3. First Meet

165 12 0
                                    

~Don't underestimate the feelings that's starting grow. Remove it if you know that's the beginning of injury~

Sebuah Nissan Rogue berhenti di gang kecil. Dari kaca mobil, tampak Gray dengan tatapan malas memperhatikan keadaan sekitar. Kalau bukan karena niat balas dendam, sudah pasti ia tak akan membiarkan sepatu air Jordan-nya kotor berada di tempat kumuh seperti ini. Ia memang pernah ke El Monte, tetapi bukan di area sekumuh ini.

Angin berembus kencang, membuat surai brunette-nya menghalangi sedikit pandangan. Ia merogoh handphone milik Gabriel yang berhasil diambil oleh Edmund kemarin sore, dan memeriksa kontak yang ada di situ. Tujuannya adalah mengirim pesan pada Abigail.

Seperti apa caranya Gabriel mengabari kekasihnya? Ah, tidak tahu! Gray asal saja, yang penting pesan itu bisa dibaca dan dipahami.

You:
Aku ada di depan rumah, Sayang.

Ia geli sendiri membaca pesan itu.

Abigail membalas pesannya beberapa menit kemudian.

Abigail:
Benarkah? Kau masuk dulu. Aku sedang memasak.

You:

Oke.

Gadis yang sedang membaca pesan itu mengernyit. Setahunya, Gabriel tidak akan kemari, karena ia harus cepat-cepat balik ke Sheffield dan menyelesaikan tugas yang diberikan padanya.

Sementara di luar, Gray langsung membuka pintu dan memilih duduk di sebuah kursi kayu yang ada di ruang depan.

Apa yang Gabriel sukai dari gadis miskin ini? batin pria itu seraya menyeka kursi sebelum ia duduk. Perlu diketahui bahwa meskipun dirinya kejam luar biasa, ia sangat benci sesuatu yang kotor. Rumah dan seisi barang harus selalu bersih, bahkan gudang sekalipun.

Sambil menunggu Abigail, Gray bercermin sekali lagi untuk memastikan penampilannya sudah mirip seperti Gabriel. Ia berdecak sebal karena Gabriel punya selera fashion yang jauh berbeda darinya. Apa ini? Kameja Chambray dengan celana jin? Penampilan yang sangat aneh dan murahan!

"Tidak! Aku lebih tampan darinya!" sanggahnya seraya mengacak sedikit rambutnya supaya terkesan seksi. "Begini baru tampan."

Terlalu sibuk memperbaiki penampilannya, Gray sampai tidak menyadari kalau sedari tadi seorang gadis memerhatikannya penuh heran.

Tak biasanya Gabriel seperti itu ....

Gadis itu memerhatikan bagaimana pria di depan cermin itu memperbaiki penampilannya. Setelah cukup lama membiarkan pria itu di depan cermin, ia pun bersuara, "Maaf membuatmu menunggu."

Suara lembut itu membuat Gray menoleh cepat kebelakang, dan tertegun dengan pupil melebar, mendapati seorang gadis manis berdiri dengan anggun. Merasa diperhatikan tentang terlalu intens, gadis itu tersenyum malu dan mendekati Gray. "Kenapa?"

Gray tak menjawab, masih terus menatap Abigail.

"Jangan menatapku seperti itu, Gabe. Kau membuatku salah paham!""

Sesaat kemudian, Gray tersadar dari lamunannya. Iris biru lautnya bersirobok dengan iris perak gadis itu.

"Ada apa denganmu, Gabriel?"

Gray yang masih berada di antara sadar dan tidak sadar, kembali mengingat semua cerita Mary kemarin. Dari penjelasan Mary itulah, Gray bisa menggambarkan seperti apa sosok Abigail; gadis berperawakan buruk seperti jalang dan selalu melemparkan tatapan genit. Namun tak ada satupun ekspektasinya yang sesuai dengan gadis ini.

Shadow of the Wound (Completed ✔️)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora