♡# 1.4

261 36 2
                                    

Mark benar-benar menghampiri rumah Jeno untuk menyelesaikan semuanya, ia ingin meminta maaf pada Jeno juga penjelasan tentang kejadian yang sebenarnya.

Dengan berbekalkan rasa percaya diri atau lebih tepatnya nekat, juga dengan buah tangan yang di bawanya Mark pun tiba di depan pintu gerbang rumah Jeno.

Mark jadi bimbang apakah dia harus masuk ke dalam atau tidak, ia takut Jeno akan menolak kehadirannya mengingat pria itu juga menjauhinya.

Setelah mengumpulkan sedikit keberanian di dalam dirinya, Mark pun memutuskan untuk menekan bel dan menunggu seseorang membukakan pintu untuknya.

"Siapa–, loh Mark!?" Kaget seorang wanita yang terlihat sudah cukup berumur namun wajahnya tetap awet muda.

"Eh, Tante!?" Kaget Mark juga saat melihat wanita tua itu yang langsung memeluknya.

"Ya ampun, Tante kangen banget tau, kamu sih ga pernah main ke rumah" ucapnya setelah memeluk Mark.

"Hehe, maaf Tan, sibuk" balas Mark tak enak.

"Heleh, tumben main kesini bukan ke rumahnya Yeonjun, Ada apa?" Tanyanya.

"Mau ketemu Jeno, dia ada di rumah gak?" Tanya Mark setelah menyampaikan alasan dan tujuannya.

"Wah, Tante gatau kalau kamu kenal Jeno, yaudah yuk masuk!" Ajaknya pada Mark. Mereka berdua pun berjalan bersama memasuki rumah, Mark tak lupa memberikan buah tangan yang dibawanya.

"Tan, ini ada sedikit bingkisan buat tante" ucap Mark menyerahkan sesuatu yang ia bawa dan di terima dengan baik.

"Makasih banyak loh ya, kalau kamu mau ketemu Jeno langsung ke kamarnya aja di lantai 2 di depan pintunya ada nama dia kok" ucapnya yang di angguki oleh Mark. Pria itu pun langsung bergegas mengikuti arahan yang di berikan tadi.

Mark naik ke lantai 2 menggunakan tangga yang sudah terlihat sejak Mark masuk tadi, setelahnya ia mencari pintu seperti yang disebutkan tadi.

Tak butuh waktu lama, Mark langsung bisa menemukannya, pintu kayu sederhana dengan papan nama 'Jeno' yang tergantung di depan pintu.

"Loh, kok kebuka?" Saat ingin mengetuk, Mark melihat bahwa pintu itu tidak sepenuhnya tertutup jadi ia memutuskan untuk membukanya pelan-pelan saja.

Belum sempat membuka pintu sepenuhnya, Mark sudah bisa melihat Jeno yang sedang duduk di pinggiran kasur bersama dengan gitar kesayangannya dan memainkan sebuah lagu.

I just wanna live in this moment forever

'Cause I'm afraid that living couldn't get any better

Started giving up on the word "forever"

Until you gave up heaven, so we could be together

Suara tampan Jeno menyapa Indra pendengaran Mark. Di tambah, Jeno yang tidak memakai pakaian atasnya membuat tubuh atletis yang indah itu terpampang jelas di mata Mark.

You're my angel

Angel baby, angel

You're my angel, baby

Baby, you're my angel

Angel baby

Mark terdiam dan membeku, suara Jeno yang tampan itu dengan tidak sopan mengobrak-abrik hatinya begitu saja tanpa ada perlawanan maupun pertahanan apapun.

Sial bagi Mark, sepertinya Jeno menyadari akan kehadiran seseorang di depan pintu kamarnya, dengan segera ia menaruh gitarnya dan bangkit menuju pintu kamarnya.

Music is Love • NoMarkWhere stories live. Discover now