bisa pergi bekerja! Aku bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhku tanpa rasa sakit!"

"Maafkan aku"

"Berhenti minta maaf"

"Ah baik. Maaf"

"Lan Zhan!"



Duduk merenung sambil melihat gunung adalah kegiatan sehari-hari Jiang Cheng sekarang. Demi menjaga kesehatan dan keselamatan calon cucu pertama keluarga Lan, Jiang Cheng diboyong ke kediaman utama. Yun Shen Bu Zhi Cu, begitulah mereka menyebutnya. Rumah dengan tiga ribu aturan ketat didalamnya.

Mungkin tidak bisa disebut rumah jika seluruh bagian pengunungan ini adalah milik mereka. Masing-masing anggota bahkan memiliki wilayah masing-masing.

Saat ini ia tinggal di paviliun khusus milik Lan Xichen. Disana hanya ada mereka berdua, sedangkan para pelayan akan datang di jam tertentu untuk melakukan pekerjaannya.

"Huan, kau masih sibuk?" tanya Jiang Cheng memandang Lan Xichen yang tengah berkutat dengan berkas-berkas penting di sudut ruangan.

"Apa kau menginginkan sesuatu?"

"Aku hanya sedikit merasa bosan. Ah! Apakah Wei Wuxian bisa kau ajak kesini untuk menginap beberapa hari?"

"Adik Wei? Tentu saja. Aku akan meminta Wangji mengantarnya"

"Tunggu-tunggu! Tidak, lupakan saja tentang apa yang baru saja kukatakan. Aku berubah pikiran"

Lan Xichen meletakkan kacamata yang dipakainya dan berjalan mendekati Jiang Cheng.

"Kenapa? Apa ini soal paman?"

"Ah..itu..kukira nanti akan ada kecanggungan yang terjadi jika dia berada disini. Jadi.. lupakan saja..oke?"

"Kau yakin?"

Jiang Cheng terdiam.

"Sayang?"

"Ahhhhhh.... Baiklah baiklah.. minta Wei Wuxian kemari! Akan ku cukur jenggot pak tua itu jika dia berani macam-macam!"

Lan Xichen berusaha menahan tawa. Kemudian memeluk sang Omega .

"Asalkan kau bahagia aku akan melakukan apapun. Sekalipun harus berkelahi dengan para tetua"

"Jangan berlebihan. Aku tidak ingin anakku memiliki masa depan yang suram karena tindakan sembrono ayahnya"

"Aku hanya bercanda"










Deringan telpon menghentikan kegiatan sarapan mereka yang terlambat. Karena tidak bisa bergerak dengan mudah, Lan Wangji memutuskan membawa makanan kedalam kamar.

"Xiongzhang?"

"Wangji, bisa kau antar adik Wei ke rumah utama? Kakak iparmu merasa kesepian disini? Bisa kau bujuk dia tinggal beberapa hari disini?"

"Xiongzhang bilang Jiang Cheng menyuruhmu tinggal di rumah utama beberapa hari untuk menemaninya"

"Kau bersama adik Wei sekarang? Biarkan aku bicara dengannya"

"Mn. Dia bersamaku. Sejak semalam"

Uhuk!

Wei Wuxian seketika tersedak mendengar ucapan Lan Wangji. Ia hanya berharap Lan Xichen tidak berpikir aneh-aneh.

"Hallo.." sapa Wei Wuxian

"Adik Wei, maaf mengganggu waktumu dengan Wangji, apa kau bersedia kemari?"

"Ten..tu kakak ipar. Aku akan datang kesana secepat mungkin. Haha"

"Terima kasih. Aku akan memberitahunya nanti. Oh ya, selamat atas hubungan kalian. Aku harap kebahagiaan selalu menyertai. Sampai jumpa"

Flip!

Telpon terputus. Wei Wuxian lalu menatap Lan Wangji dengan tatapan menyelidik.

"Kau memberi tahu kakakmu?"

"Tidak"

"Lalu..lalu bagaimana dia tau?".

"Xiongzhang tahu aku menyukaimu. Dia pasti pernah berpikir jika akhirnya aku akan menghabiskan malam denganmu"

"Demi Tuhan Lan Wangji! Kemana perginya sikap sopan santunmu dalam berbicara. Kau yakin tidak mengkonsumsi sesuatu yang salah?"

"Tidak. Aku hanya begini padamu"

"Lan Wangji!"


TeBeCe

Between UsWhere stories live. Discover now