- XXII -

4 2 0
                                    

Sesampainya di kantor, Vey langsung melenggang ke ruangan Editor Chang. Sang editor yang tengah menyeruput secangkir kopi pun tampak terkejut dengan kedatangan Vey yang secara tiba-tiba.

"Maaf, Editor. Aku masuk tanpa izin, aku ingin berbicara sesuatu padamu."

"Tenanglah, Vey. Aku tahu maksud kedatanganmu ini. Kau pasti binging harus berbuat apa atas kejadian kemarin, bukan?" tebak Editor Chang.

Vey mengangguk, rautnya sungguh tidak bersemangat. "Apa kita benar-benar akan menuruti mereka untuk tidak menghapus beritanya?"

Editor Chang bergeming cukup lama, otaknya seakan terbelah dua antara memihak North Cordero atau pihak yang menyuliknya kemarin. "Jika kita memilih menghapus beritanya, itu sia-sia. Karena semua telah diretas dan tidak bisa dihapus. Maka dari itu mau tidak mau, untuk saat ini sepertinya kita harus menuruti pihak yang kemarin. Agar kita bisa mendapat renovasi kantor dan disamping itu kita juga harus memikirkan cara agar terlepas dari kedua pihak tersebut."

Vey mengangguk, tetapi kekhawatiran masih melingkupi dirinya. "Tapi, apakah pihak North Cordero tidak akan bertindak lebih kejam saat tahu kita belum juga melenyapkan beritanya? Secara ... kemarin North Cordero sudah berani merusak kantor kita."

"Aku tahu, aku juga memikirkan itu. Kita lihat saja, sejauh mana mereka akan bertindak dan kita pun harus tetap siap serta waspada. Jadi, untuk berjaga-jaga aku akan menambah staf keamanan di kantor kita."

"Itu ide yang bagus, Editor," timpal Vey.

"Ah, ya, pria yang kemarin berbicara denganmu apakah kau mengenalinya?"

Kedua kening Vey mengkerut. "Memangnya kenapa, Editor?"

"Dilihat dari perawakannya dia sepertinya cocok jadi bodyguard kantor kita. Aku berniat merekrutnya."

Vey sedikit menyunggingkan bibir, menurutnya Gav memang cocok di posisi itu. Apalagi setelah melihat pemuda tersebut beberapa kali menolongnya, pasti keahlian berkelahi Gav di atas rata-rata. Apa setelah ini dirinya akan jauh lebih dekat dengan Gav? Gadis itu langsung tersadar dari pikiran konyolnya. Belum tentu Gav menerima tawaran Editor, dia malah sudah memikirkan yang tidak-tidak.

"Tapi, aku tidak tahu apakah dia sudah punya pekerjaan atau tidak."

"Tidak masalah, suruh Liam untuk mencari data pribadinya dan serahkan padaku," titah Editor.

"Baik."

🐚🐚🐚

Beberapa tabung oksigen dan tabung-tabung kecil berisikan bahan-bahan kimia tampak berjejer rapi di sebuah ruangan yang tidak begitu besar. Sesosok pemuda dengan kacamata labnya begitu sibuk meneliti beberapa kepingan kaca dengan alat yang entah apa namanya. Alat seperti mikroskop itu dibuat sendiri dalam waktu yang tidak singkat, berguna untuk meneliti kaca dan bahan lainnya.

"Xio, aku tidak percaya kau punya ruang rahasia di rumah ini," celoteh Gav sembari mengamati sekitar. "Kalau aku tahu dari awal, aku pasti betah di dalam ruangan ini."

Xio melepas kacamatanya dan menghadap Gav. "Apa kau tidak ada pekerjaan lain selain menggangguku?"

"Tenanglah, aku tidak mengganggumu. Lagipula, ini pertama kalinya aku melihatmu melakukan hal ini. Jadi, ini pekerjaanmu saat di permukaan? Tampaknya cukup rumit juga."

Xio mendengkus. "Ini lebih rumit dari dugaanmu."

"Kalau begitu, apakah kau butuh bantuan? Siapa tahu aku bisa mengurangi kerumitan tersebut," tawar Gav penuh percaya diri.

"Tidak, tidak. Ini pekerjaan yang hanya bisa dilakukan olehku. Aku khawatir kau malah akan menambah kerumitan itu."

"Memangnya kali ini apa yang sedang kau pelajari untuk menciptakan hal baru di Klan Bawah Tanah? Apa cara menyerap air bersih dan mengekspor udara saja tidak cukup?"

