بسم الله الرحمن الرحيم
____________
Benar, bahwa beberapa perasaan malah semakin kuat ketika seseorang yang dulu kita acuhkan kini pergi dari hidup kita.
__________
Pradana dan keluarga baru saja mendarat di bandara internasional Lombok. Tentu saja untuk menghadiri wisuda putri kecintaannya. Meski tidak menemani Nanza berjuang selama ini bukan berarti Pradana lepas tanggung jawab.
Pria kepala empat itu selalu memantau Nanza. Mengirimkan uang dan kebutuhan Nanza tanpa sepengetahuan gadis itu. Hanya Rahma menjadi perantara keduanya.
Itu pun di rasa tidak cukup. Nanza benar-benar melewati lukanya sendiri. Berjuang terlepas dari trauma sendiri. Bahkan untuk ukuran gadis remaja seperti dia saat itu benar-benar tak mudah. Karna itu Pradana ingin menebus waktu-waktu yang lalu dengan terus disamping Nanza.
"Mas, apa tidak apa-apa jika aku ikut?" Tanya Kinasih pada suaminya itu. Bagaimanapun Nanza masih belum menerimanya.
Kinasih tidak marah akan hal itu. Penolakan Nanza terhadapnya bahkan kemarahan anak gadis itu tidak pernah membuat Kinasih mendendam. Bahkan ia selalu merasa bersalah. Jika dirinya di posisi Nanza pun mungkin akan melakukan hal yang sama.
Membayangkan keluargamu hancur oleh seseorang dan selain itu kamu juga ikut hancur di buat saat usia muda. Siapa yang menyangka jika Nanza bisa melewati hal itu.
Itu mungkin terlihat seperti kesalahan fatal. Tapi di luar itu bukan kehendak Kinasih ditempatkan pada posisi yang sulit juga kala itu. Karna dulu dia tidak pernah mengetahui jika Pradana sudah berkeluarga. Sewaktu akhirnya hamil Ayara barulah Pradana jujur dan itupun membuat Kinasih amat terluka. Kemudian hanya bertahan yang bisa dia lakukan meski menanggung resiko di cap tidak baik oleh orang.
Dari semuanya itu Pradana memang tulus pada kedua wanita itu. Hanya saja jalan yang dia tempuh memang salah karna bagaimana pun tidak ada pembenaran dalam perselingkuhan.
"Bismillah tidak papa. Kamu tenang saja," kata Pradana menggenggam tangan Kinasih.
"Ayah, kita akan tinggal dimana?"tanya Ayara membantu Pradana menaiki koper ke bagasi mobil yang menjemput mereka.
"Dirumah nenek Rahma dong. Biar kamu kenal juga sama beliau,"Jawab Pradana yang diangguki Ayara.
****
Nanza tampak memberesi kamar tamu. Karna Ayahnya akan menetap sampai hari wisudanya. Tak masalah sebenarnya tapi karna istri dan putri ayahnya ikut dan itu sangat canggung bagi gadis itu.
"Kamu nanti tidurnya bareng Ayara ya?" Sang nenek datang mengintrupsi Nanza.
"Gak mau Niq. Tahu sendiri Ananda susah tidur kalau sama orang lain yang kurang nyaman. Nanti Ayara tidur sendiri dikamar yang satuan. Udah ananda beresi," kata gadis itu. Bukan berarti ia tak suka jika bersama Ayara atau orang lain. Hanya saja bagi orang yang introvert, sendiri dalam kamar adalah charge bagi diri apalagi setelah seharian beraktivitas yang menyangkut banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Anuradha | END
RomanceBukan untuk mengeluh atas apa yang menimpa hidup. Bukan hukuman atas apa yang telah terjadi. Nanza hanya tidak tahu bagaimana merajut kembali benang putus bernama percaya. Disaat begitu banyak rasa dan kasih yang ditawa...