Bab 9 : Teddy Bear (Part 2)

38 1 0
                                    

Singkat cerita, kini semester genap telah dimulai. Catatan sekolah di semester ganjil kemarin begitu buruk untuk Gio. Bukan hanya tentang nilainya yang anjlok, kehidupan sekolahnya pun sangat menyedihkan. Selama 1 semester berjalan, Gio tak memiliki teman. Yang ada hanya perundungan di setiap harinya. Bahkan tak ada yang mau menolong. Jadi semoga saja, semester baru ini akan menjadi awal yang baik untuk Gio.

Tapi, rasanya itu mustahil.

Baru saja mengawali semester baru, Gio kini sudah dikepung oleh pentolan-pentolan kelas saat pulang. Ada sekitar 4 orang yang sedang mengepung Gio di lahan kosong belakang sekolah saat ini. Ke empat orang itu ingin mengerjai Gio. Kalau bisa, bahkan mereka ingin membuat Gio menangis. Tapi alih-alih menangis, Gio justru melempar guyon ke mereka dengan berkata, "Tahu gak barang paling murah di dunia? Itu kalian. Haha."

Mendengar ejekan dari Gio, sontak ke empat pentolan itu malah semakin bergairah untuk merundungnya. Dengan menamparnya lebih keras, menjenggut rambutnya hingga membuat Gio meringis, dan juga membenturkan beberapa kali kepala Gio ke tembok.

Dan bodoh bagi Gio, dirinya malah melawan ke empat orang itu dengan melempar guyon lagi. Dengan sedikit tertawa, Gio pun berkata, "Binatang paling jelek di dunia tahu gak? Kalian lagi. Haha."

Alhasil, tubuh Gio pun menjadi sasaran empuk bagi mereka. Bahkan mereka merundung Gio jauh lebih parah lagi. Bukan hanya sekedar memukulinya, tapi kini mereka mengambil tanah lalu memasukkannya ke dalam mulut Gio. Menutup mulut dan hidungnya rapat, hingga akhirnya Gio menelan tanah tersebut. Dan di akhir perundungan, mereka berempat mengencingi Gio bersama-sama. Gio yang telah ditinggal sendirian pun bergumam, "Tau gak cara berantem yang keren? Kencingin lawanmu. Haha."

Dan keberuntungan lagi-lagi tidak memihak kepada Gio. Tak ada satupun orang di sana yang memergoki perbuatan tercela ke empat siswa preman itu. Gio yang malang. Dengan meneteskan air mata, Gio pun mulai tertawa terbahak-bahak. Lalu ia mengambil kalung beruang di tasnya dan mulai mengajaknya bicara. Gio pun bergumam, "Sekarang harus gimana?" Tapi seperti biasa, kalung berungnya itu tak menjawab apapun.

Lalu Gio pun pulang ke rumah, dengan tampilan yang compang-camping.

Malam ini, Gio dilarang sang ayah untuk keluar dari kamar. Dengan mata nanarnya, sang ayah tadi sore menyuruh Gio untuk tetap di dalam kamar. Apa Gio dipasung karena telah membuat kesalahan? Alasannya bukan itu. Malam ini, pacar baru sang ayah akan datang ke rumah. Ia tak mau jika pacar barunya tahu kalau dirinya sudah memiliki seorang anak, apalagi anak seperti Gio. Sang ayah takut, jika pacar barunya akan hilang rasa ketika tahu latar belakangnya. Karena itulah, sang ayah mengancam Gio untuk tidak keluar kamar, sampai pacar barunya pulang nanti.

Pacar baru sang ayah pun tiba. Kini pacar baru sang ayah sudah berada di dalam rumah. Saat ini mereka sedang bersenda gurau. Membicarakan hal yang tak penting. Lalu di selingi dengan sebuah tawa keras.

Pacar barunya adalah seorang hostes. Sang ayah bertemu dengannya di sebuah kelab malam, saat ia mabuk 2 bulan yang lalu. Setelah itu, hubungan mereka mulai intens.

Meski hobinya adalah mabuk, berjudi, dan sering datang ke kelab malam, Ayah Gio sendiri sebenarnya tidak memiliki pekerjaan tetap. Kalaupun ada, sang ayah biasanya akan dipekerjakan sebagai pembersih kaca gedung pencakar langit. Gajinya memang besar, tapi statusnya itu hanyalah sebatas karyawan cadangan. Jika lagi dibutuhkan, sang ayah mendapat pekerjaan. Jika tidak, dia akan menganggur, lalu menghabiskan uang yang ia punya bersama temannya yang lain. Tapi karena kali ini ia sudah punya pacar, maka waktu dan uangnya kini ia habiskan untuk pacar barunya.

Selagi sang ayah dan pacar barunya sedang bersenda gurau, Gio sendiri masih berada di dalam kamar. Sejujurnya, Gio ingin pergi ke luar untuk menonton TV. Karena acara stand up comedy harusnya sudah dimulai sekarang. Tapi Gio tidak bisa keluar begitu saja, karena pintu kamarnya telah dikunci oleh sang ayah.

Thread HorrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang