Chapter 7

171 16 3
                                    

"APA??!!" Tubuh Ibu Suri luruh ke lantai ketika mendengar kabar jika putra semata wayangnya meninggal dunia.

"Yang Mulia" ujar Anya, kepala dayang yang melayani Ibu Suri. Ia beringsut mendekati Ibu Suri yang terduduk lemah.

"Tidak. Itu tidak benar. Putraku pasti masih hidup. Aku yakin dia masih hidup." Jerit Ibu Suri. Tangannya memukul dadanya yang terasa sesak. Melihat sang majikan seperti itu, membuat Anya meneteskan air mata.

"Aku ibunya, Anya. Hiks.. Dia tidak mungkin mendahuluiku. Hiks hiks Putraku sudah berjanji hiks untuk selalu menjagaku dan melindungiku... Dia hiks dia tidak mungkin meninggalkanku seperti ini. Hiks hiks hiks... Ethan, Putrakuuu." Ujar Ibu Suri ditengah isakannya. Ia mulai meraung, menyebut nama sang anak. Kedua tangannya mencengkram erat baju yang ia kenakan.

"Kuatkan dirimu Yang Mulia." Ujar Anya mencoba menguatkan Ibu Suri. Sejujurnya, Anya pun merasa rapuh mendengar kabar tersebut. Hatinya pun ikut hancur. Bayang-bayang bagaimana saat ia merawat sang raja ketika masih bayi membuat dadanya semakin sesak. Ia masih tidak percaya jika sang raja begitu cepat meninggalkan dunia.

"Aku tidak percaya. Hiks aku tidak akan percaya sampai aku melihat secara langsung." Ibu Suri bangkit berdiri. Tubuhnya sedikit oleng namun segera bisa ia kuasai. Ia mengusap air mata yang jatuh di pipinya dengan kasar. Kemudian, berjalan keluar dari kediamannya.

"Yang Mulia. Anda mau kemana?" Tanya Anya panik melihat junjungannya berjalan dengan terburu-buru. Ia langsung bangkit berdiri dan mengikuti langkah lebar Ibu Suri.

Langkah Ibu Suri melambat ketika berada di halaman ruang duka. Ia menatap pintu ruangan dengan tatapan berkaca-kaca. Para penjaga yang sudah mengenakan pakaian hitam berkabung menunduk, memberi hormat. Pintu terbuka, menampilkan Adam Barnett dan istrinya Clarissa Barnett.

"Kakak ipar." Panggil Clarissa sambil berjalan menghampiri. Clarissa Barnett memiliki nama kecil Clarissa Laszlo, merupakan anak dari Bastian Dion Laszlo, raja Cordelia ke-5, dan merupakan bibi dari raja Ethan.

Ketika mereka telah berdiri berhadapan, Clarissa menarik Ibu Suri ke dalam pelukannya.

"Aku turut berdukacita. Aku yakin kamu bisa melewati masa ini, Kakak." Ujar Clarissa sambil mengelus punggung Ibu Suri.

"Putraku masih hidup." Perkataan sang Ibu Suri membuat Clarissa melepaskan pelukannya. Ia menatap Kakak iparnya dengan sorot kesedihan.

"Kakak, sadarlah. Yang Mulia Raja telah wafat." Ujar Clarissa sambil memegang bahu Ibu Suri. Adam Barnett berjalan menghampiri sang istri dan Ibu Suri

"Tidak. Anakku belum meninggal. Kalian tidak berhak menyimpulkan seperti itu hanya gara-gara kalian menemukan potongan kain." Balas Ibu Suri dengan melemparkan tatapan tajam.

Ia menatap Adam Barnett dan berkata, "Aku memintamu untuk menemukan Yang Mulia Raja bukan untuk menemukan potongan kain miliknya. Berani sekali Anda membuat berita jika Yang Mulia Raja telah wafat." Ujar Ibu Suri dengan nada tinggi. Matanya memerah memancarkan kemarahan.

"Ampun Yang Mulia. Saya memohon ampun karena gagal menemukan jasad Yang Mulia Raja." Jawa Adam dengan kepala tertunduk.

"Berdasarkan potongan kain yang berlumuran darah dan belum ditemukannya Yang Mulia Raja dalam rentang waktu 1 bulan, kami, para menteri dan pejabat pemerintahan, sepakat menyatakan Yang Mulia Raja telah wafat." Lanjut Adam. Ibu Suri mengepalkan kedua tangannya mendengar hal tersebut.

"Kakak, kuatkan dirimu." Ujar Clarissa sambil menarik Ibu Suri ke dalam pelukannya.

********

"Ini uangnya." Ujar pembeli terakhir yang membeli dagangannya. Dengan senang hati Brianna mengambil uang tersebut dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.

BRIANNA: The King's LoverWhere stories live. Discover now