7

2.6K 310 9
                                    


Setelah sekian lama akhirnya ibu Minghao pulang, terlihat Xiumin dan Minghao yang tengah menunggu sang ibu keluar dari bandara.

"Oh! Itu ibu" Minghao menunjuk ke arah sang ibu

"Apa perjalanannya lancar Bu?" Tanya Xiumin

"Iya, semuanya lancar"

"Ibu pasti lapar setelah perjalanan yang lama, ayo kita makan terlebih dahulu sebelum pulang" ajak Xiumin

Mobil melaju dengan kecepatan normal, Minghao duduk di kursi belakang mobil dengan sabuk pengaman yang terpasang.

"Bagaimana sekolahnya Minghao?" Tanya sang ibu

"Semuanya baik-baik saja"

"Taukah ibu, nilainya Minghao semakin membaik bahkan sekolah tidak pernah lagi mengirim surat peringatan ke rumah" ucap Xiumin membanggakan Minghao

"Kamu sudah bekerja keras.." ucap sang ibu tulus hingga membuat Minghao tersenyum senang

Xiumin mengintip Minghao dari kaca spion mobil di depannya, ia tersenyum melihat sang adik terlihat bahagia.

Brugk!


Sebuah truk dari arah depan menabrak mobil mereka, jalan raya menjadi kacau. Truk itu kehilangan kendali, bahkan setelah menabrak mobil Xiumin truk itu masih menyeret mobil Xiumin terus menerus untuk mundur.

Kesadaran Minghao kembali setelah sempat pingsan.

"Hyung...!! hyung?.. tidak..!! Ibu? Ibu!! Aaah~ tidak! Jangan seperti ini, jangan membuatku takut.." suara Minghao bergetar saat mencoba memastikan keselamatan dua orang di kursi depan.

Minghao dengan luka di dahinya keluar dari mobil dan mencoba membuka pintu mobil bagian depan, ia berusaha membuka pintu mobil yang sudah penyok itu.

"Ibu?"

Minghao mengganti posisinya, ia berjalan ke sisi pintu Xiumin dan juga berusaha membukanya dan berhasil.

Minghao menyaksikan kembali sang kakak yang berlumuran darah, bukan hanya itu bahkan kali ini ibunya pun juga dengan kondisi yang sama.

"Apa yang harus kulakukan..?!! Tolong kami! Kumohon!" Minghao mencoba meminta bantuan pada orang-orang sekitar

Semua orang hanya menonton sambil memberi tatapan bersimpati, hanya satu dua orang yang terlihat menelpon untuk mendapatkan bantuan dari rumah sakit.

Minghao terjatuh duduk di samping mobil tak memiliki harapan yang banyak, tak lama sirine mobil ambulan terdengar.

Samar ia melihat seorang pria tersenyum puas akan keadaan Minghao saat ini, Minghao sangat mengenal orang itu. Ia adalah Yoongi.

"Apa salahku kali ini?" Batin Minghao tak mampu berpikir jernih
.
.
.

5 hari berlalu, Minghao yang sempat tak masuk 4 hari kembali lagi ke sekolah hari ini. Ia bersekolah dengan wajah suram dengan plester kecil di dahi   hingga tak ada yang berani mendekatinya.

Terlihat jam menunjukkan waktu istirahat bagi para siswa

"Apa dia kembali seperti dulu lagi?" Heran seungkwan kini berdiri di pintu kelas Minghao bersama woozi dan wonwoo

"Tidak mungkin! Jika itu terjadi maka kita pasti sudah menjadi sasarannya pagi ini" bantah wonwoo

Woozi mencoba mendekati Minghao secara perlahan

"Minghao?!" Panggilan woozi tak di saut oleh Minghao

Disaat woozi mencoba mendekati Minghao, Jun dan temannya yang lain ikut datang ke kelas Minghao mengetahui mereka bertiga ada di sana.

"Ada apa?" Tanya Hoshi pada wonwoo saat melihat woozi yang ragu-ragu mendekati Minghao

"Apa dia kembali seperti dulu? Heuh! Sudah kuduga" sarkas Mingyu

"Stt..! kami juga tidak tau apa yang terjadi padanya, dia menjadi suram sejak masuk sekolah" ujar seungkwan

"Minghao?" Panggil woozi menyentuh pundaknya

Minghao menepis lemah tangan woozi

"Lihat! Sudah kubilang kalau dia bersikap baik hanya untuk perhatian kita saja" ujar Vernon menunjuk Minghao saat melihat tangan woozi ditepis

"Vernon diam!" Gertak Jun

"Minghao!" Panggil Jun tegas

"Kalian seharusnya tetap menjaga jarak!" Gumam Minghao

"Huh?" Woozi dan yang lainnya tak dapat mendengar ucapan Minghao yang kecil

"Seharusnya kalian tidak perlu baik dan tidak perlu mengatakan kalau kita bisa menjadi teman!" Marah Minghao menendang kursinya ke belakang

"Hey! Kau mau bertengkar dengan kami!" Mingyu dan juga Vernon menjadi emosi

"Aku benar-benar muak menghadapi kalian! Sampai kapan kalian akan terus membayangi kehidupanku!!" Teriak Minghao

"Minghao tenanglah" ucap woozi

"Jangan seperti ini Minghao.." ucap wonwoo menatap Minghao

"Kumohon jangan mengurusi kehidupanku! Kumohon! Tolong!!" Minghao berlutut menyatukan telapak tangannya memohon

"Kumohon.. jangan menyangkutkan diriku pada kehidupan kalian!" Minghao menangis, air matanya terasa sudah mengering tapi tetap saja ada yang keluar dari matanya.

Semuanya menjadi terkejut akan sikap Minghao, kebingungan terhadap apa yang mereka saksikan sekarang ini.

"H-hey! Jangan berlagak menangis seperti itu.. kami tidak akan terpancing lagi" ujar Mingyu terkejut

Plak!  Mingyu mendapat pukulan pada kepalanya oleh 3 tangan sekaligus, orang itu adalah wonwoo, Jun, dan juga seungkwan.

"Kumohon..." Minghao sampai bersujud di depan woozi

"Minghao bangun!" Woozi mundur disaat melihat Minghao yang bersujud di depannya

"Hey! Tidak perlu bersujud seperti itu juga!" Ujar Hoshi

"Minghao.." panggil woozi melihat Minghao tak bergerak sedikit pun

Perlahan woozi mendekati Minghao, woozi mencoba membangunkan Minghao agar tak seperti itu didepannya.

Kepalanya ia rasakan sudah sangat sakit, Minghao hanya bisa memejamkan mata untuk mencoba meredakan sakitnya.

Woozi mencoba membuat Minghao berdiri kembali namun ia tak menyadari bahwa Minghao kini telah kehilangan kesadarannya.

"Minghao!!" Ujar woozi disaat Minghao terkapar tak sadarkan diri

"Astaga! Ada apa dengannya?" Panik semuanya

"Astaga! Minghao! Minghao?!" Cemas wonwoo

Tanpa menunggu sedetikpun Jun langsung membopong tubuh Minghao menuju UKS sekolah.
Ia terlihat sangat cemas akan kondisinya Minghao, ia tak memperdulikan tatapan heran para siswa yang dilaluinya.

"Minghao.." Jun masih mencoba membangunkan Minghao di tengah jalan

"Minggir!!" Teriak seungkwan berjalan di depan Jun

To be continued...

RETURN | junhaoWhere stories live. Discover now