24 - Suka!

26.1K 1.8K 85
                                    

Happy 100k views🥳

Happy reading! Vomment-nya😘✨

***

Tubuh bagian atas Luna polos tanpa sehelai benang pun. Saat ini, Cakra sedang asyik menyusu pada salah satu buah dada Luna. 

Soal Edgar? Lelaki itu sudah pergi sejak tadi, saat Luna masih berpakaian lengkap.

Luna mendesah sambil meremas rambut Cakra. Pria itu menyedot puncak bukit kembarnya, benar-benar seperti bayi yang sedang menyusu.

Aktivitas mesum itu terhenti saat tiba-tiba terdengar dering dari ponsel yang memekakkan telinga.

Cakra dan Luna seketika tersadarkan, lebih tepatnya Luna dulu yang tersadar. Luna langsung mendorong kepala Cakra lalu memutar tubuh dengan wajah memerah malu.

Cakra berdehem gugup, kemudian mengambil ponselnya yang berbunyi. Ada panggilan masuk dari Gavin, sepertinya anak itu menantinya pulang.

Luna sibuk memakai bra dan kemejanya dengan tangan gemetar. Ia tak menyangka kalau tubuh bagian atasnya sudah polos. Gila! Tadi setan mesum benar-benar merasukinya.

"Iya, Papa udah lagi di jalan, ini mau pulang."

Sesekali Luna melirik ke arah Cakra yang sedang berbicara di telepon. Hanya mendengar ucapan Cakra membuatnya dapat menarik kesimpulan kalau Cakra sedang bertelepon dengan Gavin.

"Oke, entar Papa beliin."

Lagi, Luna melirik Cakra. Setelah Cakra selesai bertelepon dengan Gavin, Luna buru-buru membuang pandangan ke luar jendela mobil.

Cakra menatap Luna dengan lekat. Ia terdiam sejenak sambil memikirkan hendak bicara apa setelah kejadian mesum barusan.

"Lun ... maaf soal yang tadi. Saya—"

"Anterin saya pulang," ujar Luna, memotong ucapan Cakra.

"Oke," angguk Cakra dengan senang hati. Ia mengulas senyum hanya karena Luna meminta diantar pulang.

Mobil mulai melaju, memasuki jalan raya. Luna masih enggan menatap Cakra.

Namun, saat memasuki lampu merah dan mobil berhenti, Luna mulai menatap Cakra. Ada sesuatu yang ingin ia ucapkan.

"Pak Cakra harus tahu, saya masih marah sama Pak Cakra," ujar Luna.

Cakra menoleh, kini ia bertatapan dengan Luna. Saat melihat sorot mata Luna yang tajam, sekarang ia sadar kalau Luna pasti masih menyimpan kemarahan padanya.

"Maaf." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Cakra.

Luna mendengkus, ia tak lagi bicara saat Cakra berlanjut melajukan mobil ketika lampu lalu lintas berubah hijau.

Hanya ada keheningan sampai mereka tiba di depan gerbang rumah Luna. Sebelum keluar dari mobil Cakra, Luna menghadap pria itu, ada lagi yang ingin ia bicarakan.

"Saya mau ngomong jujur sama Pak Cakra," ujar Luna.

Cakra menoleh, kini ia dan Luna saling bertatapan.

"Saya nggak mau nikah tanpa didasari rasa suka. Seenggaknya, minimal saya mau pasangan saya punya perasaan suka ke saya. Bukan cuma mau badan saya, atau cuma biar saya bisa ngasuh anaknya," tegas Luna.

Cakra terdiam kaku, merasa tertampar dengan omongan Luna.

"Apa mungkin Pak Cakra selama ini cuma suka badan saya? Cuma mau having sex lebih sering sama saya?" tanya Luna sambil menatap Cakra dengan tajam, berusaha mengenyahkan perasaan sesak di dadanya.

The Hot Lecturer Wants Me (TAMAT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora