-Penyesalan-

797 127 8
                                    

Sejak identitas asli Rose kebongkar, Younghoon sama sekali tidak membiarkan Chaeyoung jauh darinya. Sedari tadi dia memeluk Chaeyoung yang berbaring disampingnya. Apa pun yang terjadi, dia tidak ingin sang Mama kembali meninggalkan dirinya.

"Apa kamu tidak malu huh? Kamu sudah gede. Masa tidurnya harus dipeluk sama Mama" ledek Jisoo yang ternyata cemburu. Dia juga ingin bermanja sama Chaeyoung si:")

"Biarin dong. Papa manja saja sama Tante Sana" sahut Younghoon

"Hey, kenapa Papa harus manja sama Tante Sana coba" ujar Jisoo.

"Ya kan waktu itu Papa setuju untuk nikah sama dia. Gara gara itu juga aku kecelakaan" sahut Younghoon.

"Ouh, jadi kamu setuju untuk menikah sama Sana hurm!?" Timpal Chaeyoung yang sekarang sudah menatap sang suami dengan tatapan yang tajam.

Sudah pasti Jisoo menelan ludahnya dengan kasar "Hehe tidak Chagiya. Waktu itu aku pikir Younghoon butuh sosok Mama dan Mommy juga sering memaksa aku untuk menikahi Sana jadi aku terpaksa setuju deh" jelasnya cengesan.

Chaeyoung menghela nafasnya. Dia tidak boleh sepenuhnya menyalahkan Jisoo. Lagian apa yang dikatakan oleh Jisoo itu ada benarnya kok. Younghoon memang membutuhkan sosok Mama.

"Aku mengantuk" ujar Younghoon manja.

"Ya sudah. Kamu tidur saja" ujar Chaeyoung mengelus kepala Younghoon.

"Mama janji kalau Mama tidak akan tinggalin aku lagi?"

"Iya. Mama janji"

Rasa kantuk akhirnya mula menghampiri Younghoon gara gara Chaeyoung yang terus mengelus kepalanya itu. Tidak butuh waktu yang lama, dia mula tidur dengan damainya.

Perlahan lahan Chaeyoung berganjak turun dari kasur sang anak. Dia menghampiri Jisoo yang berada disofa.

"Aku juga mau manja sama kamu" rengek Jisoo yang langsung memeluk Chaeyoung dengan erat.

"Dih, manja" ujar Chaeyoung yang sekarang sudah duduk diatas pangkuan Jisoo.

"Kamu sekarang kok makin kurus si?" Tanya Jisoo memainkan pipi gembul Chaeyoung.

"Ya bagus dong. Aku memang harus kurus"

Jisoo meletakkan dagunya dipundak sang istri "Apa kamu masih lupa sama aku?"

"Aku ingat kok kalau kamu suami aku. Tapi aku belum ingat soal awal pertemuan kita. Apa kamu ingin menceritakannya?"

"Kapan kapan saja deh. Sekalian kita honeymoon kali kedua"

Chaeyoung mencubit perut Jisoo "Dasar! Kita sudah tua Ji! Untuk apa honeymoon lagi huh?" Omelnya.

Sang suami terkekeh kecil "Siapa yang bilang kita tua huh? Kita masih muda loh. Bahkan aku sudah siap untuk anak kedua" ujarnya dengan nada yang menggoda.

"Anak kedua?" Chaeyoung mengalungkan kedua tangannya dileher Jisoo "Aku juga mau si"

Sontak mata Jisoo berbinar binar "Kamu yakin?"

Chaeyoung mengelus pipi Jisoo "Aku yakin" sahutnya "Tapi sekarang aku harus memberikan perhatian aku untuk Younghoon. Dia membutuhkan kasih sayang aku"

Jisoo mengangguk "Kamu benar. Dia memang membutuhkan waktu bersama kamu"

Dia menyatukan dahinya dengan dahi Chaeyoung membuatkan kedua duanya bisa merasakan hembusan nafas masing masing "Bogoshipo" ujar Jisoo.

