23 - Gila Karenamu

28.7K 2.1K 76
                                    

Happy reading! Vote and comment-nya guys😍✨

***

Cakra masih diam, sedangkan Rudi kembali berbicara.

Rudi menatap Cakra dengan kening berkerut. Ia sudah bicara panjang lebar sejak tadi, dan baru berhenti di detik ini, tetapi Cakra tak memberikan tanggapan sama sekali.

Sejak tadi Cakra hanya terus diam, Rudi tak tahu apa yang sedang Cakra pikirkan.

"Gue pergi sekarang. Makasih tadi udah mau denger cerita gue," pamit Cakra lalu beranjak dari duduknya.

"Jangan lupa yang tadi gue omongin. Lo udah suka sama Luna," ujar Rudi.

Cakra hanya menanggapi dengan senyum singkat, kemudian berjalan pergi dari sana.

Suka? Cakra tidak paham dengan perasaannya sendiri. Namun, ia yakin satu hal, saat Rudi berkata bahwa sakit hatinya adalah bentuk kecemburuan, ia setuju. Ia cemburu melihat Luna bersama cowok lain, dan ia tak akan membiarkan itu terjadi lagi.

Di sisi lain, Luna mengobrol ria bersama Edgar, lelaki yang tadi menjemputnya. Edgar adalah teman Luna semasa SMP yang dulu pernah menyukai Luna, semacam cinta monyet yang perasaan itu sekarang sudah menghilang.

Luna meminta bantuan Edgar berdasarkan saran dari Siska. Untungnya Edgar setuju untuk membantu, walaupun Luna harus minta izin lebih dulu kepada pacar Edgar.

"Thanks bantuannya, Gar. Entar gue beliin batagor lima ribu," kata Luna.

"Anjir, dikit amat?" protes Edgar.

"Banyak itu woi! Dulu jaman kita SMP, gue beliin lo permen lima ratusan udah seneng kan?" tanya Luna.

"Iya sih," jawab Edgar.

Suasana berangsur hening, mereka sebenarnya cukup canggung karena lumayan lama tak bertemu.

Mereka tidak berkuliah di kampus yang sama dan sempat kehilangan kontak, kemudian kembali dipertemukan oleh Siska yang ternyata mengenal Edgar sebagai anak teman Papanya.

"Btw, tadi itu Pak Cakra kan?" tanya Edgar. Ia sudah mendengar cerita lengkap dari Siska tentang hubungan Luna dan dosennya yang bernama Cakra.

"Iya," angguk Luna.

"Gila, ganteng sih orangnya. Heran gue, laki seganteng itu kok mau sama lo yang—"

"Yang apa?!" pekik Luna dengan galak. "Lo lanjutin kalimatnya! Gue geprek bibir lo!"

"Yang ... cantik, haha!" tawa Edgar. "Luna kan selalu cantik jelita, indah, dan mempesona."

Luna mendengkus mendengarnya, Edgar terdengar seperti sedang mengejeknya. Namun, ia tak marah karena sudah paham bagaimana jika Edgar bercanda.

Mobil melaju menuju ke kampus Edgar, hendak menjemput pacar Edgar lebih dulu, kemudian rencananya mereka bertiga akan nongkrong bersama.

Tadi Edgar bisa menjemput Luna lebih dulu karena pacarnya sedang ada kumpul HIMA di kampus, dan sekarang katanya sudah selesai.

"Heh, lo pindah belakang sana," suruh Edgar sambil menatap Luna.

Luna yang tadinya duduk di sebelah Edgar lantas menurut untuk berpindah duduk di kursi belakang.

Edgar keluar dari mobil saat melihat pacarnya menunggu di depan gerbang fakultas.

Luna mengamati Edgar yang terlihat bahagia bersama pacarnya, pacar Edgar diperlakukan seperti tuan puteri, bahkan mau masuk ke dalam mobil pun dibukakan pintu.

"Silakan masuk, Ayangku," kata Edgar kepada Miska—pacarnya.

"Makasih, Bebebku," sahut Miska.

Luna yang mendengar cara Edgar dan Miska memanggil satu sama lain dibuat terbelalak. Astaga, panggilannya menggelikan.

The Hot Lecturer Wants Me (TAMAT)Where stories live. Discover now