10

8 5 0
                                    

Cieeeee yang lagi merayakan malam tahun baru.

Sengaja update buat nemenin malam tahun baru kalian.

Selamat membaca!!

Jangan lupa tinggalkan jejak ya wak!

———

Naya membuka pintu perpustakaan sambil menghela napas pelan, antara lega dan... Kecewa(?) Tunggu, untuk apa ia kecewa? Bukan kah ia juga tidak benar benar berharap 'dia' ada di sini?

"Eh, bener juga." Naya menggelengkan kepalanya pelan guna mengusir pemikiran pemikiran yang berputar di otaknya.

"Kenapa geleng geleng, Nay? Oke aja kan?" Suara Oliv sedikit membuat Naya tersentak. Benar juga, ia masih di depan perpustakaan.

'Haaaaah, kenapa jadi melamun sih? Aneh juga. Mau dia ada kek, gak ada kek, suka suka dia lah.' ucap Naya dalam hati.

"Oh, nggak papa kok. Semua oke aja." Naya mengulas senyum sambil duduk kembali ke tempat duduknya sebelumnya.

"Oh, ya. Kata Bu Mila boleh aja duduk di sini. Presentasi nya juga sesuai absen kok," ucap Naya memberitahu.

"Iya lah, kalau sesuai absen juga kamu pasti terakhir." Yah, ucapan Briana memang ada benarnya. Memang, Briana dan Naya memiliki nama depan dengan inisial Z. Nama mereka berdua pun saling berurutan di mulai dari Briana.

"Anyway, ada kak Bian di dalem?" tanya Lily dengan pandangan tak lepas dari makalah di tangan nya.

"Gak ada sih, kenapa memang?" tanya Naya heran. Lily hanya menatap Naya sekilas sebelum kembali menatap makalah nya sembari menjawab.

"Ya berarti nanti kamu liat dia masuk perpus." Naya menatap Lily heran. Darimana anak satu ini tau?

"Tau darimana?" Lily mengotak-atik handphone nya sebentar dan memperlihatkan room chat dengan seseorang.

"Maaf ya, baru inget punya kenalan di kelas sana," ucap Lily sambil cengar-cengir.

"Kamu kasih tau kenalan mu? Maksudnya orang yang suka sama kak Bian," tanya Briana penasaran. Lily kembali membalas dengan cengar-cengir membuat Naya melotot horor.

"Lily! Aaaa malu nah." Naya merengek sambil menutup wajahnya dengan makalah di tangannya.

"Aku cuma kasih tau absen akhir kelas X-B aja kok. Maaf ya," ucap Lily sambil memegang tangan Naya.

Naya masih menenggelamkan wajahnya sambil bersandar pada dinding. Sedangkan teman sekelasnya yang lain hanya terkekeh kecil.

🌸🌸🌸

"Bun, hidup berjalan seperti..." Oliv secara tiba tiba mengarahkan tangannya yang terkepal ke depan mulut Naya seolah memegang mic.

"Hah? Apa? Gak paham," balas Naya yang memang tak mengerti maksud Oliv.

"Aaa, itu loh yang trend tiktok," ucap Oliv sambil menghentakkan kakinya kesal. Ia sedang mencoba membunuh rasa bosan di depan perpustakaan ini.

Yah. Mereka masih berada di depan perpustakaan menunggu yang lain selesai presentasi. Sebenarnya mereka bisa saja pergi ke kantin atau kelas, tapi mereka lebih memilih menunggu Briana dan Oliv selesai.

Oliv melenggang pergi mencari mangsa lain yang bisa menjadi partner seru-seruan. Naya pun mengikuti Oliv dengan rasa penasaran. Oliv mendekati Anna dan kembali menyodorkan tangannya yang tergenggam.

"Bun, hidup berjalan seperti..." Anna yang paham langsung tersenyum lebar dan melanjutkan lirik lagu tersebut.

"BAJINGAN!" lanjut Anna dengan keras seolah tanpa beban. Naya yang paham pun langsung tertawa terbahak-bahak hingga terduduk lemas.

"Ih, kok saya di katain sih mbak," ucap Oliv pura pura merajuk dan berakting menangis. Melihat itu, Naya semakin terbahak-bahak hingga memukul-mukul lengan Briana yang sedang fokus membaca makalah.

"Hahaha asli, kocak banget sumpah." Yang lain pun ikut tertawa karena mendengar suara tawa Naya.

"Apasih, Nay. Selera humor mu receh banget." Walau berkata begitu, Lily mengatakan nya sambil tersenyum geli.

"Memang tuh, gitu aja ketawanya sampe brutal betul," timpal Briana sambil mengelus-elus lengannya yang dipukul oleh Naya tadi.

"Itu karena tadi aku gak konek. Mana suara Anna kenceng banget lagi seolah gak ada beban," balas Naya dengan sisa sisa tawanya.

Sesaat kemudian, bahu Naya ditepuk dengan cepat oleh Oliv. Naya menoleh ke arah Oliv dan melihat temannya tersebut sedang memberi kode.

Tak butuh waktu lama, Naya segera paham dan menoleh ke arah kantin. Di tempat duduk batu di sebelah kantin, terlihat seseorang yang familiar bagi Naya sedang berjalan bersama temannya sembari bercanda.

Seseorang tersebut tak lain dan tak bukan adalah Bian. Naya mematung melihat Bian berjalan kian dekat ke arahnya. Tentu Naya tau tujuan Bian adalah perpustakaan, bukan ia. Namun ia tetap saja merasa gugup dan sesak nafas karena berada pada jarak sedekat ini.

"Napas, Nay. Jangan di tahan gitu," bisik Oliv. Mendengar itu, Naya langsung mengambil napas dengan rakus dan mengalihkan pandangannya.


About NayaWhere stories live. Discover now