"Walaupun itu sangat membuat penghuni Vascaria bahagia karena sudah bebas dari masalah sesak pernapasan dan paparan penyakit air, tapi hal tersebut tidak cukup. Kita tidak mungkin bergantung pada waktu yang dibuat secara manual saja, jadi sekarang aku sedang berusaha untuk menciptakan cahaya buatan agar bisa membentuk matahari buatan di bawah sana. Kita tidak bisa mengandalkan tiupan terompet sebagai pergantian waktu siang dan malam, Gav."

Gav tersenyum lebar. "Otakmu memang cerdas, Xio."

"Dan juga masih banyak remaja penghuni Vascaria yang tidak bisa menahan hawa panas dari sungai lahar. Jadi aku berpikir untuk membuat angin buatan juga. Agar mereka bisa merasakan betapa segarnya angin saat bersepoi-sepoi layaknya di Klan Permukaan."

"Jika kau terus memikirkan cara agar Klan Bawah Tanah bisa menyerupai Klan Permukaan, kenapa kau tidak bawa saja semua penghuni Vascaria ke sini? Itu jauh lebih mudah daripada membuat semua benda buatanmu itu," oceh Gav seenaknya.

Xio terkekeh. "Kau ini ada-ada saja, Klan Permukaan bukan hakikat kita. Pasti ada saja kelemahan bahkan penyerangan dalam bentuk apa pun yang akan kita hadapi jiga kita bermigrasi ke Klan Permukaan. Karena belum tentu manusia menerima kita. Layaknya ikan yang dibawa ke daratan, dia tidak mungkin bisa hidup semudah yang dipikirkan. Karena memang faktanya, itu bukan lingkungan mereka. Ya, daripada melawan kematian secara langsung, lebih baik aku mencegahnya terlebih dulu dengan menciptakan hal-hal buatanku ini. Dengan begitu, tempat tinggal kita bisa jauh lebih baik tanpa bermigrasi."

Gav bertepuk tangan mendengar jawaban Xio yang begitu mengharukan baginya. "Kau sangat peduli pada Negeri Vascaria. Andai saja kau yang menjadi rajanya, pasti Klan Bawah Tanah akan jauh lebih bahagia."

"Sudahlah, kau terus memujiku dari tadi. Lebih baik kau cari kesibukan lain."

"Baiklah, aku akan tidur saja."

Xio mengernyit. "Apa selama berada di sini kau hanya tidur?"

"Memangnya aku harus apa?"

"Astaga, Gav! Di sini juga kau harus mencari pekerjaan, kau tidak mungkin akan menganggur selamanya, bukan?"

Gav memutar bola mata. "Untuk saat ini aku hanya ingin beristirahat."

Gav melenggang keluar dari ruangan itu, membuat Xio menggelengkan kepala atas tingkah temannya. Di sisi lain, Xio masih begitu sedih jika memikirkan keadaan Gav sekarang. Kutukan itu pasti amat menyiksa sang teman. Ia bingung harus memberi tahu Gav atau tidak perihal cara melenyapkan kutukannya.

🐚🐚🐚

"Ini, Vey." Liam menyerahkan berkas hasil kerjanya perihal data pribadi para calon staff keamanan kantor.

"Coba kulihat," imbuh Vey meraih beberapa lembaran kertas tersebut. "Ada tiga calon?" Vey mengernyitkan dahi.

"Iya, aku merekomendasikan teman dan kerabatku juga." Liam menunjukkan deretan giginya. "Soalnya Editor Chang kemarin juga bilang kalau dia tidak hanya membutuhkan satu staf tambahan."

Kukira hanya Gav.

Vey hanya mengangguk sembari berharap Gav bisa lolos masuk sebagai staf keamanan di kantornya.

"Oh, iya, tapi menurutku ada sedikit keanehan dari calon yang Editor rekomendasikan," sambung Liam memasang wajah serius.

"Maksudnya."

"Lihat saja calon ketiga di lembaran terakhir. Aku sama sekali tidak menemukan silsilah keluarga atau pengalaman kerja pemuda itu. Bahkan data kelahirannya juga tidak ada di kantor dinas kependudukan, hanya terdapat alamat yang dia tempati sekarang. Aneh, bukan?"

Tidak, mungkin. Ah, ya, aku ingat waktu itu dia bilang datang dari Kanada, apa mungkin kedatangannya kemari dengan cara ilegal? Hm, aku harus memastikannya sendiri.

EVIGHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang