12

2.3K 267 2
                                    


Minghao mulai memiliki perasaan aneh di benaknya, entah mengapa rasa khawatirnya begitu amat besar.

Ia terus menatap ke arah dimana sang kakak berada, terus-menerus ia memperhatikan dan tak menoleh sedikitpun.

"Mobil itu!" Batin Minghao dikala melihat mobil hitam yang sangat familiar dengan dirinya

Di saat memastikan lampu jalan sudah berubah menjadi hijau, Xiumin pun berjalan santai melewati jalan untuk kembali ke mobil.

Saat berada tepat di tengah-tengah penyebrangan, tiba-tiba saja sebuah mobil hitam melaju dengan cepatnya menuju Xiumin.

Brugk!!

Saat melihat kakaknya baik-baik saja, Minghao tersenyum lega.

"Minghao!!!"

"Tidak! Tetaplah sadar! Siapapun tolong panggil ambulan!!" Teriak Xiumin

"Hyung... Untunglah kau baik-baik saja" ujar Minghao kemudian menutup mata kehilangan kesadarannya

"Minghao!!" Teriak sang ibu melihat anaknya yang penuh dengan darah di pangkuan Xiumin
.
.
.


Jun mematung selama beberapa detik  kaget melihat Minghao tertabrak untuk menyelamatkan kakaknya. Ia melihat Minghao yang berlari menyelamatkan kakaknya tanpa memikirkan nyawanya sendiri.

"Bawa dia ke mobil! Kita harus segera membawa Minghao ke rumah sakit!" Ujar Jun kepada Xiumin

"Siapa kamu?"

"Itu tidak penting, apa hyung mau dia mati disini?" Jun mengarahkan pandangannya ke Minghao

Dengan segera mereka membawa Minghao ke rumah sakit dengan mobil Jun.

"Biarkan dia tetap hidup! Kumohon.." Batin Jun berharap dikala Minghao mulai menghilang dari pandangan saat memasuki ruang UGD rumah sakit

"Bagaimana jika Minghao tidak kembali?? Apa yang harus ibu lakukan?..." Ujar sang ibu menangis di depan Xiumin

"Tenanglah ibu, Minghao akan selamat. Aku yakin dia itu anak yang kuat" ujar Xiumin menghibur ibunya walaupun hatinya sendiri sedang kacau tak karuan

Jun terlihat mematung di depan pintu UGD, perasaan bersalah karna tak datang tepat waktu terus datang dibenaknya.

"Jika saja aku datang tepat waktu.. pasti hal ini tidak akan terjadi padanya" batin Jun mengepalkan tangannya yang kini sedang memegang kalung yang diberikan Minghao.

Kini ia beralih menatap kalung yang ada digenggamnya, ia memiliki banyak pertanyaan namun yang bisa menjawab semuanya hanyalah Minghao.

"Cepatlah bangun.. aku punya banyak pertanyaan untukmu!" Gumam Jun

Setelah waktu yang cukup lama, akhirnya sang dokter keluar dari UGD.

"Apa kalian keluarga dari pasien?"

"Benar, aku adalah kakaknya" Xiumin dan ibunya beserta Jun yang duduk di kursi rumah sakit langsung berdiri bergegas menghampiri dokter

"Dengan berat hati saya meminta maaf pada kalian, saya dan dokter yang lain tidak bisa menyelamatkannya"

Jun berlari melewati dokter, ia masuk untuk melihat keadaan Minghao. Jika belum melihatnya sendiri maka ia tak akan percaya.

"Tidak! Tidak!!" Batin Jun saat menatap tubuh Minghao yang kini tak bernapas

"Bangunlah!! Aku tidak rela jika kamu pergi dengan cara seperti ini! Aku masih punya pertanyaan yang belum kamu jawab!!"

Jun frustasi menggoyang-goyangkan tubuh Minghao. Jun kini sampai pada titik perasaannya, ia memukul-mukul dada Minghao dengan kekuatan yang sedikit besar menggunakan telapak tangannya tak rela mengetahui Minghao yang berada di depannya itu meninggal.

