Chapter 10

134 9 0
                                    

"Yang Mulia, kami mendapat kabar bahwa dua desa yang berada di perbatasan diserang oleh pasukan Windshire kemarin malam." Langkah raja Ethan berhenti ketika mendengar informasi yang disampaikan oleh Dariel Eugene. Ia membalikkan tubuhnya tiba-tiba dan kemudian menatap Dariel, kepala penjaga istana yang baru.

"APA??!" Teriak sang raja. Kedua matanya menajam.

"Apa salah satu desa yang diserang adalah desa Barsoom?" Tanya sang raja. ia maju satu langkah menghampiri kepala penjaga istana.

"Ampun Yang Mulia. Desa Barsoom termasuk desa yang terkena serangan." Jawab Dariel dengan kepala menunduk.

Bug

Tangan sang raja meninju tembok istana dengan kencang, sehingga tangannya memerah. Jantungnya berdetak gelisah. Pikirannya langsung tertuju pada kekasih hatinya di sana. Apakah ia baik-baik saja?

Sang raja mengurungkan niatnya untuk pergi ke aula istana. Ia melangkahkan kakinya menuju tempat kuda istana.

"Siapkan kuda untukku." Titah sang raja.

"Yang Mulia tidak bisa pergi ke sana sekarang. Meskipun prajurit kami berhasil menangkap penyerang tapi tidak menutup kemungkinan-"

"Lancang sekali kamu menghalangi jalanku." Sentak raja dengan nada tinggi. Para pelayan yang mendengar pun menunduk ketakutan.

"Maaf Yang Mulia. Akan hamba siapkan." Jawab Dariel pada akhirnya. Ia menunduk hormat kemudian berlalu pergi untuk mempersiapkan keberangkatan sang raja menuju desa Barsoom.

Kepergian sang raja menuju desa Barsoom diiringi oleh pengawalan yang cukup ketat. Sang raja dengan gagah memacu kuda hitamnya dengan cukup keras sehingga membuat kuda tersebut berlari dengan kencang. Hatinya tidak tenang jika belum melihat sang kekasih secara langsung.

Langit cerah berangsur-angsur berubah menjadi jingga. Sang raja siang telah kembali ke peraduannya ketika raja Ethan bersama rombongannya sampai di desa Barsoom. Nafas sang raja tercekat melihat keadaan desa yang sudah luluh lantak. Hatinya berdenyut sakit ketika melewati rumah para penduduk yang sudah hangus terbakar.

Kedatangan sang raja yang tiba-tiba membuat Harry Grisham, kepala desa Barsoom, terkejut. Terlebih lagi ketika ia melihat wajah sang raja yang terlihat familiar olehnya.

Harry langsung berlutut di hadapan sang Raja ketika mengingat bahwa raja adalah laki-laki yang ditolong oleh Jason. Ia masih ingat ketika Jason memperkenalkan laki-laki itu padanya sebagai pengawal raja yang terluka ternyata merupakan seorang Raja negeri ini.

"Ampun Yang Mulia. Hamba pantas mati karena tidak mengenali wajah Yang Mulia saat tinggal di kediaman tuan Jason." Masyarakat warga desa yang selamat pun ikut bersujud dan meminta ampun.

"Sudahlah. Itu bukan salah kalian. Aku memang sengaja menutupi identitasku yang sebenarnya."

"Bangunlah Harry dan pertemukan aku dengan keluarga Tuan Jason." Perkataan sang raja membuat Harry gugup untuk menyampaikan jawabannya.

"Maaf Yang Mulia. Tuan Jason telah meninggal terbunuh ketika kami menemukannya." jawab Harry dengan gemetar.

Raut sang Raja langsung berubah.
"Apa?!"

"Beliau terkena panah berapi ketika kejadian penyerangan." Jawab Harry dengan pandangan menerawang. Kericuhan dan ketakutan di malam itu masih bisa ia rasakan. Ia bersedih karena banyak warga, termasuk Jason yang tidak lain adalah sahabatnya pun ikut terbunuh.

"Lalu bagaimana dengan anak perempuannya?" Tanya sang raja. Ia menunggu jawaban sang Kepala Desa dengan harap-harap cemas. Ia meneguk ludahnya kasar, mencoba menghilangkan kegugupannya.

BRIANNA: The King's LoverWhere stories live. Discover now