CHAPTER 12

718 98 8
                                    

STRAWBERRY MILK BACK!!

HAPPY READING 📖

Marchantia polymorpha mungkin bisa menyembuhkan radang hati, tetapi tidak dengan luka hatiku.

━━━━━━━━━━━━━━

CHAPTER 12: HURT

Suasana disalah satu lorong rumah sakit mewah ini sangat menegangkan. Sudah terdapat banyak orang yang menunggu Dokter memberitahu kondisi Naldo dan Bricia.

Arya merangkul bahu Daniel. "Tenangin Caca."

Daniel mengalihkan perhatiannya, memperhatikan Caca yang duduk lesu menatap pintu ruang ICU.

Daniel melangkah mendekat. Alexa yang menyadari itu menggeser posisi nya, memberi ruang untuk Daniel dan Caca.

Devan mengusap pundak gadisnya. "Kamu udah makan?"

"Please, Devan, orang lagi sedih kayak gini," kesal Alexa.

"Kesehatan kamu juga penting, Sayang. Kamu belum makan, kan?" Alexa diam, tak menanggapi pertanyaan Devan.

"Caca, sholat yuk? Kita berdo'a buat Ayah sama Bunda, supaya Dokter keluar nanti bawa kabar yang menenangkan," lontar Daniel. Jari jempolnya terulur mengusap air mata yang turun melewati pipi gadisnya.

Kenzo melirik jam tangannya, Azan Maghrib sudah berkumandang beberapa saat yang lalu.

"Gue mau sholat dulu," ujar Kenzo membuat Aurel menatapnya lekat. "Ngapain ngomong sama gue?"

Kenzo terkekeh geli. "Ngasih tau doang, siapa tau lo kangen nanti."

Mereka yang beragama muslim--Kenzo, Farrel, Daniel dan Caca pergi ke Musholla rumah sakit, berharap setelah kembali nanti mendapat kabar menenangkan, seperti kata Daniel.

Sedangkan yang beragama non muslim--Devan, Rayyan, Arya, Alexa, Aurel, Lauren dan Clara menunggu di depan ruang ICU.

"Aku sama Rayyan mau ke kantin rumah sakit, beliin makanan sekalian buat mereka," izinnya pada Alexa.

"Arya, jagain," pinta Devan.

Arya membungkukkan badannya. "Siap, bos. Bakal gue jaga meskipun nyawa taruhannya."

"Lawak," ketus Rayyan.

* * * * * *

Bi Rini tiba beberapa menit sebelum Daniel dan yang lain kembali. Ia datang bersama kedua orang tua Daniel, James dan Sarah.

"Kirain Non Caca belum datang, jadi bibi nggak bawain makanan, Non."

"Gimana keadaan Naldo sama Bricia?" tanya James khawatir.

Caca menggeleng lemas. "Belum, Papi."

Sarah menarik Caca ke dalam pelukannya, mendekap erat anak sahabat sekaligus calon menantunya itu.

"Sabar ya, Sayang, orang tua kamu pasti baik-baik aja."

"Caca takut." Caca membalas pelukan Sarah. "Caca takut Ayah sama Bunda ninggalin Caca kayak Kakak."

"Ssttt, Caca nggak boleh negatif thinking, mereka kuat, do'a ya, Sayang." Sarah mengusap rambut Caca, memberi semangat pada gadis rapuh tersebut.

"Caca punya Kakak? Kok gue baru tau," bisik Clara pada Lauren.

"Jangankan lo, gue aja baru denger juga," balasnya pelan.

Cklek

Seorang dokter keluar dari ruang ICU, guratan lelah sangat nampak jelas di wajahnya. Beliau memperhatikan satu persatu orang-orang yang berkumpul di hadapannya.

COUPLE GOALS : DANIEL & CACAWhere stories live. Discover now