CHAPTER 13 ♡♡♡

101 28 0
                                    

Yuta dan Dave masih tatap tatapan yang sangat sengit, namun aku menghiraukan nya, bagiku kalau aku mencampuri urusan mereka tidak ada selesainya hanya berdebat saja.

Aku masih berjalan di area sekolah, berjalan dan menuju kelas yang dituju.

Namun tidak ada orang sama sekali di dalamnya, hanya terpampang lukisan dan guci yang masih bertengger di depan kelas masing-masing.

"Ternyata bangunan sekolah ini lumayan besar, namun sekolahan ini sangatlah mahal dan cocoknya untuk anak pejabat." Padahal sekolah ini sama dengan milikku, tetapi dari segi pembelajaran lebih ke sekolahan ini daripada punya nya yang ada di Indonesia.

Akhirnya ia sampai di kelas yang menurutnya lumayan asik, terdapat bangku yang lumayan bagus, serta terdapat ac dan pajangan pigura yang tertempel di dinding.

Terdapat kata-kata menarik dan cocok untuk anak pelajar sekarang.

Aku melanjutkan untuk mencari bangku yang berada di depan sendiri, agar guru pembina yang membimbing tidak kebingungan saat mengajarinya.

"Asik kayaknya kalau aku duduk disini." hendak ingin duduk ada aja masalah yang muncul.

Srekk..

Bangku itu langsung terseret dengan sempurna, ternyata Yuta dan Dave memperebutkan bangku tersebut agar bisa berdampingan dengan ku.

"Heh! Bangku ini gue duluan yang nempatin. Mending lo nyari bangku yang lain." sewot Dave, lalu mengusir Yuta dari hadapan nya dan Aiko.

"Lo yang punya bangku ini hah?! Terserah gue mau duduk disini, lo nggak usah ikut campur dengan urusan gue." hardik Yuta, namun Dave masih kekeh untuk mengambil bangku dari Dave.

"Stopp! Cukup nggak usah ribut disini. Kalian mending cari bangku yang lain nggak usah dekat sama aku." aku pun membuka suara, lalu Dave dan Yuta meninggalkan ku darisini.

Yuta dan Dave masih tetap ribut walau sudah menghilang dari hadapan Aiko.

"Ini semua gara-gara lo! Gue jadi nggak bisa dekat sama Aiko." tunjuk Dave kepada Yuta. Yuta hanya diam dan tidak menggubris sama sekali.

"Lah kok gue yang disalahin sih! Lo yang nggak mau ngalah jadinya lo yang nyari ribut." balas Yuta, tetapi Dave masih mengomel namun tidak ada suara melainkan ia mengejek Yuta yang lagi ngomong kepadanya.

Yuta langsung duduk di belakang Aiko, namun Dave duduk di bangku depan sebelah Aiko.

Jadi membentuk huruf L besar. Aku menunggu guru pembina datang untuk memberikan soal-soal latihan yang akan diujikan kepada muridnya.

Waktu untuk olimpiade akan dimulai pada hari ke 6 seusai mengerjakan latihan soal secara terus menerus.

Waktu yang diberikan tersebut tidak terlalu banyak, karena 6 hari itu sangatlah sedikit, kita butuh waktu ekstra untuk melakukan itu.

"Aku harus mengerjakan ekstra! Ini waktu hanya sekali seumur hidup tidak ada pengulangan kembali." ujarku di dalam hati dan melihat tipe soal yang akan ia kerjakan sebelum pembina datang ke kelasnya.

Sepatu dari luar terdengar sampai di dalam kelas, yang berarti akan ada seseorang datang memasuki kelas ini.

Nah ternyata, guru pembina datang dan duduk di kursi nya sambil melihat yang lain sibuk melihat soal-soal yang ada.

"Selamat pagi.." sapa guru pembina

"Selamat pagi juga bu..." balas sapa dari ketiga muridnya.

"Hari ini kita akan mengulas soal yang sudah ibu berikan kemarin. Namun ada yang masih ingat kapan terakhir kali ibu membimbing kalian semua?" tanya guru pembina itu, lalu ada yang angkat tangan dan menjawab.

STORY LOVE SMART GIRLWhere stories live. Discover now