6 - Ciuman Magnet

46.7K 2.7K 84
                                    

Happy reading✨

***

“Anak perawan hari libur begini jam delapan belum bangun,” gerutu Mama Luna.

Luna menggeliat saat merasakan tabokan di pantatnya—ulah jahil Mamanya sejak dulu untuk membangunkannya.

“Udah nggak perawan, Ma ...” gumam Luna yang masih terpejam, keceplosan bicara begitu.

“APA?!”

Teriakan dari Sang Mama membuat Luna membuka matanya lebar-lebar. Teringat apa yang baru saja diucapkan, ia langsung beranjak duduk sembari menyengir.

“E-eh, aku ngomong apa sih, Ma? Nggak nyadar, kayaknya salah ngomong,” ujar Luna sambil merapikan rambut berantakannya usai bangun tidur.

Mama Luna mengangguk dengan tampang lega, ia pikir Luna serius. “Bakal Mama gantung kamu di pohon toge kalau itu beneran kejadian!” ancamnya.

Luna mengangguk-angguk dengan raut takut.

“Cepet mandi lalu sarapan!” suruh Mama Luna, kemudian berjalan keluar dari kamar sang anak.

Luna menghela napas lega usai Mamanya pergi. Sebelum ke kamar mandi, ia meraih ponselnya lebih dulu lalu membalas banyaknya chat yang masuk.

Luna tampak kaget saat melihat chat masuk dari Cakra. Pagi-pagi sekali saat jam lima tadi, kira-kira ada apa?

Luna membukanya lalu membacanya. Ternyata Cakra mengajaknya keluar di Sabtu pagi ini, katanya sekalian dalam rangka pendekatan lagi. Luna pun mengiakan ajakan itu.

“Semoga kali ini jantung gue aman,” gumam Luna.

Luna ingat beberapa hari yang lalu saat Cakra mengantarnya pulang, pria itu tiba-tiba memeluknya lalu mengelus rambutnya, ia benar-benar menjadi patung.

Dari hari Senin sampai Jumat tanpa bolong, Cakra mengajaknya pergi ke berbagai tempat masih dengan ajang pendekatannya. Di hari libur Sabtu ini juga ternyata diajak lagi.

Selesai mandi dan sarapan, Luna kembali ke kamar dan hendak berganti pakaian untuk kemudian menunggu Cakra di luar rumah.

Namun, baru saja Luna memilih baju, ada panggilan masuk dari Cakra. Ia pun mengangkatnya.

“Halo, Pak?” sapa Luna.

“Saya udah di depan rumah kamu, Lun. Kalau saya tunggu di dalam rumahmu boleh?”

Pertanyaan itu sontak membuat Luna terbelalak. Gawat! Ada orang tuanya di ruang tengah, nanti pasti ketahuan kalau Cakra menunggu di dalam rumah, bagaimana kalau Cakra ditanya macam-macam?!

“S-sebentar, Pak! Saya keluar!” ujar Luna.

Luna memutus panggilan lalu meletakkan ponsel ke atas nakas. Ia berjalan cepat keluar rumah lalu menutup pintu. Ia tampak kaget saat melihat Cakra sedang berjalan menuju ke arahnya di teras rumah.

Luna mematung di tempat sampai akhirnya Cakra berdiri di hadapannya.

Luna mengerjap, mendadak terpana dengan Cakra. Biasanya pria itu pergi dengannya usai mengajar dan masih mengenakan kemeja panjang, tetapi kali ini mengenakan kaus pendek yang membuat Luna salah fokus.

Bagaimana tidak salah fokus? Otot lengan Cakra ternyata besar! Membuat tangan Luna gatal ingin menyentuhnya.

“Lun?” panggil Cakra.

“E-eh, iya, Pak?” sahut Luna.

“Kenapa lihatin saya sampai segitunya? Ada yang salah?” tanya Cakra, khawatir penampilannya aneh.

The Hot Lecturer Wants Me (TAMAT)Where stories live. Discover now