Chapter 1

657 30 1
                                    

"Hormat hamba Yang Mulia. Sebelumnya mohon maaf atas kelancangan hamba" ujar seorang pria yang berusia sekitar setengah abad sambil membungkukkan tubuhnya.

"Silahkan Paman." Seorang laki-laki muda dengan wajah tegas mempersilahkan pamannya untuk berbicara.

"Sudah dua tahun Yang Mulia telah memimpin kami, dan sampai sekarang kursi permaisuri masih tetap kosong." Ada jeda dari perkataan laki-laki yang tidak lain adalah Adam Barnet, penasehat raja, sekaligus paman dari laki-laki yang tengah duduk dengan gagah di atas tahtanya.

"Sudah waktunya bagi Yang Mulia mengadakan pemilihan permaisuri." Lanjut Adam.

Tanpa berpikir panjang, laki-laki yang mengenakan mahkota raja pun berkata.
"Untuk saat ini, itu tidak penting Paman. Banyak hal yang lebih penting daripada pemilihan permaisuri. Rasanya tidak adil kalau kita melaksanakan pemilihan permaisuri dan melakukan perayaan pernikahan ketika keadaan rakyat saat ini sedang memprihatinkan." Ujar laki-laki tersebut sambil menutup surat laporan yang tadi ia baca.

"Tapi Yang Mulia, Anda harus memiliki seorang permaisuri untuk mendampingi Anda dan memperkuat posisi Anda sebagai raja. Bagaimana tanggapan para bangsawan dan para menteri. Mereka akan menggunakan ini untuk membuat pemberontakan."

Brakk

Bunyi gebrakan meja membuat Adam Barnet langsung bersimpuh di lantai.
"Berani-beraninya kamu mengatakan hal itu. Meskipun kamu adalah paman dan penasehat ku, tapi camkan ini, kamu tidak berhak mengaturku." Ujarnya dengan nada tajam. Tatapannya menatap sinis ke arah Adam Barnet yang sedang bersimpuh dengan kepala yang tertunduk.

Laki-laki muda yang merupakan seorang raja di kerajaan Cordelia bangkit berdiri. Ia berjalan dengan langkah lebarnya, melewati Adam Barnet. Tanpa diketahui oleh sang Raja, kedua tangan Adam Barnet terkepal dengan erat, wajahnya terlihat memerah, entah itu karena malu atau bisa saja karena menahan amarah.

*******

Ethan Audrick Laszlo merupakan seorang raja dari kerajaan Cordelia. Ia telah menjabat sebagai raja selama dua tahun, menggantikan ayahnya yang telah gugur di medan perang. Ia yang saat itu masih berusia delapan belas tahun harus mengemban tugas sebagai raja, ditambah lagi pada saat itu keadaan kerajaan Cordelia diserang habis-habisan oleh kerajaan Windshire. Puluhan bahkan ratusan ribu rakyat dan tentara kerajaan menjadi korban pada peristiwa tersebut. Untung saja keberuntungan masih berada di pihaknya, sehingga ia bisa memukul mundur pasukan kerajaan Windshire dari kerajaan Cordelia. Akan tetapi, dampak peristiwa tersebut masih terasa sampai saat ini, perekonomian yang belum stabil, kemiskinan dan kejahatan semakin marak di kalangan masyarakat.

"Selidiki siapa saja yang berada di belakang penasehat kerajaan." Ujar Sang Raja pada kepala penyelidikan, Aland Stuart.

Saat ini sang Raja tengah berada di balai penyelidikan. Jubah berbahan sutera dan bersulam emas telah berganti dengan baju bangsawan biasa. Saat ini ia sedang menyamar karena ia tidak ingin ada satupun orang yang tahu jika ia menemui Aland secara langsung.

"Apakah anda mencurigainya?" Wajar saja jika Aland memiliki keberanian untuk bertanya seperti itu karena ia dan Raja sudah berteman sejak Raja masih menjadi putra mahkota.

"Entahlah. Tapi, aku memiliki firasat yang kurang bagus akhir-akhir ini." Jawab raja dengan nada lirih.

"Baik, Yang Mulia. Akan saya selidiki." Jawab Aland dengan sigap.

********

Sementara itu, di sebuah desa yang letaknya tidak jauh dari ujung perbatasan kerajaan Cordelia, terdapat seorang gadis cantik berusia tujuh belas tahun. Gadis tersebut sedang sibuk menyirami tanaman-tanaman bunga di halaman depan rumahnya. Bibir mungilnya sesekali bersenandung dengan merdu. Tak jarang ujung bibirnya tertarik menghasilkan senyuman yang indah setiap kali melihat kupu-kupu berterbangan untuk mencari nektar bunga.

BRIANNA: The King's LoverWhere stories live. Discover now