34 - Orang Baik (POV Luna)

19.3K 1.4K 21
                                    

Ini belum ending ya, say. Karena gue pernah bikin POV Cakra, jadi sekarang bikin POV Luna😗

Happy reading! Vommentnya💋

***

POV Luna.

Rasanya badanku remuk. Gila! Digempur dua ronde tadi malam. Saat aku membuka mata dan menatap jam dinding, ternyata sudah pukul setengah lima pagi.

Aku menunduk, merasakan pelukan Mas Cakra mengerat pada perutku yang polos, aku masih belum mengenakan pakaian.

Aku memutar tubuh agar menghadap Mas Cakra sepenuhnya. Kulihat dia juga sudah bangun, kini dia menatapku dengan senyum lembutnya, tangannya terulur lalu merapikan surai panjangku.

Wajah Mas Cakra menunjukkan kalau dia lelah, tetapi aku dapat menangkap raut kepuasan di sana. Ya, siapa yang tidak puas setelah diberi jatah dua ronde?

Tanganku terulur lalu mengelus wajah Mas Cakra. Aku suka memandang wajahnya yang mampu membuatku tenang.

“Masih pagi, ayo tidur lagi, Mas.”

“Kamu harus pulang sekarang, Lun.”

Aku menggeleng lalu merapatkan tubuh padanya.

“Capek, ngantuk. Kayaknya aku mau tidur lagi beberapa jam.”

Kurasakan Mas Cakra mengelus punggung polosku.

“Entar keluargamu bisa curiga kalau tahu kamu nggak ada di rumah.”

Mendengar itu, aku langsung menjauh dari Mas Cakra lalu beranjak duduk.

“Benar juga.”

Aku buru-buru beranjak dari atas kasur untuk memakai pakaian. Dapat kulihat Mas Cakra tak melepaskan pandangannya dariku, sorot matanya menajam dan aku paham maksud tatapannya itu.

“Aku pulang duluan, ya. Dadah!” lambaiku lalu memberikan kecupan singkat pada pipinya.

“Aku antar sampai depan.”

Aku mengangguk, menunggu Mas Cakra memakai pakaiannya lalu kami berjalan bersama keluar dari restoran ini.

Mas Cakra menggenggam tanganku hingga kami tiba di luar. Udara pagi ini terasa dingin, aku pun merapatkan tubuh pada Mas Cakra yang langsung mendekapku.

Aku memutuskan untuk memesan ojek online, sepertinya lebih baik naik motor agar bisa mengebut dan tiba lebih cepat. Aku harap nanti saat tiba di rumah, orang tuaku dan Adit masih tidur.

Saat ojek online pesananku datang, aku kembali berpelukan dengan Mas Cakra sembari berpamitan.

“Hati-hati di jalan. Maaf nggak bisa nganter kamu.”

Aku mengangguk lalu melambai padanya.

Beberapa menit setelahnya, saat tiba di rumah kulihat ruang tamu masih gelap, gorden belum dibuka. Itu artinya keluargaku belum bangun. Aku buru-buru menuju ke jendela kamar lalu masuk lewat sana.

Aku rebahan di atas kasur. Tak sampai setengah jam, pintu kamar digedor oleh Adit.

“Kak Luna! Bangun!”

“Masih ngantuk! Entar satu jam lagi!”

Untungnya, Adit tak ngotot menyuruhku bangun, dia berhenti membuat suara berisik pada pintu kamarku.

Setelah tertidur selama satu jam, aku terpaksa bangun karena merasa lapar.

Hari ini aku memutuskan akan main ke rumah Siska, setelah itu berangkat ke kampus bersamanya.

The Hot Lecturer Wants Me (TAMAT)Where stories live. Discover now