"Nado" sahut Chaeyoung.

Jisoo mengelus pipi Chaeyoung. Dikecupnya pipi itu berkali kali "I miss you so much Chagiya! Selama ini aku bertahan hidup juga hanya demi Younghoon. Terima kasih karena sudah kembali"

"Terima kasih juga karena masih setia mencintai aku" ujar Chaeyoung.

Ceklekk

Bersamaan dengan itu, pintu ruangan dibuka membuatkan Chaeyoung bergegas turun dari pangkuan Jisoo.

Deg

Suasana seketika menjadi hening. Chaeyoung tidak tahu harus memberi reaksi seperti apa ketika melihat Mommy Jisoo yang juga menatapya itu.

"C-Chaeyoung?" Hana bergumam kaget.

"Mommy kaget melihat orang yang Mommy bunuh itu masih hidup?" Timpal Jisoo menatap sang Mommy dengan datar.

Nafas Hana seakan tercekat "M-maksud kamu apa Ji?"

Jisoo menarik Hana keluar dari ruangan Younghoon. Chaeyoung bergegas menyusul keduanya. Dia takut Jisoo melakukan hal yang tidak seharusnya dia lakukan.

"Aku sudah tahu semuanya Mom!" Sentak Jisoo "Kecelakaan Chaeyoung dulu gara gara Mommy! Mommy yang sudah membayar seseorang untuk membunuh istri aku!!" Marahnya.

"Tenang Ji" Chaeyoung mengelus punggung Jisoo, berharap agar suaminya itu bisa tenang.

"Gimana aku bisa tenang Chae? Gara gara Mommy, aku hampir gila! Aku sama Younghoon kehilangan kamu bahkan disaat Younghoon membesar, kamu tidak ada disamping Younghoon dan semuanya gara gara Mommy!"

"Tapi semuanya sudah berlalu Ji. Aku juga baik baik saja. Jangan seperti ini ya. Apa pun yang terjadi, Mommy tetap saja Mommy kamu" bujuk Chaeyoung.

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Mommy lihat! Menantu yang hampir mati gara gara Mommy itu malah memaafkan Mommy! Andai bukan gara gara dihalang sama Chaeyoung, aku pasti sudah membawa Mommy kekantor polisi!" Ujar Jisoo.

Hana terisak "Hiks maafin Mommy. Mommy menyesal" isaknya

Secara tiba tiba dia bersimpuh didepan Chaeyoung "Hiks Chaeyoung. Kamu menantu Mommy yang baik. Maafin Mommy sayang"

Chaeyoung bergegas ikut bersimpuh "Sudah Mom. Tidak apa apa. Jujur aku bilang kalau aku memang kecewa sama Mommy tapi aku sudah memaafkan Mommy kok"

"Hiks Mommy benar benar sosok yang kejam. Kamu berhak untuk membenci Mommy"

"Tidak Mom. Aku sudah menganggap Mommy seperti Mommy aku sendiri dan aku tidak bisa membenci Mommy"

"Hiks kamu memang wanita yang baik. Bodohnya Mommy yang tidak dapat menyadari kebaikan kamu itu. Terima kasih karena memaafkan Mommy"

Chaeyoung mengangguk "Mom, tolong berikan restu Mommy untuk aku menjadi istri kepada anak Mommy ya. Aku tidak ingin kehilangan Jisoo sama Younghoon lagi"

"Mommy merestui kamu" ujar Hana membuatkan Chaeyoung langsung memeluknya.

Hana membalas pelukan Chaeyoung tidak kalah eratnya. Sekarang dia memang benar benar merasa menyesal dan dia juga bersyukur karena Chaeyoung masih hidup. Andai Chaeyoung benar benar mati, dia pasti akan semakin menyesal.














  Tekan
    👇

Bulan Purnama✅Where stories live. Discover now