17. The Accident

88 4 0
                                    

Pagi ini Abigail bangun lebih awal-sengaja-supaya ia tak perlu repot-repot bertemu dengan penghuni rumah.

Hari ini ia berencana ke El Monte untuk memeriksa keadaan di sana. Ia sudah sangat merindukan sekolah tempatnya mengajar, setelah hampir dua minggu tidak ke sana. Murid-muridnya pasti juga rindu padanya.

Sebelum menyiapkan diri ke sekolah, ia memeriksa bunga-bunga anggrek yang mulai mekar. Itu adalah bunga yang ia tanam bersama Edmund. Sama halnya dengan bunga-bunga itu, senyumnya turut mekar seindah mereka. Bunga-bunga itu berwarna-warni, dan yang paling ia sukai adalah yang berwarna ungu muda.


Setelah memastikan semua bunga disiram, Abigail beranjak ke dapur, dan ia sangat terkejut melihat Elizabeth ada di sana.


"Apa yang kau lakukan di sini pagi-pagi?"tanya Elizabeth.

"Aku ingin mengambil itu." Abby menunjuk ke sebuah pel lantai yang terletak di samping lemari es.

"Kalau kau mau membersihkan lantai, biar aku yang melakukannya, Abigail. Itu tugasku!"

"Tidak, Eliz. Gabriel memintaku membersihkan rumah, jadi sekarang itu juga tugasku."

"Biar aku yang bersihkan. Nanti bilang saja pada tuan kalau kau yang melakukannya."

Abigail tergelak mendengar itu. "Tidak bisa, Eliz. Aku tak berani membohonginya. Lagi pula, ini bukan tugas yang berat."

"Bukan itu maksudku-"

"Biar aku melakukannya."

Abigail tak ingin mendengar bantahan. Oleh karena itu, cepat-cepat ia mengambil pel lantai, dan bergegas meninggalkan Elizabeth.

Bagian pertama yang ia bersihkan adalah di lantai 3. Ia melakukannya dengan senang hati meskipun lelah mulai terasa. Tak bisa dipungkiri memang, karena rumah Gray teramat besar.

Dengan telaten dan sabar, ia menjangkau setiap ruangan, dan membersihkan sampai benar-benar bersih.

Ia melirik jam dinding, ternyata satu jam sudah berlalu, dan ia sudah mengepel sebagian besar ruangan. Tersisa kamar Gray dan beberapa ruang pribadi yang tak bisa sembarang orang masuk.

Yakin semua pekerjaannya sudah selesai, ia bergegas ke kamar mandi.

....

Gray baru saja bangun dari peristirahatan beberapa jamnya yang lumayan, sebab Abigail memberinya air rebusan daun pandan semalam.

Baru saja ia membuka pintu kamar untuk menuju ke dapur, ia berpapasan dengan Abigail. Dilihatnya gadis itu sudah rapi dan segar. "Mau kemana kau?"


"Aku mau ke sekolah. Mungkin aku akan pulang sore hari."


Gray berpikir sejenak, lalu menjawab, "Kau boleh pergi."

"Hm."

Gray memandang kepergian Abigail sampai menghilang dibalik pintu utama. Entah bagaimana jalan pikirannya, tiba-tiba ia melangkah cepat sampai ke garasi, dan menyalakan motor.

Shadow of the Wound (Completed ✔️)Where stories live. Discover now