♡# 0.6

220 26 5
                                    

"are you serious?, it's really 'boyfriend' not 'girlfriend'!?" Tanya Jeno dengan wajah kagetnya.

Jika itu 'girlfriend' mungkin saja itu seperti antara mereka masing-masing yang menyanyikan lagu untuk pacar mereka namun secara bersama-sama seperti 'double date', tapi jika itu 'boyfriend'?

Mark juga kaget, ia juga baru tahu tentang temanya karena dari kemarin ia tidak memperhatikan proposal lomba itu dengan baik.

Sadar dari keterkejutannya, Mark baru terpikir sesuatu. 'loh?, Kalau anak-anak (anggota club musik) udah tau, Kenapa mereka nyuruh gue jadi partner sama Jeno!?' pikirnya bingung.

Begitupun dengan Jeno, ia baru menyadari bahwa sepertinya ini adalah ulah Eric yang sengaja bersekongkol dengan para anggota club musik karena tahu bahwa ia menyukai kak Mark sejak lama.

Mark membaca proposal lomba itu lagi dengan seksama, dia tidak salah, di situ benar-benar tertulis kata 'boyfriend'.

"That's right, it's 'boyfriend' not 'girlfriend'" jawab Mark atas pertanyaan Jeno tadi, ia memberikan ponselnya kepada Jeno agar pemuda itu bisa melihatnya sendiri jikalau tidak percaya dengan dirinya.

Jeno melihat ponsel Mark dan membaca proposal lombanya dengan serius dan teliti, takut-takut ia salah membaca atau ada informasi lain yang belum terbaca sehingga bisa saja menimbulkan salah paham.

Jeno mengusap wajahnya kasar, dia benar-benar bingung saat ini. Ya, dia senang bisa menjadi partner Mark apalagi dengan tema yang seperti itu, namun disisi lain justru ia takut Mark tak akan menyukainya.

"Kak, kalau gitu temanya sih jelas gua ga bisa, coba Lo ajak siapa gitu cewe yang bisa jadi partner Lo, atau nanti gua cariin deh" ucap Jeno.

Mark ingin menolak, namun tiba-tiba ia tersadar, Kenapa dirinya menolak untuk dicarikan partner wanita?, Kenapa rasanya ia sedikit sedih dan kecewa saat mengetahui bahwa Jeno tidak bisa menjadi partner nya?

Mark akhirnya memilih untuk diam tanpa menjawab, ia sendiri juga bingung dengan perasaannya yang tiba-tiba menjadi seperti ini.

Mark menundukkan kepalanya, lebih memilih melihat ke arah bawah daripada menanggapi ucapan Jeno.

•♪

"Kenapa Lo mukanya gaenak banget begitu?" Tanya Ryujin, sepupu yang sudah seperti saudara kandung bagi Mark. Dirinya sedang asyik menonton TV dan duduk di sofa juga ditemani oleh Snack yang berada di pangkuannya. Jangan bilang-bilang ya kalau itu punya Mark, Tadi dia mengambilnya tanpa izin di lemari dapur.

Mark menggeleng pelan, tidak berniat menjawab pertanyaan Ryujin dan lebih memilih duduk di sofa yang sama dengan gadis itu.

Ryujin yang tadinya ingin mengejek pun mengurungkan niatnya, merasa kasihan pada Mark lalu mendekatinya.

"Cerita aja, gabakal gue ejek kok, siapa tau bisa ngurangin beban Lo kak" mendengar itu, Mark langsung menoleh kaget ke arah Ryujin.

"Tadi Lo manggil gue 'kak'?, Tumben banget, Lo ga lagi kerasukan sesuatu kan?" Ucap Mark heran, biasanya Ryujin akan sangat ogah untuk memanggilnya dengan sebutan 'kak' karena memang mereka lahir di tahun yang sama.

"Gue serius nih, Lo beneran gamau cerita apa-apa ke gue gitu?, Ga bakal gue cepuin kok ke om dan Tante" balas Ryujin dengan muka julid nya, niat ingin menghibur sepupunya yang sedang sedih malah jadi merasa kesal.

Mark kembali menundukkan kepalanya membuat Ryujin kesal dan hampir saja memukul pria itu jika kesabarannya sudah benar-benar habis.

"Gue ngajuin diri untuk jadi perwakilan club dan sekolah untuk ikut lomba musik, anak-anak Club nyaranin gue buat ngajak salah satu dekel cowok jadi partner gue padahal tuh anak bukan anggota Club dan akhirnya gue turutin tuh kemauan mereka"

Music is Love • NoMarkWhere stories live. Discover now