06

17 6 0
                                    

"Gila gila gila! Buset bisa gila aku liat dia secakep dan seimut itu!" Naya menarik nafas panjang dan menghembuskan dengan kasar. Ia meraup wajahnya dengan cepat sambil berkacak pinggang.

Di sebelahnya, Lily memperhatikan dengan heran. Ia menatap Naya dengan kening berkerut. Setelahnya, ia menatap Tama yang berdiri di belakang Naya. Lily mengangkat satu alisnya yang hanya di balas gelengan oleh Tama.

"Napa sih?!" tanya Lily akhirnya dengan nada kesal. Temannya ini, baru datang sudah gaduh dengan wajah memerah.

"Gila! Aku liat mas Bian diparkiran. Sumpah dia imut banget." ucap Naya disertai rengekan pada akhir kalimatnya.

"Pfftt. Apa? Mas Bian?" Naya mengalihkan tatapannya kepada Briana yang tengah menatapnya dengan pandangan jenaka.

"Hahahaha. Serius kamu manggil dia mas Bian? Gak biasanya banget manggil orang lain 'mas'." timpal Nathan yang sedari tadi memperhatikan.

"Janji gak mas Bian? Hahaha." Ledek Lily dengan jari telunjuk yang ia gerakan ke kanan dan kiri berulangkali.

Naya memandang mereka dengan wajah julid khasnya. Bibir atasnya ia naikkan satu sisi dengan kening berkerut. Ia menunjuk mereka dengan penuh nafsu yang membara.

"Ini nih! Ini nih contoh contoh orang yang suka banget julid sama temen. Kena azab mampus." Setelah mengatakan itu, Naya menghempaskan tubuhnya ke kursi dan melepaskan tasnya.

"Widih! Pagi pagi udah rame aja. Ada apa nih?" tanya Oliv yang baru masuk kelas setelah dari ruang TU mengambil absen.

"Dih! Yang baru dateng gak diajak." tandas Naya yang terlanjur kesal. Oliv nampak cemberut dengan raut kesal.

"Apasih namanya juga baru sampe. Lagian kan tadi dari TU dulu." Baru saja Briana mau membalas, Tama sudah menyela dengan suara keras.

"Weh! Matematika gak ada gurunya. Kerjain tugas yang udah dibagi di gc kelas. Di kumpul hari ini." Desahan kesal terdengar jelas dari murid murid kelas itu.

🌸🌸🌸

Seisi kelas sedang sibuk berkutat dengan soal matematika yang di berikan oleh guru. Suara kertas yang di balik maupun disobek terdengar jelas di kelas itu. Tak jarang raungan kesal terdengar dari beberapa murid yang rasanya sudah lelah dengan angka angka dihadapannya.

Ditempatnya, Naya dan yang lainnya tengah mengerjakan soal bersama sama. Tidak tidak, maksudnya mereka mengerjakan tugasnya masing masing, hanya saja mereka mengerjakan di meja Naya dan Lily. Sekilas terlihat seperti sedang kerja kelompok, tapi mereka sungguh mengerjakan sendiri.

"Haaaaah. Selesai juga." Mereka menatap Tama yang mendesah lega sambil merentangkan tangannya ke atas. Tak lama kemudian, Naya juga meletakkan pensilnya dengan kasar.

"Alhamdulillah selesai juga. Kepala berasa mau pecah gila," keluh Naya sambil meraih botol minum nya.

"Tutor dong pren. Otak ku gak mampu," ucap Briana sambil meletakkan dagunya ke meja. Lily, Nathan dan Oliv mengangguk setuju dengan Briana.

"Astaga tinggal satu gitu kok. Sama aja caranya kayak nomor satu," balas Tama sambil menunjuk buku Briana.

Sedangkan Naya, ia membuka handphone nya dan membaca pesan yang dikirimkan oleh temannya sejak SD di grup.

Mak Bapak LDR 💅💅

Vani :
Send picture📷

Vani :
Waduh aku habis ketemu sama crush nya Naya.

Zee :
Tadi juga aku ketemu di dekat mushalla.

Zarul :
Aku malah sebelahan sama dia tadi alemong💅

: Anda
Ih! Mau juga ketemu dia. Eh tapi tadi pagi aku udah liat dia

Yah, Naya memang selalu bercerita kepada mereka tentang semua hal, termasuk tentang orang yang ia sukai. Naya meletakan handphone nya di meja dan mengumpulkan tugasnya di meja guru. Yang lainnya pun telah menyelesaikan tugasnya dan akan mengumpulkan nya.

"Eh, main ToD yuk."

———————

Apa? Mau bilang gantung gitu?
Emang! Sengaja.

Padahal gak gantung banget kok.

Btw hari ini triple up loh.

Sampai jumpa di part selanjutnya!!

About NayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang