4. Abandoned

130 11 0
                                    

~Because love is understanding and being understood~

Gray kembali ke rumah sambil menantikan rencana baru yang akan ia buat. Ia masuk ke ruang rahasia, yang hanya ada di kamarnya. Hanya ia dan Edmund yang tahu letak ruangan itu.

Ketika ia tiba, bau darah yang menusuk indra penciuman langsung menguar dimana-mana. Ia membuka sebuah pintu kecil dan masuk. Di sana, ia memandang puas pria yang kini terduduk lemah di lantai.

"How have you been?"

Pria itu menoleh lemah ke asal suara. Tatapannya berubah tajam penuh kebencian. "Lepaskan aku, Grayson!"

Gray terkikik geli sambil berjongkok supaya wajah mereka setara. Kini dua pria dengan rupa yang sama itu saling memandang. Mereka sama-sama kejam, tak berperasaan, dan penuh rahasia. Dua pria yang auranya mampu menghancurkan irama jantung itu, saling melempar tatapan membunuh.

"Kau tahu, Gabe? Kita memang saudara, tapi aku tak segan-segan membunuhmu! Jadi jangan coba-coba menatapku seperti itu!" Gray mencengkeram kasar dagu Gabriel, pria yang ia sekap di ruang rahasia.

"Bagaimana dengan aroma darah di ruangan ini, Gabe?"

"Kau benar-benar keterlaluan! Kau bukan manusia, Gray!" Gray menyeringai iblis, sehingga ia terlihat tampan dan mengerikan di waktu yang bersamaan. "Tak usah pura-pura baik. Kau juga sama kejamnya denganku, 'kan?" Gray sangat menikmati ekspresi kesal Gabriel. "Aku baru saja ke rumah Abigail."

Gabriel tercekat dengan mata terbelalak. Ada rasa tak percaya sekaligus takut. Ia sangat takut. "Rencana apa yang kau buat kali ini, Gray?"

"Kau terlalu berpikiran negatif padaku."

"Jangan coba-coba menyentuh Abigail!"

Gray tersenyum sinis, dan berkata, "Sejak kapan kau tau kalau jalang itu adalah putri Walter?"

"Perlu aku ingatkan kalau dia bukan jalang. Dia kekasihku, milikku!"

Gray tersenyum miring. "Aku tak percaya kau berani menyembunyikan fakta itu, Gabe. Aku benar-benar kecewa padamu yang berusaha melindungi putri seorang pembunuh hanya karena perasaan bodoh yang kau sebut cinta!"

Gabriel tahu apa yang Gray pikirkan. Gabriel tahu langkah apa yang akan Gray jalankan. "Apa yang sudah kau lakukan padanya?!"pekiknya.

"Aku hanya berpura-pura menjadi dirimu di depannya. Dan kau tahu apa? dia tak menyadari kalau itu adalah Gray, bukan Gabriel, kekasih pujaannya."

Mulut Gabriel mengatup rapat hingga terdengar giginya yang bergemeretak.

"Tak usah marah berlebihan, Gabe. Aku hanya akan berpura-pura menjadi dirimu dan bersikap baik padanya."

"Hentikan rencana busukmu, Grayson. Dia tak pantas menerima kejahatanmu!"

"Maaf aku tidak bisa berjanji soal itu. Bukankah tujuan utamaku berpura-pura menjadi dirimu, adalah untuk membalaskan kematian mom dan dad yang kau sembunyikan selama tiga tahun?"

"Silakan balaskan dendammu pada Walter, tapi jangan dekati kekasihku apapun alasanmu!"

"Aku lupa mengatakan kalau Walter bajingan itu sudah tewas. Jadi satu-satunya objek yang tepat hanyalah Abigail."

Gabriel terperanjat. "K-Kau membunuhnya?"

"Siapa lagi?"

Dua netra biru laut itu kembali bersirobok, dimana yang satunya menatap penuh kebencian, dan yang satunya lagi menatap dengan bara yang siap membakar.

Shadow of the Wound (Completed ✔️)Where stories live. Discover now