DUABELAS

729 73 9
                                    

"Lan Zhan, bisakah kau mengantarkanku ke kafe hari ini, aku ingin Tomyam buatan Wen Ning" kata Wei Wuxian

"Tomyam buatan Wen Ning?" Ulang Lan Wangji

"Benar! Sudah lama aku tidak pergi kesana. Lagipula sudah saatnya aku kembali bekerja"

Lan Wangji menghela nafas, tidak setuju dengan keinginan istrinya itu.

"Tidak perlu bekerja, aku akan mencukupi semua kebutuhanmu selama seumur hidup Wei Ying"

"Tapi aku bosan Lan Zhan. Apa yang harus aku lakukan jika tidak bekerja. Hanya menunggumu seharian dirumah membuat tubuhku kaku. Apalagi semua pekerjaan rumah sudah selesai kulakukan semejak pagi. Aku juga mau bertemu Jiang Cheng yang baru pulang dari Gusu. Kami sudah membuat janji kemarin"

Wei Wuxian bergelayut manja di lengan suaminya dengan maksud membujuk.

"Baiklah. Tapi tidak untuk bekerja. Aku akan bicara dengan Wen Ning nanti"

"Lan Wangji!"

"Tidak Wei Ying"

"Lan Er-Ge..."

"Tidak.."

"Lannnn Zhannn..."

"Setuju atau kita tidak pergi sama sekali"

"Baik! aku akan pergi kesana sendiri!"

Wei Wuxian segera beranjak menuju pintu keluar tanpa menunggu jawaban

"Wei Ying. Tunggu!"





"Kukira kau akan bertahan tinggal di Yunshen Buzhichu sampai melahirkan"

Jiang Cheng menatap Wei Wuxian masih sibuk mengunyah won ton dengan lahap.

"Jarak ke rumah sakit sangat jauh, terlalu beresiko jika aku masih disana. Rumah kami juga sudah hampir tujuhpuluh persen selesai, Huan harus sesekali mengeceknya"

Alih-alih tetap membiarkan putra dan menantunya tinggal di apartemen, kepala keluarga Lan, Qingheng Jun rupanya telah membangun hunian baru tanpa sepengetahuan mereka. Ia berasalan itu sebagai hadiah pernikahan agar keduanya tidak menolak. Terlebih kelahiran cucu pertama keluarga Lan tentu harus dipersiapkan sebaik mungkin.

"Lalu kau? Bagaimana rasanya menjadi nyonya muda Lan?"

"Uhuukk!"

Wei Wuxian tersedak saat meminum jus jeruk miliknya.

"Jangan menggodaku Jiang Cheng, kau juga sama sepertiku, apa kau lupa?"

"Aku dan kau berbeda"

"Tentu saja! Kau nyonya muda pertama dan aku yang kedua. Kau puas?"

"Lihat sekarang, siapa yang menggoda siapa?"

Sesaat kemudian Wen Ning datang dengan semangkuk Tomyum Seafood pesanan Wei Wuxian yang langsung disantap oleh sang empunya.

Jiang Cheng dan Wen Ning saling bertatapan. Setahu mereka Wei Wuxian akan lebih memilih hidangan daging daripada makanan laut.

Tapi kali ini keduanya cukup terkejut melihat Wei Wuxian makan makanan laut dengan cepat seolah sangat kelaparan. Ia bahkan baru saja menghabiskan tiga porsi wonton sendirian!

"Wei Wuxian, apa Lan Wangji tidak memberimu cukup makanan dirumah?"

"Jangan bicara seperti suamiku tidak perduli padaku Jiang Cheng. Dia memperlakukanku dengan sangat baik"

"Kau seperti orang yang belum makan berhari-hari. Ini bahkan belum termasuk hidangan penutup. Kau yakin perutmu tidak akan meledak?"

"Jangan khawatir, aku belum makan sejak tadi pagi"

Aroma kafein dari mesin kopi yang menyala membuat Wei Wuxian seketika menghentikan suapannya, dan melihat dibalik meja kasir, Wen Chao tengah sibuk membuat pesanan americano untuk pelanggan.

"Wen Ning, bisa aku minta secangkir kopi?" pinta Wei Wuxian.

"Kopi? Bukankah kau tidak suka?" balas Wen Ning

"Baunya begitu menggodaku, aku jadi ingin meminumnya"

Jiang Cheng semakin mengerutkan dahinya. Menyadari bahwa tingkah Wei Wuxian sangat aneh hari ini. Hingga sesuatu hal tiba-tiba terlintas dikepalanya.

"Wei Ying, apa kau hamil?"

Pertanyaan Jiang Cheng sontak kembali menghentikan kegiatan makan Wei Wuxian. Wen Ning juga ikut menatapnya.

"A-apa?"

"Kau bertingkah seolah-olah mengidam. Apa kau tidak sadar?"

Wei Wuxian menggeleng. Kemudian melanjutkan acara makannya.

"Jangan membuatku berharap Jiang Cheng. Kau tahu sendiri bagaimana kondisiku. Lagipula jika aku hamil, bukankah itu harusnya sudah bisa terdeteksi sejak lama?"

"Kau yang seharusnya tidak berpikiran negatif. Bagaimanapun kau tetaplah seorang Omega"

"Wei-ge, kau ingin aku memanggil kakak untuk memeriksamu?" Tanya Wen Ning

Jiang Cheng lantas menggangguk setuju dengan ucapan pemilik kafe itu. Sementara Wei Wuxian tampak berpikir.

"Aku akan menghubunginya sendiri nanti. Bukankah saat ini dia sudah bekerja dirumah sakit? Dia pasti sangat sibuk"

"Bagaimana dengan testpack? Tidak ada salahnya untuk mencoba"

Wei Wuxian menatap keduanya bergantian. Lalu menghela nafas panjang.

"Baik, baik. Akan kucoba nanti"








Duapuluh menit berselang, Wei Wuxian kini berada dikamar mandi di apartemen dengan sebatang testpack ditangannya. Sudah lebih dari lima menit, tapi dirinya belum berani melihat hasilnya.

"Wei Ying, sampai kapan aku harus menunggu? Aku mulai berlumut sekarang" ucap Jiang Cheng dari balik pintu

Detik berikutnya, akhirnya Wei Wuxian muncul. Menampilkan matanya yang berkaca-kaca.

"Jadi? Hasilnya?"

Bukannya menjawab, Wei Wuxian justru menyerahkan testpack itu ketangan Jiang Cheng dengan tangan bergetar.

Satu garis tampak jelas disana, namun ada sebuah warna yang sangat samar disebelahnya.

"Jiang Cheng...aku.."

"Wei Ying..kita harus pergi ke dokter untuk memastikannya"

Wei Wuxian menggangguk. Jiang Cheng berjalan mendekat dan memeluk saudaranya itu.

"Aku sangat berharap kabar baik menghampiri kita. Sekarang, aku akan mengantarmu ke rumah sakit. Dan pastikan kau juga menelepon Lan Wangji. Dia harus ikut menemanimu"

TeBeCe

Вы достигли последнюю опубликованную часть.

⏰ Недавно обновлено: Dec 29, 2022 ⏰

Добавте эту историю в библиотеку и получите уведомление, когда следующия часть будет доступна!

Between UsМесто, где живут истории. Откройте их для себя