CHAPTER 6

1K 143 5
                                    

STRAWBERRY MILK BACK!

HAPPY READING 📖

Kalau pythagoras rumusnya a² × b² = c. Maka Pythapernikahan kita nanti rumusnya a × k = q. Aku × Kamu = qta.


━━━━━━━━━━━━━━━

CHAPTER 6: BULLYING?

Tatapan kosong adalah cara untuk tidak memperlihatkan emosi. Jika dilakukan dengan sengaja, itu merupakan salah satu strategi untuk tidak memperlihatkan niat atau pemikiran.

"Kalian, pulang?"

Langkah Caca berhenti pada undakan tangga terakhir. Menatap kedua orangtuanya di meja makan. Bricia yang sedang menyiapkan sarapan dibantu Bi Rini. Naldo menyeruput kopinya dengan tatapan fokus pada koran.

This is real!

Kedua orangtuanya, sedang beraktivitas dihadapannya. Bersamanya, dalam satu ruangan yang sama.

Perlahan, sudut bibirnya tertarik. Caca sangat bahagia pagi ini!

Bricia mendongak. "Caca." Wanita itu turut tersenyum. Berjalan mendekati Caca, lalu mendorong pundak anak gadisnya untuk duduk dikursi dekat meja makan.

"Kalian kapan pulang? Kok nggak ngabarin Caca?" Caca memajukan bibir bawahnya, pura-pura merajuk.

Naldo melipat korannya. "Semalam, tapi kamu udah tidur. Ayok, sarapan."

Bricia mengangguk setuju. "Bunda buatin makanan favorit kamu, dimakan, ya? Jarang-jarang loh Bunda kayak gini."

Tersenyum sumringah, Caca dengan lahap menyantap sarapannya.

"Kamu berangkat sekolah dengan siapa?" tanya Naldo penasaran.

"Supir."

Naldo dan Bricia saling tatap, mereka seakan berbicara lewat mata.

Naldo berdeham sejenak, sebelum berkata, "Hari ini, biar Ayah yang anterin kamu ke sekolah, boleh?" tawar Naldo hati-hati, takut sang putri menolak tawarannya.

Caca mengangguk antusias, kemudian bertepuk tangan girang. "Mau, mau banget, Ayah."

Bricia mendongak. "Hubungan kamu dengan Daniel, baik-baik aja, kan?"

"Baik, Bunda. Daniel baik sama Caca. Terlampau baik," jawab Caca tersenyum manis.

* * * * * *

"Lo Caca?"

Caca melepas airpods yang menyumpal salah satu lubang telinganya. Menatap--memperhatikan dari atas ke bawah penampilan siswi dihadapannya.

Merasa risih dengan cara Caca yang menatapnya seolah meremehkan. Siswi tersebut berdecak.

"Kenapa natap gue kayak gitu? Ngerasa tersaingi?" Membalas tatapan Caca, sang senior melipat kedua tangannya didepan dada.

Caca berdecih pelan, kemudian menarik sudut bibirnya. "Kenal?"

Sialan! batinnya kesal. Senior yang ber name-tag Sania itu menggeram marah.

Dengan tidak sopan nya, ia menunjuk wajah Caca menggunakan jari telunjuk. "Temuin gue digudang belakang sekolah, jam istirahat pertama."

Caca tersenyum manis. "Diterima."

Caca melenggang pergi, sedikit menyenggol lengan Sania saat ia melewatinya.

COUPLE GOALS : DANIEL & CACAWhere stories live. Discover now