Chapter 5

1K 121 12
                                    

"Cio ".

"J'ai vu quelque chose, j'ai vu une fille au visage pâle là-bas (gue lihat sesuatu, gue lihat ada cewek berwajah pucat disana )"ucap galecia sambil menunjuk ke arah taman belakang sekolah.

"il a dit que cette fille mentait. La fille n'est pas allée du tout à l'entrepôt, mais aux toilettes des femmes. et aussi l'entrepôt est verrouillé et la clé est avec vous.( dia bilang kalau cewek yang itu berbohong, cewek itu sama sekali gak pergi ke gudang melainkan  ke kamar mandi perempuan dan juga gudang itu terkunci dan kunci nya ada sama kamu.).

Galacio nampak sangat terkejut mendengar perkataan galecia, galacio merogoh saku celananya.

"c'est vrai que la clé de l'entrepôt est avec moi,(benar kunci gudang ada sama gue ) ".

"Mereka berdua ngomong apa sih "bisik romi ke telinga eza. Mereka berdua merupakan sahabat arsen.

"Kagak tahu gue kagak paham "bisik eza.

"Kamu jangan nuduh dong arsen, aku sama sekali gak ada apa - apakan dia, bahkan aku gak ketemu sama dia dari tadi pagi "ucap liora masih menggunakan nada yang lembut.

"Lo jangan nuduh adek gue ya "marah gio.

"Halah gak usah ngeles deh, lo pikir dengan lo menyakiti bella gue akan suka sama lo nyatanya enggak lio. Justru lo akan semakin jauh untuk bisa memiliki gue "

Bukan hal biasa bagi para murid melihat pertengkaran antara liora dan arsen, keduanya sering sekali bertengkar lebih tepat nya arsen yang selalu marah - marah ke liora.

"Tapi aku sama sekali gak berbuat apa - apa ke dia, lo pasti ngarang cerita ke arsen kan iya kan ngaku lo udik "teriak liora marah.

"Dasar lo ya cewek kampung ternyata lo pakai cara kampungan lo itu untuk nuduh gue iya kan. Emang ya cewek miskin kayak lo itu gak tahu diri "hina liora.

"Cukup liora lo keterlaluan tahu gak "bentak arsen. Arsen mengangkat tangan nya dan bersiap menampar liora tapi galecia datang sambil memegang tangan arsen.

"Jangan pernah sekali - kali lo angkat tangan lo untuk memukul perempuan ingat lo di lahirkan dari seorang perempuan bagaimana kalau mama lo atau adik , kakak lo di perlakukan hal yang sama , apa lo bakal terima ?".

Galecia menurunkan tangan arsen dan melepaskan nya dengan pelan, Arsen terdiam menatap galecia.

"Dari pada pakai kekerasan mendingan dibicarakan dengan baik menyelesaikan masalah gak harus menggunakan otot tapi gunakan pikiran dan hati yang tenang.".

"Benar kayak nya lo salah nuduh orang deh "ucap cio.

"Lo bilang kalau bella di bully liora di gudang tapi waktu gue ngantar buku ke kelas nya dia ada di dalam kok. Lagian gudang sekolah gue kunci dan kunci nya ada sama gue. "Cio menunjukkan kunci gudang yang ada di tangan nya.

"Jadi sangat gak masuk akal kalau bella di bully di gudang sedangkan gudang itu terkunci. Lagian lo nuduh gini ada saksinya nya gak sih. " Arsen dan para teman nya terdiam terutama bella yang wajah nya sudah memucat.

"Cabut "ucap arsen.

Arsen dan teman nya pergi sambil membawa malu. "Hei, lo gak ngerasa bersalah apa ? Setidaknya bilang lah maaf ke liora "ucap galecia.

Arsen tetap pergi saja tanpa menghiraukan perkataan galecia, galecia di buat geleng kepala akan kelakuan arsen.

"Thank's cia ".

Galecia mengangguk, cio mengusap kepala cia dengan sayang ia memeluk adik tercinta nya, Sepertinya berbaikan dengan saudara tiri bukan hal yang buruk pikir gio.

"Gue bangga sama lo "bisik cio di telinga cia. Grecia yang tidak pernah di perlakukan seperti itu mendadak menjadi malu.

"Yang bantu lo bukan gue lio tapi dia "grecia menunjuk sosok cewek berwajah pucat itu.

