22 - Cakra Sakit Hati

24.2K 1.9K 50
                                    

Yuhu! Pak dosen dan Mbak bulan balik lagi😍

Vomment-nya bestie, happy reading✨

***

Usaha Cakra tak membuahkan hasil, rupanya Adit kekeh tutup mulut, tidak mau memberi tahu keberadaan Luna meskipun Cakra sudah memohon berkali-kali.

Cakra pulang dengan wajah lesu. Memasuki waktu tidur, ia beranjak ke kamar Gavin lalu membuka pintu.

Cakra tidak ingin tidur sendirian malam ini, ia merasa tidak akan bisa tidur karena terus terpikirkan tentang Luna, karena itulah ia butuh Gavin di sisinya agar bisa membuat pikirannya tenang.

Senyum terulas di bibir Cakra saat melihat Gavin sedang bermain robot-robotan sambil bicara sendiri.

"Akan aku kalahkan kamu dengan jurus tendangan super! Ciat!" teriak Gavin lalu menendang robot di tangan kanannya dengan robot di tangan kirinya.

Cakra tertawa melihatnya. "Apin, Papa malam ini bobo sama kamu ya?"

"Sini, Pa," kata Gavin sambil menggeser duduknya ke pinggir, agar ada tempat untuk Papanya.

Langkah Cakra tertuju pada kasur Gavin, kemudian ia rebahan di sebelah Gavin yang sedang duduk sambil berlanjut main robot-robotan.

"Apin suka sama Mommy Luna?" tanya Cakra.

"Iya," angguk Gavin dengan cepat.

Cakra menghela napas lalu menarik tubuh Gavin, memeluk tubuh bocah itu yang berbau minyak telon.

Gavin yang merasakan pelukan Papanya dibuat heran. Bocah itu menoleh ke arah Cakra, mengapa Papanya tiba-tiba begini?

"Papa kenapa?" tanya Gavin.

Cakra tak menjawab, ia lantas mengajak Gavin untuk tidur dan menyudahi kegiatan main robot-robotannya.

"Ayo tidur. Mimpi indah, Sayang," kata Cakra lalu mengecup puncak kepala Gavin.

"Mimpi indah juga, Papa," balas Gavin lalu mencium pipi Cakra.

***

Di sisi lain, sepulang kuliah, Siska langsung ke kamarnya. Ia melihat Luna yang sedang rebahan sambil mendengarkan lagu galau, mata Luna tampak bekaca-kaca.

"Heh!" seru Siska lalu menabok pantat Luna.

"Ih, mesum!" kaget Luna sambil mengusap pantatnya.

"Parah lo bolos kuliah! Kalau bokap nyokap lo tau, entar lo habis!" ujar Siska.

"Diem lo! Gue lagi sakit hati tau," kata Luna dengan mata berkaca-kaca.

Siska beranjak duduk di tepi kasur lalu menatap bestienya itu.

"Lo sebenernya kenapa sih? Cerita sama gue dong, ini gue udah kepo maksimal," ujar Siska.

Sejak kemarin, Luna masih belum mau bercerita kepada Siska, dan Siska benar-benar gemas sampai rasa keponya sudah di ujung tanduk.

"Sebenernya ... gue ..." Luna terdiam sejenak, bingung hendak mulai bercerita dari mana.

"Terusin ... jangan berhenti!" ujar Siska dengan tak sabar.

"Lo inget sama duda yang pernah gue ceritain?" tanya Luna.

Siska mengangguk-angguk. "Apa duda itu yang bikin lo begini?" tanyanya.

"Hm," sahut Luna. "Duda yang gue maksud lagi deketin gue itu ... Pak Cakra."

Luna menatap Siska, penasaran dengan respon sahabatnya itu. Ternyata Siska hanya diam saja sambil mengerjap lucu.

The Hot Lecturer Wants Me (TAMAT)Where stories live. Discover now