-Pelukan-

709 133 21
                                    

Sekarang ruang inap Younghoon dipenuhi oleh teman teman Jisoo yang datang untuk membesuk Younghoon. Hana pula sudah pulang karena Jisoo ingin Mommynya itu beristirahat dirumah.

"Gila banget ya tuh cewek! Kita harus bikin perhitungan sama dia!" Kesal Jennie. Selama ini dia menjaga Younghoon seperti anaknya sendiri tapi orang asing malah menyakiti ponakannya itu?! Ck, ini tidak bisa dibiarkan!

"Setuju!" Sahut Lisa.

"Kita pikirin soal itu nanti saja. Sekarang kita fokus sama kesembuhan Younghoon" ujar Sean mengelus pundak sang istri.

"Lagian dia juga sudah ditahan polisi jadi dia pasti akan diberi hukuman" lanjut Sehun.

"Oppa tidak ada niatan untuk menikah lagi bukan?" Tanya Lisa yang tertuju kepada Jisoo.

"Tidak! Hati Oppa hanya untuk Chaeyoung" sahut Jisoo.

"Baguslah. Awas saja kalau Oppa menggantikan posisi Chaeyoung!" Timpal Jennie galak membuatkan para namja menelan ludah mereka dengan kasar.

"Kok bisa si lo menikah sama macan?" Bisik Sehun.

"Sudah bucin bro" sahut Sean ikutan berbisik namun sedetik kemudian dia sontak bungkam ketika diberi tatapan tajam oleh sang istri. Duh, sepertinya istrinya itu lagi pms.

"Dimana anak kalian? Bukannya sekarang sudah jam pulang sekolah?" Tanya Jisoo.

"Junghwan punya les si" sahut Jennie "Terus Ryujin katanya punya urusan sama Haruto" lanjutnya.

Lisa mengangguk "Haruto bilang mereka akan membawa seseorang kesini"

Dahi Jisoo mengernyit "Siapa?"

"Kalau tidak salah, namanya Rose. Haruto bilang kalau Rose memang akrab sama Younghoon si. Mereka sering ketemuan di taman" jelas Lisa.

"Apa jangan jangan Younghoon ingin Rose menjadi Mama nya?" Timpal Jennie.

"Tidak mungkin lah Jen. Bukannya Younghoon juga tidak ingin posisi Chaeyoung diganti?" Sahut Lisa.

Jennie menggedikkan bahunya dengan acuh "Terserah deh. Apa pun yang bisa bikin Younghoon bahagia, gue akan mendukung dia soalnya dulu gue pernah berjanji sama Chaeyoung kalau gue akan menyayangi Younghoon seperti anak gue sendiri"

Dia menghela nafasnya dengan kasar ketika memori masa lalu muncul dibenaknya. Tidak bisa dipungkiri kalau dia benar benar merindui sosok sahabat yang sudah dianggap seperti adeknya sendiri itu.

"Sakit?" Tanya Jennie ketika melihat Chaeyoung meringis.

"Sedikit" sahut Chaeyoung mengelus perut buncitnya itu "Dokter bilang gue bakalan melahirkan dalam waktu yang terdekat si"

Jennie ikut mengelus perut Chaeyoung "Dan nanti gue yang akan menyusul elo" ujarnya.

Chaeyoung terkekeh kecil "Kita menikah juga ditahun ya sama si bahkan sekarang kita hamil juga ditahun yang sama. Semoga nanti anak kita bisa menjadi teman"

"Pasti tuh" sahut Jennie "Ngomong ngomong, si Lisa kemana? Tumben dia tidak ingin ikut nongkrong?"

"Dia lagi ke rumah sakit si. Biasalah, check up" sahut Chaeyoung membuatkan Jennie mengangguk paham "Jen" panggil Chaeyoung.

"Apa?" Sahut Jennie

Chaeyoung tersenyum dan menggenggam tangan Jennie "Kalau sesuatu terjadi sama gue suatu hari nanti, lo harus janji sama gue kalau elo akan menyayangi anak gue seperti anak elo sendiri ya"

"Lo ngawur apaan si Chae. Anak elo itu ponakan gue jadi pasti gue sayang dong. Gue janji akan menyayangi anak elo itu"

"Thanks Jen"

Tidak terasa air mata mengalir keluar dari sudut mata Jennie ketika dia mengingati memori masa lalu itu "Kenapa?" Tanya Sean mengusap air mata Jennie.

Jennie menggeleng dan menenggelamkan mukanya diceruk leher Sean "Rindu Chaeyoung" adunya

Sean tersenyum tipis. Tangannya itu mengelus punggung sang istri "Chaeyoung sudah bahagia disana kok" ujarnya.

Tok tok tok

Ceklekk

Perhatian mereka semua sontak tertuju kearah pintu ruangan yang dibuka. Terlihat Haruto dan Ryujin yang memasuki ruangan itu bersama seseorang yang tidak asing dimata mereka.

"Mwo?! Kalian juga ada disini?!" Kaget Ryujin ketika menyadari kehadiran kedua orang tuanya.

"Chaeyoung!" Teriak Jisoo menatap sosok yang datang bersama Ryujin dan Haruto itu.

"Om, ini bukan-"

Belum sempat Haruto menyelesaikan kata katanya, Jisoo menghampiri Rose dan berganjak memeluk wanita itu.

Suasana sontak menjadi hening. Mereka semua masih dibuat kaget dengan sosok Rose yang persis kelihatan seperti Chaeyoung.

"Chaeyoung-ah bogoshipo" lirih Jisoo yang masih setia memeluk Rose.

Rose yang dipeluk itu itu hanya bisa berdiam dengan kaku. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat ini. Dia beralih menatap Haruto dan Ryujin untuk meminta bantuan.

"Erm Om" panggil Haruto "Dia bukan Tante Chaeyoung" lanjutnya.

Jisoo melepaskan pelukannya itu. Dia beralih menatap Rose dengan mata berkaca kaca "K-kamu Chaeyoung bukan?"

Rose menggigit bibir bawahnya "Mianhe. Aku Rose, bukan Chaeyoung" ujarnya merasa bersalah.

Jisoo melangkah mundur. Dia mengusap wajahnya dengan kasar. Apa gara gara dia terlalu merindui Chaeyoung sehingga dia berhalu kalau sosok wanita didepannya itu persis seperti Chaeyoung.

"Apa kedatangan aku mengganggu kalian? Jika iya, aku akan pergi" ujar Rose yang sudah siap untuk berganjak keluar.

"Tunggu!" Halang Jennie. Dia bangkit dan bergegas menghampiri sosok itu "Kamu siapa? Kenapa muka kamu bisa persis seperti Chaeyoung?" Tanya nya serius.

Rose menggeleng lemah "Aku tidak tahu" sahutnya. Dia juga bingung si. Memangnya dia meminta untuk dilahirkan dengan muka yang sama seperti Chaeyoung?

"Apa Chaeyoung punya kembaran?" Timpal Sean.

"Chaeyoung membesar dipanti asuhan. Dia bahkan tidak tahu siapa keluarga kandungnya" sahut Jisoo.

"Jadi-" Lisa menggantung kalimanya. Dia berjalan menghampiri Rose dan menatap sosok itu dengan curiga "Apa jangan jangan dia saudara kembar Chaeyoung?" Tebaknya.
















  Tekan
    👇

Bulan Purnama✅Where stories live. Discover now