Guidebook for the Dark Duke (黑化公爵攻略手册)

Chapter 46

Ujung Tebing

•••

Melihat Ederson masuk, Duke Wilson mengerutkan kening, "Mengapa kau ada di sini? Apakah ada sesuatu?"

Ederson menoleh untuk melihat sosok Evan yang berbelok di tikungan, lalu menundukkan kepalanya dan berkata, "Ya."

Ederson tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap Duke Wilson dengan kecemerlangan aneh di matanya, "Tuan Duke, aku telah menyelidiki apa yang kau katakan tentang Pendeta Bruce."

Duke Wilson tiba-tiba bangkit dari kursinya. Berdiri, jantungnya berdetak kencang seperti genderang, dan dia menatap lurus ke arah Ederson dengan benang merah samar di matanya, "Bicaralah!"

Ederson sedikit terkejut dengan reaksi kekerasan Duke Wilson, dan tertegun untuk beberapa saat.

"Kau..." Agak sulit baginya untuk berbicara beberapa saat, "Yang ingin kuberitahukan kepadamu sebelum ini adalah bahwa Pendeta Bruce tidak secantik yang kau pikirkan."

Ederson dapat melihat bahwa penilaian Duke Wilson terhadap Pendeta Bruce sangat tinggi, tetapi menurut informasi yang baru saja dia dapatkan, pendeta itu tidak bersalah seperti yang terlihat.

Duke Wilson perlahan duduk kembali di kursinya, dan suasana hatinya berangsur-angsur menjadi tenang. Dia menyilangkan jari di bawah rahangnya, menatap Ederson dengan ekspresi dingin, dan berkata dengan suara rendah, "Silakan."

Duke Wilson tidak menganggapnya serius. Menurut pendapatnya, Pendeta Bruce tidak mungkin melakukan apa pun yang mengejutkannya.

Ederson melihat bahwa Duke tidak setuju dengan apa yang dia katakan, dan menghela nafas dalam hatinya, lalu berkata, "Tuanku, Pendeta Bruce berasal dari keluarga pengawal, ayahnya adalah pengawal yang sangat terhormat di Yorkshire, tetapi karena Pendeta Bruce adalah lahir terlambat, dia adalah putra bungsu dan tidak dapat mewarisi harta keluarga, jadi dia dikirim ke sekolah berasrama oleh ayahnya ketika dia masih sangat muda, sampai dia berusia dua belas tahun ketika dia masuk sekolah umum, dan dia juga bertemu Ford di waktu itu."

Saat dia mengatakan ini, Ederson mengangkat kepalanya dan menatap Duke Wilson. Matanya masih tenang, dan tidak ada perubahan. Ederson berbisik di dalam hatinya. Ini hanyalah pendahuluan. Hal berikutnya adalah hidangan besar. Dia ingin melihat seberapa toleran Duke Wilson terhadap Pendeta Bruce.

Ederson mengepalkan tinjunya dan berkata lagi, "Tuan Duke, jelas bukan kebetulan Ford datang ke Delanlier kali ini. Aku yakin dia datang untuk Pendeta Bruce."

Ketika dia mengatakan ini, ekspresi Duke Wilson akhirnya berfluktuasi, dia menatap lurus ke arah Ederson, dan berkata dengan dingin, "Ceritakan semua yang kau tahu." Apakah keduanya benar-benar memiliki masa lalu? Duke Wilson merasa sedikit longgar di hatinya.

Ederson tertawa dalam hati, "Tuan Duke, tahukah kau bahwa Tuan Ford adalah putra seorang Earl?"

Duke Wilson mengangguk.

Ada sedikit kebencian di mata Ederson, dan senyumnya menjadi semakin menyenangkan: "Dia adalah putra seorang Earl, dan sekarang dia telah direduksi menjadi tugas untuk gereja. Situasi ini terlalu mengejutkan, tetapi yang tidak kau ketahui adalah bahwa alasan mengapa Tuan Ford direduksi ke titik ini adalah karena skandal."

Skandal? Duke Wilson tiba-tiba berpikir ke arah yang sangat tidak menyenangkan, dan jantungnya mulai berdetak kencang.

"Skandal ... apa?" Duke Wilson bertanya dengan susah payah.

Ederson memandangi ekspresi Duke Wilson yang jelas-jelas rusak, tetapi tidak menunjukkan belas kasihan.

"Tuan Ford memiliki rumor tentang hubungan homoseksual, dan pada saat itu orang yang paling dekat dengan Tuan Ford adalah Pendeta Bruce, dan Tuan Ford dikeluarkan dari sekolah karena masalah ini, bahkan ayahnya harus memutuskan hubungan tersebut. Jika dia tidak memiliki kakek yang sangat kuat, aku khawatir dia akan benar-benar ditolak oleh ayahnya, dan Pendeta Bruce juga meninggalkan sekolah umum itu setelah kejadian ini dan pergi ke sekolah umum lain untuk belajar, Dan menurut penyelidikan mata-mataku, orang-orang yang menyebarkan rumor ini di awal adalah beberapa orang yang memiliki hubungan sangat baik dengan Pendeta Bruce..."