Chapter 9

216 14 5
                                    

Sebelum penangkapan....

Laki-laki berbaju perang menghampiri sang raja yang berada di dalam tenda persembunyian. Sang raja yang tengah berpakaian pun membalikkan tubuhnya ketika mendengar suara langkah kaki mendekat.

Rupanya kepala penyelidik kerajaan, Aland Stuart, yang menghampiri raja Ethan. Aland menunduk hormat kemudian berkata.
"Yang Mulia seluruh pasukan sudah siap." Ujar Aland.

"Baiklah. Aku akan keluar." Ujar sang raja. Ia melanjutkan kegiatan berpakaiannya, memakai jubah besi untuk melindungi tubuhnya dari benda tajam. Setelah siap, tangan kanannya mengambil pedang yang berada di pojok kamarnya. Ia berjalan keluar tenda dengan diikuti oleh Aland di belakangnya.

Di luar tenda semua pasukan kepercayaannya telah berkumpul. Mereka memberi hormat pada sang raja.
"Hormat kami Yang Mulia" balas mereka bersama-sama. Suara mereka menggema, memecah keheningan malam.

"Malam ini kita akan kembali ke istana dan menjalankan rencana yang telah kita susun. Kita akan menangkap dan menghancurkan para penghianat kerajaan." Ucap sang raja dengan suara lantang.

"Hidup Yang Mulia"
"Hidup"

"Hidup Cordelia"
"Hidup"

Setelah mengatakan itu, sang raja berjalan dan kemudian menaiki kuda putih. Ia memacu kudanya dan memimpin pergerakan pasukan.

Iring-iringan pasukan kerajaan Cordelia membelah hutan belantara. Cahaya obor dari setiap pasukan menerangi hutan yang gelap gulita. Perjalanan yang mereka lalui cukup memakan waktu. Tidak terasa sang raja siang menggantikan cahaya lembut purnama malam.

Pasukan berpencar menjadi 3 tim. Tim satu dipimpin oleh raja. Mereka pergi menuju terowongan rahasia yang langsung terhubung ke kediaman raja. Tim dua dipimpin oleh Aland. Mereka menyelundup ke dalam istana dengan diam-diam untuk mengepung aula istana. Sedangkan tim tiga yang dipimpin oleh Daniel Eugene, adik dari Harry Eugen. Mereka pergi ke arah Utara untuk menyelamatkan Ibu Suri.

Sang raja dan pasukannya masuk ke dalam terowongan rahasia yang lebarnya hanya cukup untuk satu orang. Ketika mereka berada di ujung terowongan, sang raja memutar batu di samping tembok. Tembok tersebut bergeser. Dari balik tembok tersebut, mereka dapat melihat cahaya.

Raja Ethan menengok ke belakang. Ia menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya, memberikan isyarat pada pasukannya agar hati-hati dan tidak menimbulkan suara.

Salah satu pasukan bernama Edrick Alston keluar terlebih dahulu untuk melihat keadaan. Ujung terowongan rahasia tersebut langsung terhubung ke tempat pemandian raja. Setelah dirasa tempat ini aman, Edrick memberikan tanda melalui gerakan matanya. Sang raja dan beberapa pasukan keluar dari dalam terowongan dengan tidak menimbulkan suara. Mereka berjalan menuju pintu kamar yang terbuka sedikit. Melalui celah pintu sang raja dapat melihat punggung Erland, sepupunya, yang sedang dibantu oleh beberapa dayang untuk berpakaian. Setelah selesai berpakaian, para dayang pergi keluar meninggalkan Erland sendirian di dalam kamar. Ini adalah momen yang pas untuk menangkap Erland dengan tidak menimbulkan keributan.

Dengan gerakan seringan kapas, sang raja dapat membekuk Erland. Erland yang tidak siap mendapat serangan, langsung jatuh tersungkur. Kedua bola matanya melotot seperti akan keluar melihat sosok yang menyerangnya.

"Yang... Yang M..Mulia" ujarnya tergagap. Tubuhnya semakin bergetar ketakutan ketika sang raja mengarahkan pedang ke arah lehernya.

Sang raja menyeringai senang melihat musuhnya bergetar ketakutan.
"Tangkap penghianat ini dan ikat tubuhnya." Titah sang raja yang langsung dilaksanakan oleh prajuritnya.

BRIANNA: The King's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang