CHAPTER 5

976 143 3
                                    

STRAWBERRY MILK BACK!

HAPPY READING 📖

Pelakor itu ibarat jaring-jaring makanan pada ekosistem yang dapat menyerat hubunganku dengamu, sehingga hasilnya adalah pengurai dalam artian sisa atau putus.

━━━━━━━━━━━━━━━

CHAPTER 5: JEALOUS

Tin tin

Suara klakson memekakkan telinga Caca. Gadis itu mengerinyit tak suka, melirik sinis motor sport yang berhenti di hadapannya.

"Ah, shibal. Nggak tau orang lagi gegana apa," geram Caca.

Gegana: Gelisah, Galau, Merana.

"Caca ngapain masih disini? Sia-sia dong Kepsek memperkerjakan bujang sekolah," ucap seseorang dari balik helm full face nya.

Caca menukik tajam. "Enak aja!" bantahnya. "Kamu siapa, sih? Coba buka helm nya, siapa tau ganteng."

Orang itu terkekeh geli. Tangannya terangkat untuk membuka helm yang menutupi wajah tampannya.

"Kirain siapa tadi." Caca menghembuskan nafas. Menyadari cowok didepannya ternyata adalah Mars, kakak Venus.

"Kamu sendiri ngapain disini?" tanya Caca balik.

Mars mendudukkan tubuhnya di samping Caca. Kemudian mengedikkan bahu tak acuh. "Dihukum, suruh bersihin taman belakang karena ketiduran di jam pelajaran tadi."

Caca menggeleng ikut prihatin. "Yang sabar ya, ini ujian."

Mars mendengus. "Ayo balik, gue anter, keburu hujan makin deras."

Mars bangkit, mengeluarkan jaket dari dalam tasnya. "Pakai." Menyodorkan jaket tersebut sembari berkata, "Bocah kayak lo kalau kena hujan pasti rewel."

Caca menghentakkan kakinya kesal, tak urung meraih jaket Mars. "Enak aja kalau ngomong, Caca kuat tau."

Mars menunduk, salfok pada cincin di jari Caca saat gadis itu mengambil jaketnya. Bukan urusan gue, batinnya tak acuh.

Kemudian, laki-laki itu melepas jaket yang melekat ditubuhnya. FYI, Mars selalu membawa lebih dari satu jaket saat sekolah. Sebenarnya ia melakukan itu karena adiknya, Venus. Tapi, karena kasihan melihat Caca, alhasil ia meminjamkan jaket itu.

Ingat, karena kasihan! Iya, kasihan, maybe.

"Eh, ngapain Mars lepas jaket?" tanya Caca heran. Jaket Mars sudah terpasang rapi ditubuh gadis itu.

Mars tidak menjawab, ia melangkah menuju motornya. Kemudian meletakkan jaket tersebut di atas jok motor.

Caca menganga tak percaya. Tunggu, Mars tidak ingin pantat Caca basah?

"Cepet naik, sebelum jaketnya ikut basah!" sentak Mars membuat lamunannya buyar.

"Sabar kali." Caca menghampirinya, lalu dengan mudah naik ke atas jok motor sport Mars.

Jangan heran, Caca sudah terbiasa mengendarai motor seperti ini saat ia masih diluar negeri, eh...

Tangan kekar Mars tergerak untuk menutup kepala Caca menggunakan tudung jaket yang digunakan gadis itu.

Lalu menaiki motornya dan mengendarainya menjauhi kawasan sekolah.

Diperjalanan, Mars melirik Caca dari spion. "Heran, zaman sekarang anak sekolah galaunya melebihi janda anak tiga," gumamnya pelan.

COUPLE GOALS : DANIEL & CACAWhere stories live. Discover now