"Gak usah ngadi - Ngadi deh "liora mulai ketakutan sehingga ia semakin mepet ke arah bayu dan bima.

"Ngada - ngada bego "koreksi bima.

"Gak papa kok kalau lo gak percaya  tapi yang gue bilang emang kenyataan nya".

Cio mengajak cia kembali ke kelas nya sebelum pergi cio berpesan agar galecia menunggunya.

"Lo emang beneran bisa liat hantu cia ?"tanya tara.

"Iya , sebelum nya gue gak bisa lihat mereka tapi setalah gue sadar dari koma gue bisa melihat mereka. ".

Tara mengangguk mendengarkan ia ingin berbicara sesuatu tetapi tidak jadi sepertinya saat ini bukan waktu yang tepat pikir tara .

...

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 3 menit yang lalu, galecia masih stay menunggu cio sambil memainkan handphone nya. Ia mencoba menghibur dirinya dengan cara berselfie ia terkejut saat melihat sosok pocong tertangkap di kamera nya. Galecia menoleh kebelakang jarak galecia dan pocong itu sangat dekat hanya berjarak sejengkal saja.

Tubuh galecia gemetar ia sangat terkejut melihat wajah pocong itu yang gosong dan ada beberapa belatung yang muncul keluar. Galecia mendadak mual melihat nya.

"Galecia "cio berlari menghampiri galecia ia menggendong galecia dan segera membawanya ke UKS.

Tubuh galecia semakin gemetar wajah nya juga memucat ternyata ada lagi makhluk lain yang lebih menyeramkan di UKS. Galecia memejamkan matanya takut saat ia melihat sosok itu mendekati mereka .

"Pulang "bisik galecia.

Galecio membawa galecia menuju parkiran akhirnya di sana ia bisa bernafas dengan lega. Entah kenapa tiba - tiba ia mendadak takut padahal saat ia melihat sosok anak kecil dan sosok cewek berwajah pucat itu ia biasa saja. Mungkin karena bentuk mereka yang terlalu menyeramkan pikir galecia.

"Galecia kenapa ?"tanya liora menghampiri.

"Lo sakit ?"tanya gio.

"Gue gak apa - apa kok ".

Galecia melihat seorang siswi yang di ikuti oleh sosok kuntilanak merah, aneh mengapa kuntilanak itu mengikutinya apakah anak itu berbuat salah pikirnya.

"Woi biasa aja kali lihat nya  lo suka ya sama tuh cowok "tuding liora sambil tersenyum menggoda.

"Enggak ih mana ada gue suka sama dia ".

"Halah ngaku aja deh lo "goda liora. Galecia menatap liora dengan datar.

Galecio menyuruh cia untuk naik ke motornya mereka pergi meninggalkan liora dan gio yang mengumpat. Liora sangat kesal entah kenapa sepertinya galecio senang sekali membuat nya emosi.

Sesampainya di rumah liora terus berteriak marah ke cio namun sang empu hanya diam saja tanpa berniat membalas. Galecia dan gio hanya memperhatikan saja tanpa berniat menyudahi amarah liora.

Nafas liora menggebu - gebu sambil menatap tajam ke arah cio, Cio menguap ia menatap liora dengan datar tanpa berkata apa - apa cio meninggalkan liora sendiri.

"Cio sialan "teriak liora.

Di dalam kamar Cio sudah merebahkan dirinya ia sangat mengantuk dan sangat kelelahan. Cio melirik jam tangan nya ia akan berangkat menuju kantor almarhum ayah nya sekarang.

Cio sudah mengambil alih perusahaan di bantu orang kepercayaan ayah nya dulu, sebuah perusahaan yang beroperasi di bidang perhiasan. Ia masih mengingat pesan ayah nya dulu untuk menjaga galecia.

Ketika galecia kecelakaan Cio lah yang  paling terpuruk ia merasa tidak becus menjaga galecia. Setiap hari ia selalu berkunjung ke rumah sakit sambil membawa bunga untuk galecia.

Cio segera bergegas mengganti pakaian nya menjadi pakaian formal, siang ini ia akan membahas masalah kontrak dengan perusahaan lain. Cio keluar dari kamarnya sambil membawa beberapa dokumen di tangan nya.

Transmigrasi GreciaWhere stories live. Discover now