03

24 5 0
                                    

Waktu terus bergulir tanpa di sadari. Dan hari ini, agenda sekolah adalah baca doa bersama sekaligus potong tumpeng dalam rangka memperingati hari ulang tahun sekolah. Selain itu, selama seminggu kebelakang telah diadakan pekan lomba dalam rangka memperingati hari ulang tahun sekolah sekaligus hari kemerdekaan.

Lautan manusia berseragam Pramuka telah memenuhi lapangan upacara yang telah di pasang terpal sebagai alas duduk. Didepan sana, terdapat meja yang sudah berisikan tumpeng yang akan dipotong oleh kepala sekolah. Semua orang nampak bersuka cita.

Di tengah tengah kerumunan manusia itu, terdapat empat orang perempuan yang sibuk bercerita sambil menunggu acara di mulai. Ya, mereka adalah Naya, Lily, Briana, dan Oliv. Karena tempat duduk laki laki dan perempuan dipisah, jadi mereka tidak bisa bercerita bersama Tama dan Nathan.

"Duh kapan mulainya ini. Sumpah udah panas banget," keluh Oliv sambil memperhatikan sekitar. Yang lain hanya mengangguk setuju dengan perkataan Oliv.

"Bentar lagi sih kayaknya. Tuh kepala sekolah udah datang." Mereka mengikuti arah pandangan Naya dan menemukan kepala sekolah yang baru datang.

Acara di mulai dari membaca doa hingga pelepasan balon dengan jumlah sesuai dengan usia sekolah. Setelah itu, dilanjut memotong tumpeng dan pertunjukan seni. Mereka menikmati serangkaian acara walau sambil mengeluh tentang matahari yang bersinar sangat terik.

Ting!

Naya merogoh handphone-nya yang ia letakkan di saku roknya saat mendengar notifikasi pesan. Ia membuka aplikasi hijau dan membuka pesan dari Tama. 'foto apa nih yang dikirim Tama?' batin Naya bertanya tanya.

Tanpa berlama-lama, Naya membuka pesan dari Tama. Ia membulatkan matanya dengan bibir yang menyunggingkan senyum tertahan. Reflek tangan nya menepuk nepuk paha Oliv yang berada tepat di sebelahnya.

"Aduh aduh sakit. Kenapa sih?" Oliv berusaha menahan tangan Naya dan mencoba melihat isi pesan yang di baru saja di baca Naya hingga membuat temannya ini kesurupan Reog.

"Liat deh liat, ya ampun ini kan mas mas yang jadi padus kelas 12 IPS 3. Masya Allah mas cakep amat." Sontak Briana, Lily dan tentu saja Oliv melihat pesan yang dikirim oleh Tama.

Yup! Tama mengirimkan foto laki laki yang sempat membuat Naya tertarik sebelumnya secara candid. Tampak laki laki tersebut sedang menatap pertunjukan seni sambil mengernyitkan dahi karena sinar matahari yang tepat mengenai wajahnya.

"Sumpah ya, nih orang dari harian tuh selalu terlihat bersinar. Apalagi cahaya matahari selalu kena pas di mukanya. Kayaknya alam pun setuju kalau dia memang menawan." Naya terus menatap foto tersebut dengan mata berbinar-binar.

Ting!

Tama :
Tadi ada seksi dokumentasi yang foto masnya langsung. Ya, mungkin sama yang lainnya juga. Tapi aku yakin masnya kena. Coba nanti pantengin Ig OSIS.

"Masya Allah. Pesona masnya memang gak bisa ditolak," ucap Naya setelah membaca pesan dari Tama. Tiga orang temannya hanya menggeleng pelan tampak maklum.

"Oh iya. Temenku bilang dia perlu foto buat mastiin orangnya," ucap Lily setelah mengingat sesuatu. Naya hanya mengangguk sebentar sebelum teralihkan oleh notif pesan lagi.

Tama :
Kayaknya dia temennya kak Riyan deh. Tapi gak tau sih bener atau gak. Sekilas liat aja tadi. Coba kamu tanya Nando, dia kan akrab sama kak Riyan.

: Anda
Oke makasih banyak infonya 👍

Dengan segera, ia mencari kontak Nando dan mengirim foto yang baru saja di kirim Tama. Tak lupa ia juga meminta tolong agar mendapatkan namanya dan minimal Ig kelasnya. Agak ngelunjak memang nih anak.

🌸🌸🌸

Serangkaian acara sudah mereka ikuti dengan baik. Hanya tersisa penilaian lomba tumpeng dan administrasi kelas saja. Naya dan yang lainnya sedang duduk di depan kelas sambil menikmati jajanan yang mereka beli di kantin tadi. Sesekali gelak tawa terdengar dari mereka.

Ting!

Nando :
Namanya kak Bian anak kelas 12 IPS 3. Dia bukan temannya kak Riyan, tapi salah satu temennya emang ada yang mirip kak Rian. Tuh Ig kelasnya udah aku ss.

Naya tersenyum puas melihat balasan dari Nando. Temannya satu ini memang paling bisa diandalkan. Hanya perlu menyebutkan ciri-ciri pun dia sudah bisa menebak orangnya. Yah maklum, koneksi nya banyak.

"Namanya kak Bian," ucap Naya tiba tiba sambil menghadap Lily. Yang ditatap pun langsung paham maksudnya dan segera mengutak-atik handphone nya.

"Wih, langsung di bales nih." Lily langsung mendekat ke arah Lily dan menunjukkan ponsel nya. "Katanya dia lagi deket sama cewek dari 12 IPS 1."

"Hah? Seriusan? Yah baru juga mau suka," balas Naya lesu. Tak apalah, ia bisa mencari informasi lebih detail nanti.

About NayaWhere stories live. Discover now