CHAPTER 09 ♡♡♡

103 28 1
                                    

Keesokan harinya...

Aku berangkat pagi,  karena Haruto tidak bisa mengantarnya karena terlalu pagi.

Aku sudah menyiapkan itu dari kemarin, ia lupa tidak mempunyai no hp Yuta dan Dave. Aku ingin membuat grup buat olimpiade minggu depan.

Aku berjalan menuju halte bus seraya melihat kanan kiri adakah orang yang sama mencari bus untuk mendapatkan tumpangan.

Aku tidak lupa untuk meminta doa restu kepada Ayah dan Ibunda nya yang sudah berada di Surga, ia selalu panjatkan doa tersebut agar bisa lolos hingga tingkat internasional.

Ini yang diimpikan oleh Ayah, Ayah berdoa agar anaknya bisa mengikuti lomba apapun itu di sekolah barunya, dan ternyata doa itu terkabulkan. Ini janji harus ku tepatin agar Ayah bangga jika aku mendapatkan juara 1.

"Semoga olimpiade ini mendapatkan nilai yang memuaskan. Amin"

Doa itu yang selalu ku panjatkan agar aku semakin semangat untuk mengalahkan sekolah lain.

Aku melihat bus lewat, ia melambai lambaikan tangan nya agar bus itu berhenti.

Bus itu terhenti, Aku memasuki bus dan mencari bangku yang kosong namun bangku itu nihil tidak ada yang kosong sama sekali.

Yang artinya aku harus berdiri hingga menuju ke sekolah, baginya ini bukan rezeki untuknya karena ia tidak mendapatkan tempat duduk.

Ia melihat sekitar ternyata kebanyakan anak sekolah namun sekolah itu beda dengannya, dan satu lagi ia menemukan baju seragam yang sama dengan miliknya.

"Kok kayak kenal sama seragamnya? Siapa ya penasaran banget?" ujarnya yang penasaran, ia sesekali mengintip name tag nya siapa karena orang itu tertidur sambil menggunakan headset yang terpasang di telinganya.

Dan ternyata orang itu adalah Yuta, teman sebangkunya. Lalu kenapa ia menaiki bus? Apakah motornya ada masalah sampai ia nekat naik bus ini?

Aku masih bertanya tanya dengan Yuta, atau emang ia bosan saja kalau ia menaiki motor tanpa adanya hambatan apapun pada motornya.

Aku heran kenapa ia malah menjadi orang yang kepo, padahal ia tidak mau mengurusi urusan orang dan ngapain juga ia memikirkan itu semua.

Ia tidak sadar ternyata sekolahnya sudah lewat sekitar 500 meter, ia membangunkan Yuta agar ia tidak telat.

"Kiri Pak.." ucap ku sedikit keras, agar supir busnya menghentikan busnya.

Yuta sedikit sempoyongan karena ia sedang mengantuk berat.

"Nih pak uangnya dan sekalian teman aku ya pak. Makasih ya.." Aiko berterimakasih kepada supir bus.

Yuta yang masih berjalan sedikit sempoyongan, membuat ku ingin membantunya. Aku kira Yuta ini sedang mabuk soalnya jalannya kayak sempoyongan parah.

"Siapa lo bantuin gue segala? Gue bisa sendiri nggak usah lo bantuin segala." ujar Yuta menghempas kan tangan ku yang sedang merangkul dirinya.

Aku kaget dengan perlakuan Yuta kepadaku, padahal diriku ingin berbuat baik dengannya, kenapa malah ia mendapatkan balasan yang begitu buruk pada dirinya.

"Maaf Yuta, aku pingin bantuin jalan kamu biar nggak sempoyongan soalnya kan bentar lagi mau latihan buat olimpiade nanti di ruangan khusus." jelas ku, Yuta hanya diam dan menghiraukan ucapan ku baginya sangat berisik bila aku nggakbanyak bicara.

"Iya iya sana lo nggak usah nungguin gue jalan duluan, gue bisa sendiri tanpa lo bantuin." sergah Yuta yang berjalan mendahului ku, Aku hanya diam dan menatap punggung milik Yuta.

Aku tidak sadar bahwa ada yang merangkul di belakangnya, ternyata cowok yang tidak dikenal.

Aku menoleh dan ia mendapatkan cowok itu tersenyum kepadanya, Aku hanya tersenyum tipis sangat tipis sekali.

STORY LOVE SMART GIRLWhere stories live. Discover now