11. Lumpur Emas

73 17 0
                                    


💚11. Lumpur Emas

★★★★★

Sepatu hitamku meninggalkan jejak pasir hitam di teras rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepatu hitamku meninggalkan jejak pasir hitam di teras rumah. Aku meringis ketika menyadarinya, bergegas aku melepas sepatu kemudian mencoba meniup butir-butir pasir agar pergi dari lantai teras.

"Huh, ya ampun!" Kutatap langit yang menggelap. Senja mungkin sudah datang menyapa sejak beberapa menit lalu, maka aku dapat dikatakan pulang begitu terlambat.

"Kamu sekalinya main enggak inget waktu!" Omel Mama bahkan saat aku baru saja mendorong pintu utama.

"Ya kan keasikan ngobrol, Ma." Jawabku santai. "Aku masuk ya!" Tanpa sadar, langkah kakiku sedikit melompat, aku terlalu senang hari ini.

"Seneng banget, kenapa?"

"Mama enggak boleh kepo! Hahaha!" Aku memeletkan lidah, kemudian tertawa indah. Kulempar diri ke atas ranjang berseprai bunga-bunga, di langit-langit kamar pun wajah Kai terlihat disana berserta seutas senyum manisnya.

Kurogoh isi tas, mengeluarkan ponsel baru yang Ayah belikan beberapa waktu lalu. Di dalam galeri, tersimpan banyak foto-foto random hasil kencan aku dan Kai hari ini.

"Kamu bilang, kamu suka senja?"

"Iya. Dia cantik kan?"

"He'em. Tapi kata orang, senja itu maknanya perpisahan."

"Itukan kata orang, bukan kataku." Kai tersenyum.

"Terus, kalo katamu, bagaimana?"

"Bagiku, senja adalah hadiah kecil diujung hari yang melelahkan. Sama sepertimu, Alea."

"Aku?"

"Iya. Diujung hari yang melelahkan, kamu datang melambaikan tangan. Menyapa dan menperkenalkanku dengan rasa yang asing." Kai merangkul pundakku, kami menatap senja bersama-sama. "Rasa asing yang aku sukai."

Ah, Kai terlalu pandai dalam bicara. Dia membuatku merona tiap saat, membuatku tak kuasa menahan senyum dan mengatur denyut jantung. Dia selalu seenaknya. Seenaknya membuatku terbang, tanpa aku tau apakah suatu hari dia akan membuatku jatuh.

★★★★★

SMA Galaksi Bangsa memiliki banyak sekali ekstrakurikuler. Dari kelas olahraga sampai kelas kesenian, semua tersedia dan berjalan lancar. Dari banyaknya ekstrakurikuler yang ada, kujatuhkan pilihan pada ekstrakurikuler musik. Tempat dimana di sana aku bisa mengasah hobbyku dengan baik. Ya, aku suka kala senar gitar itu kupetik, menghasilkan nada-nada indah yang menggelitik nan cantik.

Siang ini Lintang menemuiku, tepat ketika jam istirahat pertama. Aku yang tengah berdiri di depan pintu bersiap menghadang Jeremy agar ia mau membayar kasnya yang nunggak puluhan ribu, fokusku jadi terpecah belah.

𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐮𝐫𝐮 𝐒𝐞𝐧𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐚𝐤 𝐒𝐞𝐭𝐢𝐚  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang