3. Senior

791 169 6
                                    

HAPPY READING

***

"Kalian keliling lapangan ini 10 kali!"

"Yang bener aja kak, kita disuruh lari lapangan seluas ini 10 kali" bantah Alexa. Ia tidak terima, rasanya tidak sebanding dengan apa yang mereka perbuat. Walaupun ia merasa bersalah, tapi tak sepantasnya mereka dihukum begini. Alexa bahkan sudah meminta maaf berulang kali, namun maafnya tidak diterima.

"Kalau kalian masih banyak ngoceh, saya tambahin lagi hukuman nya!"

Alexa hendak membantah kembali perintah senior nya, namun Megan menarik tangan Alexa. Mengisyaratkan untuk tidak membantah apapun lagi. "Baik kak!"

Megan menarik Alexa jauh dari seniornya. Mereka sekarang sudah berada dipinggir lapangan.

"Ngga bisa gitu dong"

"Udahlah Lex, ikutin aja apa yang disuruh. Gue ngga mau dihukum lebih berat lagi" Megan mulai berlari dari pinggir lapangan. Alexa masih tidak terima tapi apa boleh buat, melihat Megan yang sudah berlari cukup jauh akhirnya ia pun ikut berlari.

"Sumpah ya, itu orang nyebelin banget." Sepanjang ia berlari Alexa terus saja mengoceh tidak jelas, ia masih tidak terima dengan hukuman yang dijalani nya.

"Mentang-mentang dia senior, seenak jidatnya aja" sambung alexa

Baru tiga putaran tapi udah membuat Alexa ngos-ngosan. Merasa tubuhnya sangatlah capek, Alexa mencoba berhenti sejenak.

"WOII, SIAPA SURUH BERHENTI!"

Mendengar suara teriakan yang entah dari mana asalnya, Alexa kembali melanjutkan larinya. Jarak Megan dengan Alexa sudah sangatlah jauh. Mungkin saja Alexa sudah tidak mampu menjangkaunya.

Sudah hampir setengah jam mereka berlari, matahari yang semakin lama semakin panas membuat mereka berdua bercucuran keringat. Wajah Alexa yang tadinya dihiasi oleh makeup sekarang malah seperti tidak ada jejaknya lagi.

Megan baru saja menyelesaikan hukumannya langsung mencari tempat duduk yang sejuk. Sedangkan Alexa masih berlari, ia sudah berada diputaran ke delapan.

Mata Alexa sedikit kunang-kunang, ia kembali berhenti sejenak. Seniornya kembali meneriakinya namun Alexa tak menghiraukan nya. Ia bahkan merasa sekeliling nya menjadi gelap.

Brug

***

Elang Welvis Nugroho. ketua OSIS dari SMA rajawali. Lelaki tampan berwajah tegas seperti matahari, bibirnya tipis tapi memberikan warna cerah di kulitnya yang pucat, hidungnya yang mancung menjadi salah satu keindahan wajahnya.

"Lang, ada yang pingsan!" Elang yang baru kembali dari ruang guru langsung menerima laporan masalah.

"Kok bisa, kalian ngga keras kan sama mereka?" Ekspresi elang terlihat kaget.

Tak ada jawaban, semua orang yang berada diruang osis menunduk seperti mengheningkan cipta.

"Seriusan? Kalian ngapain hah?" Elang meninggikan suaranya. Membuat salah satu cewek disana membuka suara"Tadi mereka kena hukuman, yudha ngehukum mereka"

ALEXATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang