Chapter 28 - Cemburu

1.4K 107 2
                                    

-♡♡♡-

"Maksud lo?"

Tak langsung menjawab, Alvares malah semakin menatap Mitha lekat sebelum kembali membuka suaranya.

"Waktu lo masih sekitaran umur lima tahunan, lo inget gak, sama anak kecil yang rumahnya persis disamping rumah lo dulu?" ujar Alvares serius.

Mitha semakin mengernyitkan dahinya bingung mendengar perkataan dari Alvares, sejenak mencerna kembali kata-kata yang keluar dari mulut cowok yang ada didepannya ini. Umur Mitha lima tahunan, itu artinya pada saat rumah Mitha masih dijakarta dan juga sebelum Mitha pindah ke bandung. Jadi...

"Lo Alva si anak bule itu ya?!" ujar Mitha saat sudah mengingat semuanya.

"Yes, exactly."

Ya, sekarang Mitha baru ingat bahwa lelaki tampan yang tengah duduk didepannya saat ini ialah tetangga sekaligus satu-satunya teman masa kecil Mitha. Karena memang pada saat itu, rumah-rumah yang ada di komplek perumahan Mitha masih banyak yang kosong, hanya ada beberapa rumah yang sudah ditempati itupun jarang sekali yang mempunyai anak seusianya, ditambah lagi Mitha itu sangat pemalu saat masih kecil dulu jadilah Mitha tidak mempunyai banyak teman karena terlalu sulit bergaul dengan sekitarnya.

Namun ketika rumah yang berada tepat disamping rumah Mitha yang memang sebelumnya kosong tiba-tiba saja ditempati oleh satu keluarga dengan seorang anak laki-laki yang usianya dua tahun lebih tua dari Mitha. Awalnya Mitha tidak berniat untuk sekedar berkenalan atau bahkan berteman dengan Alvares karena sifatnya yang pemalu tadi, namun karena kegigihan Alvares yang selalu menghampiri Mitha saat ia sedang bermain sendirian diteras rumah membuat Mitha akhirnya luluh dan mereka berdua pun berteman baik.

"Jadi lo beneran Alva?" tanya Mitha masih tidak percaya.

"Iya, ini gue Alva," balas Alvares yakin.

"Tapi kenapa gue gak pernah liat lo lagi semenjak gue balik lagi kesini?" tanya Mitha.

"Waktu lo pindah, saat itu gue ngerasa sedih banget, gue bahkan gak mau makan selama tiga hari berturut-turut, karena gue mikirnya kalo gak ada lo gue mau main sama siapa? Gak ada yang mau temenan sama gue karena gue terlahir dari anak bule yang bahkan bahasa Indonesia aja belom lancar. Tapi lo, lo selalu ada nemenin gue, ya walaupun kadang lo juga gak ngerti gue ngomong apa dan begitu pun sebaliknya, tapi gue tetep seneng bisa temenan sama lo. Dan begitu gue tau lo tiba-tiba pindah gitu aja, gue bener-bener ngerasa sendiri. Sampai akhirnya bokap gue mutusin buat kita balik lagi ke Jerman dan gue pun hidup disana sampai lulus kuliah," ujar Alvares panjang lebar.

"Segitu berpengaruhnya ya, gue buat lo," balas Mitha dengan wajah tengilnya.

"Sialan, tapi iya si."

Mitha tertawa lebar melihat wajah kesal Alvares, sedangkan Alvares sendiri diam-diam ikut tersenyum melihatnya.

"Gue masih gak habis pikir, kita udah dua kali ketemu, tapi kok gue gak bisa ngenalin muka lo ya?" ujar Mitha heran.

"Wajar si, lo 'kan emang pelupa banget orangnya," balas Alvares.

"Sialan lo," umpat Mitha sebal.

Tapi diam-diam Mitha juga sangat setuju dengan perkataan Alvares, karena memang secetek itu daya ingat Mitha. Bagaimana tidak jika ia sedang keluar dengan teman-temannya pun pasti ada saja barang seperti dompet atau bahkan ponsel sekalipun bisa tertinggal dimana saja, dan teman-temannya lah yang akan selalu mengingatkan Mitha. Mitha dengan kecererobohan dan juga sifat pelupanya memang tidak akan pernah bisa dipisahkan.

Couple Prik!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang