Chapter 32 - Pelarian Dan Tempat Spesial

1K 91 7
                                    

-♡♡♡-

Tubuh Mitha luruh ke lantai dengan isakan yang semakin terdengar jelas, tak lama setelah itu Bik Eti yang memang sedari tadi mendengar perdebatan majikannya segera berjalan dengan tergopoh-gopoh menghampiri Mitha.

"Non Mitha nggak papa?" Bik Eti berujar panik sembari membantu Mitha berdiri kemudian menuntunnya menuju sofa.

"Mitha nggak papa Bik, Bibik lanjut istirahat aja, Mitha mau sendiri dulu," ujar Mitha pelan.

"Tapi Non,"

Mencoba memaksakan sedikit senyumnya agar wanita paruh baya itu tak terlalu khawatir, Mitha pun kembali berujar dengan pelan, "Mitha baik-baik aja kok, Bibik lanjut istirahat aja ya."

Menghela napas sejenak kemudian tangan yang sedikit keriput itu terulur mengusap puncak kepala Mitha pelan. "Yaudah kalo gitu Bibik tinggal ya, kalo ada apa-apa panggil Bibik aja." Yang langsung mendapat anggukan dari Mitha.

Setelah kepergian Bik Eti, Mitha pun segera beranjak dari duduknya menuju salah satu laci yang ada didepan televisi, mengambil kunci mobil kemudian berjalan keluar rumah dengan kunci ditangan.

Mitha mengendarai BMW putihnya menjauhi kawasan rumah setelah berhasil kabur tanpa sepengetahuan Mang Sarip, satpam rumahnya yang sedang tertidur pulas.

---

Dan disinilah Mitha berada disebuah unit apartemen yang dulu sering Mitha kunjungi, yang juga beberapa kali Mitha menginap disini. Namun itu dulu, karena sekarang sudah tidak ada lagi alasan untuk Mitha menginap atau sekedar berkunjung kesini.

Setelah mengendarai mobil tanpa tujuan selama beberapa menit dan entah kenapa Mitha malah berakhir disini. Kembali menginjakkan kakinya setelah hampir tiga tahun Mitha tak pernah menginjakkan kakinya disini lagi.

Setelah pintu terbuka, Mitha segera memasuki apartemen tersebut dengan mata yang memindai sekitar. Tidak ada yang berubah dari tempat ini, semuanya masih sama seperti dulu. Bahkan Mitha masih bisa menghirup harum maskulin yang begitu familiar dihidungnya.

Ya, Mitha kini berada di apartemen milik Alvaro.

Mitha masuk lebih dalam menyusuri bagian apartemen tersebut, tangannya terangkat memegang handle pintu kemudian membukanya dengan pelan. Aroma maskulin lebih terasa dihidung Mitha saat ia mulai memasuki ruangan tersebut. Dulu sewaktu Mitha pertama kali berkunjung, tak ada banyak barang disini. Hanya ada kasur, lemari baju, meja belajar dan juga sofa kecil disudut ruangan. Namun seiring berjalannya waktu, ruangan yang merupakan kamar tidur Alvaro itu kini sudah dipenuh oleh barang-barang yang kebanyakan milik Mitha. Bahkan Alvaro sengaja membeli meja kecantikan yang dulunya penuh diisi oleh make up maupun skincare milik Mitha. Ya, se effort itulah Alvaro pada Mitha, hanya agar Mitha nyaman dan mau sering berkunjung ke apartemen nya.

Mitha menggelengkan kepalanya kala ingatan-ingatan masa lalunya bersama Alvaro terputar begitu saja dikepalanya. Memilih berjalan menghampiri kasur, Mitha pun segera merebahkan dirinya disana. Kasur ini masih tampak bersih dan wangi walaupun sudah lama tidak digunakan. Itu karena setiap minggunya selalu ada orang yang akan membersihkan apartemen ini secara rutin, dan orang tersebut adalah orang suruhan Mitha sendiri.

Semenjak kepergian Alvaro, apartemen ini sudah resmi menjadi milik Mitha. Tepatnya dua minggu setelah pemakaman Alvaro, Mitha berniat mengembalikan kartu akses pemberian Alvaro pada Sintya--Mama Alvaro, yang pada saat itu akan segera terbang ke New York bersama suaminya. Namun mereka berdua tidak ada yang mau menerima kartu akses tersebut dan malah menyerahkan surat kepemilikan apartemen tersebut yang sudah diubah atas nama Mitha sendiri. Awalnya Mitha menolak, namun karena bujukan dari keduanya akhirnya Mitha mau menerima dan merawat apartemen tersebut.

Couple Prik!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang