Guidebook for the Dark Duke (黑化公爵攻略手册)

Chapter 39

Ketika sang Duke melihat bahwa segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginannya, dia menjadi cemas, "Jangan khawatir, kau bisa menyerahkan masalah ini kepadaku."

Kalimat ini diucapkan dengan sangat cepat dan keras sehingga Evan ketakutan. Dia melompat dan menatap Duke Wilson dengan sedikit terkejut.

Duke Wilson juga ketakutan dengan kata-katanya sendiri dan wajahnya memerah karena malu dan dia bingung untuk sementara waktu.

Evan juga tidak tahu bagaimana menjawabnya. Setelah jeda yang lama, melihat telinga sang Duke semakin merah, dia berkata, "Apakah ini tidak akan membuatmu malu?"

Duke Wilson memblokir dadanya dengan napas. Dia tidak akan merasa malu dengan permintaan apa pun, dia melakukan itu sebelumnya tetapi dia ingin melihat Evan memohon padanya. Duke Wilson merasa sedikit canggung di hatinya, tetapi ketika Evan mengatakan ini, dia merasa lega. Lagi pula, Evan berbicara dengan nada hangat, memecah kebuntuan saat ini.

"Masalahnya sudah sampai pada titik ini, jadi aku pasti akan membantumu." Duke Wilson dengan cepat kembali ke ekspresi normalnya. Dia sangat tulus ketika mengatakan ini, terutama ketika dia mengatakan bahwa dia akan membantu. Saat dia memandang Evan, sepertinya ada semacam kecemerlangan di matanya.

Evan dengan ringan menggigit bibir bawahnya. Pria ini benar-benar menggodanya. Evan sepertinya mendengar suara serakah di dalam hatinya. Pria ini benar-benar membuatnya sulit untuk melepaskannya.

"Terima kasih banyak atas kemurahan hatimu." Evan memandang Duke Wilson dengan tatapan tulus, dengan rasa terima kasih yang jelas di matanya.

Melihat ekspresi Evan yang seperti itu, akhirnya Duke Wilson mendapat sedikit kepuasan di hatinya. Evan harus bergantung padanya, yang merupakan poin paling memuaskan bagi Duke Wilson. Meskipun dia belum pernah berpartisipasi dalam hidupnya sebelumnya, dia akan berpartisipasi di masa depan. Penting untuk berbagi suka dan duka dalam hidup Evan, yang merupakan tugas yang diberikan Duke Wilson pada dirinya sendiri.

Melihat sang Duke puas, Evan merasa lega. Dia pernah jatuh cinta sebelumnya dan dia secara alami tahu apa yang dipikirkan pria saat menghadapi orang yang disukainya. Caranya yang tepat untuk menunjukkan kelemahan dapat dianggap sebagai semacam rasa manis bagi Duke Wilson.

Keduanya terus berbicara sebentar dan kemudian pindah ke kamar karena Evan tidak bisa duduk lama.

Evan dan Duke Wilson makan siang bersama sebelum naik ke atas. Lukanya belum sembuh. Meskipun dia bisa duduk sebentar, dia tidak bisa banyak bergerak, jadi dia hanya bisa dibawa ke atas. Evan kembali ke kamarnya dan Tom menyajikan buah dan teh untuknya, tapi Evan sama sekali tidak berniat minum teh. Dengan kedatangan Ford hari ini, dia menghadapi dilema besar.

Pertama-tama, jelas dalam ingatan pemilik aslinya bahwa Evan tahu bagaimana dia memperlakukan Ford saat itu.

Saat itu hati Ford terpikat oleh pemilik aslinya karena penampilan pemilik aslinya yang lembut dan tanpa pertimbangan apapun, dia mengutarakan niatnya kepada pemilik aslinya. Namun, meskipun pemilik aslinya menyukai kesombongan, dia adalah pria yang lurus dan dia juga pria yang lurus dengan pemikiran yang sangat ketinggalan jaman. Dia sangat muak dengan cinta sesama jenis sehingga dia lari dari Ford seperti kelinci yang ketakutan dan merusak reputasi Ford dalam prosesnya.

Memikirkan hal-hal yang dilakukan pemilik aslinya, Evan bersandar di kursi dan menutupi matanya dengan punggung tangannya. Ini benar-benar hal yang buruk. Pada saat yang paling kritis, dia benar-benar bertemu dengan musuh dan posisinya dalam hal ini masih sangat rapuh. Jika dia tidak bisa menangani masalah ini dengan baik, semua usahanya selama ini akan sia-sia.

Evan menggigit bibirnya, memikirkan akhir akhir yang suram dari pemilik aslinya, dia merasa merinding. Karena dia mendambakan sang pahlawan wanita dan bertarung melawan sang Duke, dia akhirnya dibunuh oleh sang Duke yang menghitam. Meninggal dalam huru-hara dan di antara para perusuh di jalanan benar-benar bukan tempat untuk mati.