CHAPTER 04 ♡♡

120 44 48
                                    

Kring kring

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kring kring..

Dering ponselku yang menunjukkan pukul 05.15 WIB.

Membuat ku terbangun dari tidurku yang nyenyak, beranjak turun dari kasur dan mengambil ponsel di nakas yang sudah tertata rapi. Lalu mengsilent ponsel agar tidak mengganggunya serta bersamaan mengucek matanya yang gatal.

"Ternyata udah pagi aja" gumamku, lalu turun dari ranjang kasur.

Dan sedikit menggeliat karena rasa pegel dari badannya remuk sehabis membereskan barang 1 koper penuh di tas koper miliknya serta remukan yang dibuat oleh Haruto masih terasa sampai sekarang.

Aku berjalan mendekat kearah jendela, dan menatap keluar yang ternyata masih sepi jalanan di kompleknya. Namun terdengar suara kicauan burung membuat dirinya merasa tenang dan tidak terlalu sepi untuk ia bangun lebih awal.

"Burung, kicaulah dengan nyaring ya agar aku bisa menikmati mu setiap pagi hari untuk melihat mu berkicau. Semoga kita bisa berbicara bersama mu ya wahai burung." ucapku dengan tatapan yang sedikit bingung sambil sesekali menatap ke atas langit.

Lalu ku pergi meninggalkan Jendela, dan menuju ke kamar mandi untuk mandi karena masuk sekolah tepat pukul 06.30 WIB.

Sekitar 15 menitan diriku mandi dan sudah menyiapkan baju seragam di lemari pakaian, namun pakaian seragam yang akan kukenakan ini adalah seragam sekolah yang lama.

"Ternyata aku masih mengenakan pakaian lamaku, emm semoga nanti di sekolah dapat seragam baru dari pihak sana." batin ku mengucap, lalu dengan perasaan yang sedikit sedih karena tidak bisa mengenakan seragam baru dari sekolah, terpaksa aku mengenakan seragam dari sekolah lamaku.

"Sudah selesai tinggal mengenakan sepatu aja!" seru ku sambil menggoyang goyangkan kepala serta sepatu yang kukenakan sekarang karena saking cantiknya membuatku ingin sekali memerkan sepatu ini kepada siapapun itu.

Selepas Aku mengenakan sepatu, Aku mengenakan tas ransel dan tidak lupa ia mengenakan masker untuk menutupi wajahnya, karena ia malu dengan muka yang sudah babak belur sehabis dipukul oleh Haruto.

Untuk pukulan Haruto itu sebenarnya tidak ada di teks, namun ini hanya lah singkat cerita.

Aku menuruni tangga, dan Aku tidak sengaja berpapasan dengan Haruto, namun ia tidak peduli karena ia tidak mau melihat wajah Haruto.

Sesampainya di ruang makan ku melihat Ayah dan Bunda sudah duduk manis di meja makan, karena menunggu kedatangan aku dengan anak baka itu.

STORY LOVE SMART GIRLWhere stories live. Discover now