"Apa maksudnya ini dokter?!! Anak saya tidak mungkin meninggalkan saya!" Marah sang ibu

"Inilah kenyataannya Bu, kami tidak bisa menyelamatkannya anak ibu" ujar sang dokter prihatin

"Coba dokter cek lagi!!" Ujar Xiumin memohon

Sang dokter menatap mereka dengan penuh simpati

Sang ibu yang tak bisa menerima berita buruk akan hidup anaknya itu langsung pingsan.

"Ibu!!"

Dengan cepat dokter bersama dua orang perawat membawa ibu Minghao agar segera ditangani.

Disaat sang ibu sudah masuk ke ruang rawat rumah sakit tiba-tiba saja Jun berlari terengah-engah datang padanya.

"Minghao!.. ha.. hfu.. ha.. Minghao!!..." Ujarnya dengan nafas berat

"Aku tau.. aku tau dia sudah pergi! Jangan mengingatkan aku lagi.." ujar Xiumin dikala mengira Jun yang datang padanya hanya untuk mengungkit keadaan Minghao

"Bukan!! Minghao bernafas! Dia bernafas kembali!!" Ujar Jun

"Apa?! Apa kau yakin!!" Tanya Xiumin tak percaya namun juga penuh harap bahwa itu benar

"Benar! Aku tak mungkin berbohong dengan keadaan seperti ini" Jun mencoba meyakinkan Xiumin

Dengan cepatnya Xiumin mencari dokter. Saat melihat dokter perawat lewat, tanpa aba-aba Xiumin langsung menarik tangannya menuju tempat Minghao

"Eh! Eh! Ada apa ini?" Heran sang perawat

"Ikut kami!" Ujar Jun ikut membawa sang perawat

Betapa terkejut dan leganya Xiumin saat melihat dada sang adik yang terlihat bergerak saat bernafas.

"Adikku masih hidup! Tolong periksa dia" ujar Xiumin memohon pada perawat itu.

"Apakah ini nyata?!" Ujar sang perawat melihat Minghao bernafas kembali, padahal dari dokter yang ia dengar bahwa pasiennya yang datang tadi itu meninggal.

"Dokter! Dokter!!" Perawat itu bergegas memanggil dokter

"Tolong bertahanlah lagi untuk kami!" Ujar Xiumin menahan tangisnya

"Tenanglah hyung, Minghao akan bangun. Dia masih ingin bersama kita, karna itulah dia bertahan dan kembali lagi" Jun menepuk bahu Xiumin memberikan semangat
.
.
.


Beberapa saat yang lalu,

"Minghao! Bangun!!"

Jun menundukkan kepalanya di atas dada Minghao, rasa penyesalan kembali menusuk hatinya. Jika saya ia datang lebih cepat mungkin hal ini takkan pernah terjadi.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku tentang kalung yang kamu berikan padaku! Kenapa aku bisa kembali ke masa lalu?!"

"Cepatlah bangun!!!" Teriak Jun menepuk dada Minghao dengan keras

Ruang hitam penuh dengan kegelapan, hanya itu yang bisa Minghao lihat dan rasakan saat ini.

"Ibu? Hyung?!! Kalian dimana? Aku takut disini sendirian..." Teriaknya dengan kencang

Dari kejauhan ia melihat samar sosok wanita tua yang menatap kearahnya dengan senyum redupnya. Sosok itu terasa semakin mendekati dirinya.

"Kamu sudah melakukannya dengan sangat baik... Sekarang kembali pada keluarga dan mereka yang kamu cintai. Ini bukan saatnya kamu untuk pergi meninggalkan mereka"

Sesaat setelah wanita tua itu selesai bicara, tiba-tiba saja cahaya yang sangat silau menyorot dirinya dari arah depan. Ia tak bisa menahan silau yang masuk di matanya.

"Heu..haa~"

Minghao sadar dengan nafasnya yang terkejut, matanya terbuka sedikit walau tak sepenuhnya sadar.

"Minghao!?"

"Ku kira.. aku... Tak akan.. melihat cahaya.. lagi" gumam Minghao disaat ia melihat cahaya masuk di matanya. Samar ia melihat sosok di sampingnya, Minghao tak bisa melihat dengan jelas wajahnya.

To be continued...

RETURN | junhaoWhere stories live. Discover now