Vielen dank

23.6K 2.2K 264
                                    


.

.

.

.

.

Beberapa minggu setelah pembicaraan malam itu.

Dua manusia kini masih tertidur pulas sambil berpelukan di balik selimut tebal. Hari Sabtu, sekolah libur dan mereka berdua tidak ada rencana keluar rumah sama sekali seharian ini.

Si manis lebih dulu terbangun karena terganggu sinar matahari pagi yang menerobos sela-sela gorden. Mata nya langsung tertuju pada wajah sang suami, tampan sekaligus damai di waktu bersamaan ketika tidur.

Baru saja Haechan ingin beranjak dari kasur namun pelukan di pinggang nya mulai mengerat. Mark menggeleng kecil dengan alis berkerut dalam menghentikan istri nya pergi.

"Mau kemana?" tanya si dominan dengan suara serak, bahkan mata nya masih tertutup rapat.

"Ambil minum, Echan haus Melk" si manis menjawab lalu mengecup bibir tipis sang suami.

"Tunggu sini aku aja yang ambilin ya? sebentar ngumpulin nyawa dulu"

Haechan mengangguk. Namun 10 menit kemudian yang ada Mark malah kembali tertidur di sebelah nya. Terkekeh kecil, si manis mulai menjauh perlahan agar suami nya tidak terganggu.

Langkah kaki Haechan kini berjalan turun menuju dapur, satu tangan memegangi perut bagian bawah sedangkan tangan satu nya lagi mencengkeram pinggiran tangga. Bibir merah nya di gigit kecil, sungguh membutuhkan effort yang tidak sedikit hanya untuk menuruni beberapa anak tangga.

"Mau masak apa ya buat sarapan?" tanya si manis pada dirinya sendiri sehabis meminum segelas air mineral.

Ia membuka kulkas, memindai setiap bahan masakan yang ada di dalam benda tersebut sembari berfikir. Sebenarnya Mark sudah melarang Haechan memasak dan lain-lain, tapi si manis tidak terlalu menghiraukan perkataan sang suami. Lagipula ia memang harus banyak bergerak kan?

"Bikin sup jamur aja deh"

Memasak adalah salah satu hobi Haechan, maka dari itu ia sangat menikmati kegiatan tersebut hingga tak sadar Mark berteriak kencang dari arah lantai dua. Ia bahkan baru menyadari sang suami terbangun saat sosok itu berlari tergesa menuruni tangga dengan wajah panik.

"ECHANN DIMANAA??!"

"Kenapa Melk? kok teriak-teriakan gitu?"

"Ihh aku kira kamu ilang, kucari di lantai atas nggak ada" ucap Mark sembari berjalan cepat menuju kesayangan nya, bahkan mata dominan itu belum sempurna menyesuaikan cahaya sekitar.

"Hehe sorry Melkk, Echan haus banget"

"Enggak, aku yang minta maaf tadi malah tidur lagi"

Sampai di dapur Mark langsung mencium pipi gembul Haechan dan memeluk nya dari samping. Sungguh bangun tidur tadi ia sangat panik saat menyadari si manis tidak ada disamping nya.

"Echan kok masak sih?"

"Nggak papa lagi pengen masak sup jamur, Melk mau?"

"Mauu"

Obrolan pagi hari memang sangat menyenangkan bagi kedua orang tersebut. Mark yang khawatir sebenarnya ingin sekali membantu, tapi Haechan langsung menolak demi keselamatan bersama.

Nyaman sekali kedua nya berbincang di dapur hingga Mark mendapat telpon dari perusahaan. Si pria dominan memang mengabaikan panggilan tersebut, tapi Haechan terus berkata angkat saja.

"Kenapa?"

"Tuan Minhyung, sebelumnya saya meminta maaf jika mengganggu waktu senggang nya, tapi perusahaan saat ini sedang membutuhkan anda"

MOMMY CHAN!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang